32. Harry Wood

10.8K 624 12
                                    


REVISI... REVISI...



#Alicia Pov

Aku tidak tau lagi harus berekspresi seperti apa, peri-peri kecil dihatiku bernari-nari sambil menyandungkan irama lagu yang merdu ketika mendengar ungkapan Tuan Wood yang bilang kalau aku cantik dan menawan? aku? benarkah? Aku yakin kini pipiku pasti sudah kelewatan memerah, terima kasihku kepada Alison.

Tuan Wood sangat jauh berbeda dari awal kita berjumpa dulu, dia kelihatan jauh lebih tampan dengan setelan jas yang dia gunakan, lihatlah postur tubuhnya yang tegap dan menjulang tinggi, benar-benar terlihat seperti sosok Pangeran yang diimpikan oleh semua perempuan yang ada dimuka bumi ini, dari awal perjumpaan aku dan Tuan Wood sudah meninggalkan bekas yang menyenangkan, dia terlihat ramah dan sopan. Berbeda sekali dengan Vincent sialan brengsek itu, bahkan sangat jauh sekali, bukannya dia tidak tampan, mereka berdua sama-sama memiliki postur tubuh yang menjulang tinggi dan dikarunia wajah yang sempurna, wajah Vincent pun terlihat seperti sosok malaikat tapi ketika mengingat kembali bagaimana sikap arogan, kasar dan prilaku seenaknya sangat tidak sopannya dia membuat ketampanannya yang bak seorang malaikat berubah, prilakunya tidak menjamin mencerminkan bagaimana dengan ketampanan mulia yang ada diwajahnya, dia itu lebih mirip seperti sosok Lucifer yang seakan sedetik langsung berubah menjadi berperawakan seperti predator. Tubuhku langsung bergidik ngeri ketika mengingat kembali semua prilaku pria itu kepadaku.

"dan hei mengapa kau disini sendirian? bukankah tadi kau bersama.." suara pria yang ternyata masih didepanku menyadarku dari lamunan, tubuhku kembali bergidik ngeri ketika Tuan Wood ingin menyelesaikan kalimatnya.

Tolong jangan sebutkan nama iblis itu

"Acaranya terlalu ramai dan menyesakkan, aku ingin segera pulang" jawabku yang langsung memotong perkataannya, pikiranku kembali melayang mengenang kejadian yang sangat menghina dan menginjak harga diriku didalam tadi, tanpa ku sadari, kedua bola mataku mulai berkaca-kaca, aku tidak ingin menangis, aku tidak ingin mereka menang, aku tidak ingin terlihat rapuh, jika aku menangis berarti aku mengakui kekalahanku. Kepalaku berkedut nyeri, entah mengapa semenjak pertemuanku dengan pria gila itu membuat kehidupanku langsung berubah dengan drastis, bukan hanya kehidupanku, tetapi juga dengan sikap dan pendirianku sedikit demi sedikit ikut berubah, setiap kali berdekatan dengannya seakan menyeretku kedalam lingkaran hitam yang berbahaya, Ku tarik napasku dalam-dalam untuk menenangkan diriku,

"lalu kau,bukankah harusnya kau masih didalam sana Tuan Wood ?" kataku

"Harry , cukup Harry saja, Nona Alicia Wesley "

Mataku sukses membulat besar, apa yang dia katakan tadi? dia mengetahui namaku ? Wow, ini sedikit membingungkan, bukan , sangat membingungkan, bagaimana dia bisa mengetahui namaku ? Aku menyipitkan mataku dan memiringkan bibirku memperhatikan wajahnya sebentar berusaha mencerna dan mencari jawaban.

" Bagaimana bisa kau mengetahui namaku? " tanyaku masih dengan mata menyipit menyelidik namun dia hanya tertawa saja dan itu membuatku bingung.

" kenapa? apakah kamu keberatan jika aku mengetahui namamu? " tanyanya sambil tersenyum, aku mengkerucutkan bibirku merasa kurang puas dengan apa yang dia lontarkan. Aku tidak keberatan bahkan sama sekali tidak, tapi bukannya ini agak sedikit, mmp , aneh? Baru saja aku ingin memprotes ketika ekor mataku menangkap sosok seorang pria yang keluar dari dalam Lift, Vincent .

Vincent berjalan dengan langkahnya yang panjang dan lebar-lebar , wajahnya memerah, terlihat sekali dia sedang marah, langkah kaki lebarnya berjalan kearah kami yang disusul oleh Artur dari belakang,

Oh tidak ini berbahaya

Alarm dikepala ku langsung berbunyi, Ketika Vincent melihat kearah kami yang sedang berdiri aku langsung bersembunyi dibalik badan Tuan Wood, beruntung sekali Wood memiliki postur tubuh yang menjulang tinggi.

