12. Bad Choise

28K 1.4K 10
                                    

DONT BE SILENT READERS
Terus VOTE n COMENT
Semakin BANYAK yg VOMENT
semakin cepat jg Next Part nya

NOTE : FOLLOW AUTHOR DULU UTK NGE BACA NEXT PART NYA

Seorang perempuan menatap ragu gedung bangunan didepannya. Dia bingung harus masuk atau mengikuti nalurinya untuk melarikan diri. Setelah menarik napas dalam-dalam dikumpulkannya tekat keberanian dan segera memantapkan kaki untuk bergerak memasuki sebuah bangunan gedung megah.

Didepan salah satu pintu terdapat seorang perempuan yang sedang berdiri dengan menatap pintu tersebut, entah karena mengagumi tiap ukiran rumit yang terpahat disana atau entah karena perihal apa yang mendarat didalam pikirannya sehingga membuat perempuan bertubuh menggoda itu berdiri begitu lama. Udara hangat berhembus keluar dari sela-sela bibir ranumnya. Sepasang bibir ranum milik perempuan itu terbuka seperti ingin berucap namun  kembali tertutup rapat di ikuti dengan hembusan napas gusar, niat perempuan itu seakan tiba-tiba menciut, baru saja dia ingin berbalik arah menuju lift, seseorang menepuk bahunya,

"Morning Miss Wesley, mari silahkan masuk."
Ternyata Mr.Artur , mau tidak mau dia mengikuti pria itu dari belakang dan segera duduk setelah dipersilahkan.
Mr.Artur mempersiapkan berkas
kontrak perjanjian kerja, sembari menunggu Alicia memperhatikan sekeliling ruangan tapi tidak menemukan keberadaan Bosnya. Rasa hangat menjalar dari bahu kanan Alicia, dia sedikit terkejut saat melihat apa yang menyentuhnya, namun keterkejutannya bertambah ketika mendengar suara yang menjadi semut-semut nakal yang sudah merusak sistem kerja otaknya beberapa hari kebelakang.
"Mencariku?"
Lebih terdengar seperti sebuah perkataan yang mengandung unsur mengejek ditelinga alicia.

pria berbahaya itu menaikan sebelah bibirnya, mengeluarkan seringaian iblis khas miliknya dan duduk dengan santai di hadapan Alicia yang sudah pasti membuat gadis itu membolakkan mata lebih memilih untuk menarik napas secara perlahan berusaha untuk tidak terusik.
Diam bukanlah merupakan suatu pilihan, tetapi merupakan tindakan terbaik yang harus diterapkannya jika berhadapan dengan pria sinting itu.

"Oke Miss Wesley, kontrak kerjanya sudah siap, silahkan tanda
tangan disini.."
Kata Artur sambil menunjukan salah satu kolom kosong yang tertera namanya.

Alicia mengambil pena yang di serahkan oleh Artur, ia mengigit bibir bawahnya, berpikir sejenak dengan tindakan yang akan dia lakukan, jika kalian memiliki sepasang mata yang mempunyai sinar leser, pastinya kalian mempunyai kekuatan untuk menembus melihat sejumlah pertanyaan yang begitu banyak, panjang dan berliku menjadi gumpalan benang kusut yang membuat penuh ruang rongga dadanya.

Lalu bagaimana dengan pertanyaan ini, apakah keputusan yang dia ambil ini benar? Maukah kalian membantu menemukan jawabnya?

Ayolah setidaknya beri sorak sorai semangat untukku,
Salah satu harapan palsu yang sudah pasti tidak didapati Alicia.

Kembali lagi dengan pertanyaan tadi 'apakah keputusan yang dia ambil ini benar?'
Tentu saja tidak! Jika dia mendatanginya, mau tidak mau , siap atau tidak siap dia akan terus bertemu dan berurusan dengan pria yang tidak pernah dia harapkan bahkan dia bayangkan bertemu dengan pria sialan yang duduk dengan manis merentangkan kedua tangan diatas sandara sofa mewah yang berada tepat dihadapannya ini, lihat saja sekarang wajah pria itu dihiasi dengan ukiran sudut bibir yang tertarik sebelah dan ada apa dengan pria ini, kenapa dia selalu tersenyum seperti itu, berusaha menakutiku atau memang menunjukan ketidak warasannya? sudah gila!

Oh Tuhan, bahkan sorak sorai penyemangat untukku pun tidak ada, setidaknya berikanlah kemudahan untuk aku berfikir
Pinta gadis itu dengan tulus

Terpampang sekelebat kenangan dimana suatu malam dia merasa bersalah dan tidak berdaya ketika melihat wajah letih mom- nya yang tertidur diatas sofa dengan masih memegang remote televisi, Alicia masih begitu ingat dengan kenangan malam bersalju itu, bahkan selimut tebal usang yang mereka miliki tidak mengurangi hawa dingin yang menembus masuk kedalam rumah mereka. Dimalam itu dia kembali disadarkan oleh kenyataan, dimalam itu pula dia bertekat mengambil keputusan untuk membuang jauh sisa-sisa ego nya yang terus berperang dalam dirinya sendiri untuk terus mempertahankan nilai-nilai harga diri sebagia manusia normal namun berubah menjadi sosok manusia yang harus menuruti perintah dan menahan cacian dikala kelalaian yang dia timbulkan saat bekerja demi kebutuhan kelangsungan kehidupan mom dan dirinya.

POSSESSIVE (MERMAID) ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang