·Chapter 22·

1.4K 209 18
                                    

Sudah dua hari [Y.N] menetap dimansion dan berbaur dengan para member Creepypasta. [Y.N] semakin tertarik dengan dunia yang jauh dari kata terang ini.

Darah, pembunuhan, kegelapan tidak ada cahaya itulah yang menggambarkan Creepypasta, tapi bagi [Y.N] 'mereka' justru lebih memahami dirinya.

Seperti pepatah favorite [Y.N] - "Hiduplah sesuka hatimu tapi jangan pernah melupakan untuk melindungi orang-orang yang berharga bagimu."

[Y.N] memilih jalannya sendiri.

Dan ia siap menanggung resikonya sendiri.

Bahkan jika itu mengantarkannya kepada kematian lebih cepat.

**

"Helen, bisakah kau menggambarku?" Nina bertanya dengan nada centilnya. Helen hanya mengangkat bahu tak acuh. Kuas yang dipegangnya mulai mendarat diatas kanvas lagi sementara Nina sudah berpose 'danger' diatas soffa.

Helen menutup mulutnya seperti menahan sesuatu.

Nina mengerutkan dahinya. Ototnya lama-lama terasa pegal jika bergaya seperti ini terus. Tidur diatas soffa dengan mata memandang Helen.

"Bodoh. Kau sedang apa?" Jeff berjalan melewati soffa - sekaligus Nina -

"Jeffy~" Nina kembali memanggil nama Jeff dengan nada teramat centil itu.

Sejujurnya, jika Nina tidak over seperti ini dari dulu, Jeff mungkin sudah menjadi tunangannya sekarang. Lol.

Nina cantik, tapi sifatnya tidak.

Omong-omong mengenai Nina, Jane akhir ini kerap sekali pulang malam hari kemansion. Bahkan, Jeff sempat menangkap Jane pulang dengan Smile dog dibelakang.

Lupakan, back to the topic Jeff sudah berjalan tidak menghiraukan panggilan Nina. Dia sedang dalam kondisi hati yang buruk.

Helen berteriak menyebut nama Virus. Virus sedang berdiri menutupi [Y.N].

Nina menolehkan kepalanya kebelakang. Member Creepypasta cantik itu langsung berubah mimik wajahnya. Just imagine it - Nina the killer with sweetdrop face.

Perempuan itu bangkit dari posisinya lalu berjalan kearah Helen ingin melihat apa yang digambar laki-laki pecinta - emoji smiley tersebut.

"APAAAA!?!" Nina langsung menusuk kanvas Helen dengan pisaunya.

Helen menghindar terlebih dahulu. Ia memegang sebuah kertas. Dan menunjukkannya pada Nina.

 Dan menunjukkannya pada Nina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nina mendengus kesal. Ia menghentakkan kakinya lalu melempar pisau kearah Helen.

"Screw you, Mr.Helen!" Nina berbisik disamping Helen lalu berjalan meninggalkannya.

Gambaran yang membuat Nina kesal tersebut perlahan melayang didepan Helen. Helen menangkapnya lalu tersenyum kedua orang diseberang sana. Madness dan [Y.N].

Berdua, tengah berdebat.

Sekarang, kau tahu bukan kenapa Jeff bad mood ?

**

[Y.N] P.O.V

"[Y.N] kau... umm..." Jeff, kau membuatku kebingungan.

Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Aku bingung saja. Jadi begini, tadi setelah aku berbicara dengan Madness, Jeff memanggilku nah.. lalu ia mengajakku kehalaman belakang mansion hanya berdua.

Dan sekarang ia selalu bergumam panjang jika ingin mengatakan sesuatu.

"JEFF!" Iseng aku membentaknya. Memang hanya meneriakkan namanya saja sih. Tapi, ia kaget.

Jeff... kau lucu.

Sepertinya ia hobi melamun. Apa aku baru tahu ya?

"Ya! maksudku apa?" Jeff memalingkan wajahnya kearah lain.

Aku tertawa kecil sembari memandang hutan yang tampak dari sini. Gelap dan menyeramkan. Tapi, lebih menyeramkan wajah mesum Ben sih HAHAHAHA.

Bunyi gesekan kemasan emm... entahlah kemasan atau apapun itu membuatku menolehkan wajah kearah Jeff.

Dia tengah membuka kemasan cookies. Jeff suka ngemil eh?

"Apa liat-liat? mau?" Jeff bertanya padaku, aku menganggukkan kepalaku.

Momma pun menyodorkanku camilan tersebut.

"[Y.N], kau nyaman dengan Madness..."

Aku mengangguk sambil mengunyah cookies.

"Kau menyukainya ya?"

Aku kembali mengangguk.

"Kau nyaman dan kau juga menyukainya. Madness memang hebat. Dulu kukira aku lebih baik darinya,"

"Dan sekarang.."

Aku mengernyitkan alis. Heii! dia kenapa? kenapa pesimis seperti itu?

Bukannya aku percaya diri atau apa.

Tapi, apa dia cemburu?

"Kau sakit Jeff? atau kenapa? kau kalah bersaing dengan Madness?" Aku bertanya.

"Aku merasa tidak baik. Sebaiknya aku kedalam."

Jeff berdiri namun bergeming membelakangiku. Aku ikutan berdiri.

"Jeff. Aku ingin memberitahu, ya, aku nyaman bersama Madness ya, aku menyukai Madness... sebagai teman. Tapi, ada seorang yang lebih kusayangi,"

Aku merasakan pipiku memanas. Oh, ayolah! aku harus menjelaskan pada Jeff aku tetap temannya!

"Namanya Jeff. Dia membuatku mera--" Perkataanku terputus akibat Jeff memelukku spontan. Aku bahkan tidak tahu kapan ia berbalik.

Perlahan aku memberanikan diri membalas pelukan Jeff. Dengan bergetar aku melingkari tanganku dibadannya. Dan kemudian aku baru sadar bahwa pelukan itu dapat menenangkan seseorang. Balasan pelukan dari orang yang kau peluk dapat membuatmu aman.

"Kurasa... aku sudah lebih baik..." Jeff berbicara pelan sekali.

Aku tersenyum kecil.

Kemudian kami baru sadar. Aku segera melepaskan pelukannya dan bergegas memasuki mansion.

Apa yang kau lakukan [Y.N] !?

**

"Ck, Helen." Helen menolehkan wajahnya pada Madness.

"Ya." Helen menjawab.

"Bukankah lebih baik jika aku melakukannya lebih cepat?"
Madness terkekeh dibalik topengnya.

"Terserah padamu." Helen memfokuskan dirinya kembali pada mayat dihadapannya.

Ia menguliti kulit tersebut. Darah darah mengalir lalu ditampung Helen didalam mangkuk kaca.

"Darahnya cukup merah, kau yakin tidak ingin menambah cat untuk gambaranmu?" Madness menaik turunkan topengnya lalu menghembuskan napas.

Helen tersenyum lalu mengangguk.

















[A/N]

Pendek ya?? huaaaaa! gomen! gomen!

Ohiya, quotes yang diatas itu aku ambil dari anime Naruto : dari Sandaime hokage, Hiruzen Sarutobi ( bener apa kaga? lupa namanya soalnya )

Dan author pengen beritahu sesuatu ...

GEDEBAK

GEDEBUK ( anggep aja bunyi gendang )

GEDEBAK

GEDEBUK

CREEPYPASTAFF[JTK,BEN, E.J X READER] BENTAR LAGI T A M A T.

Problem[JTK,BEND,E.JxREADER]✔Where stories live. Discover now