Apa yang harus ku lakukan? berpikir Alicia berpikir,

Ku gigit kuku tanganku dengan gemas, Ada apa lagi dengan bocah itu? apa terjadi sesuatu hal dengannya? Mataku semakin menyipit untuk melihat lagi kearahnya, Apa ekspresi wajah marahnya itu karena aku meninggalkannya? Tapi hei, dia yang terlebih dulu meninggalkan ku duduk sendirian seperti orang bodoh sedangkan dia malah sibuk dengan wanita berbaju merahnya tadi, aku langsung menghembuskan napasku dengan geram, kalau memang tujuan dia membawaku ke acara ini hanya untuk membuat wanita itu cemburu, dia sudah melakukannya bukan? Jadi buat apa dia mencariku lagi, bukankah semuanya sudah terlaksanakan dengan semestinya? dan apa yang ku lakukan, kenapa juga aku harus bersembunyi? Aku mengkerucutkan bibirku merutuki kebodohanku untuk bersembunyi, aku memiringkan kepalaku memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada didalam otakku

entahlah kataku akhirnya sambil menggeleng-gelangkan kepalaku guna memutuskan untuk berhenti memikirkannya, memikirkannya saja sudah membuatku jengkel sekali, sekarang yang jelas aku tidak ingin bertemu dengan nya dan segera pergi dari tempat ini.

Baru saja aku merutuki kebodohanku tapi tubuhku masih saja tidak bergerak lebih tepatnya tidak ingin bergerak, aku masih terus bersembunyi dan tetap mengintip dari balik bahu Tuan Wood, Vincent dan Artur sedang berdiri tak jauh dari kami untungnya dia tidak melihat kearah kami, dia sedang sibuk berdebat dan sesekali terlihat mengumpat kepada petugas keamanan. Tanpa ku sadari ternyata Wood sudah memperhatikan dan mengikuti arah pandang mataku.

ssreett..

Aku tercekat dan mendongak, Wood memegang pergelangan tanganku, dia menatap kedua mataku dengan ekspresi wajah yang datar tapi dapat ku lihat rahangnya mengeras. Kedua alisku berkerut, baru saja aku ingin bertanya ada apa dengannya tapi dia langsung menarik lenganku.

"ikut aku" katanya sambil terus menarik pergelangan tanganku dan menyuruhku untuk segera masuk kedalam mobil silver nya yang tidak sempat aku tolak sama sekali karena pikiranku masih terlalu sibuk mengingat ekspresi wajah menyeramkan Vincent dan kini aku kembali dibuat bingung oleh perlakuan Wood. Setelah kami masuk, mobil silver tersebut langsung melaju, aku sedikit mendongak kebelakang untuk melihat keberadaan Vincent yang dari pergerakan mulutnya dia kembali mengumpat kepada petugas keamanan tadi, ckckck lihatlah seberapa mengerikannya dia.

Ku hela napasku bersyukur sekali karena aku bisa pergi dari tempat tadi dan menjauh dari Predator gila itu, Ku lirik Wood yang duduk disebelah ku, dia menatap lurus kedepan masih dengan ekspresinya yang tadi dan mataku sedikit melebar ketika menyadari tangannya masih memegang pergelangan tanganku.

" mmp, permisi, bisakah..." kataku dengan tak enak hati, mendengar perkataanku Wood langsung melihatku yang sedikit mengerakkan lenganku dan langsung dimengerti oleh Wood , pria itu langsung melepaskan tangannya dengan canggung dan membuat kami berdua terdiam.

"mmp, Wood, kenapa kau membawaku pergi? " kataku akhirnya memecahakan keheningan diantara kami,

"Harry, cukup Harry"

"Ya maksudku Harry, kenapa kau menarikku dan kemana kau akan membawaku pergi Tuan Harry Wood ?"

Harry hanya diam lalu menatapku lama, tatapan matanya bergerak pelan seakan menelusuri seluruh bagian wajahku, jika diperhatikan seperti ini secara langsung membuatku jadi terdiam dan malu, semburat kemerahan kembali muncul dikedua pipiku. Ayo lah siapa sih yang tidak akan salah tingkah diperhatikan secara terang-terangan oleh pria apalagi pria tampan tersebut seperti Harry Wood ? apakah kalian bisa menahan rona merah untuk tidak muncul dipipi kalian? jika bisa, maka katakanlah kepadaku bagaimana caranya menyembungikannya.

"Tenanglah dan biarkan aku memikirkannya sebentar?" katanya lalu kembali duduk dengan tenang sambil kembali menatap lurus kedepan.

what?

Apa yang ku tanyakan dan apa yang ku dengar dari jawabannya sukses membuat mulutku langsung menganga dan menyenderkan kepalaku di dasbor kursi mobil setelah mendengarkan ucapannya.

Ya Tuhan, sebenarnya ada apa sih dengan prilaku pria-pria tampan dan kaya seperti mereka ini? Apakah sikap mereka memang sudah seperti ini? berkata seenaknya dan berprilaku yang selalu membuat kita jadi bingung dan tidak mengerti dengan apa maksudnya. Ku hela napasku dengan geram.

Ah sudahlah, setidaknya aku tidak lagi berada di acara membosankan itu dan bisa menjauh dari Vincent. Aku mengatur posisi dudukku agar lebih nyaman lalu ikut terdiam hanyut dengan memperhatikan suasana kota malam dari dalam jendela mobil.

REVISI DONE!

POSSESSIVE (MERMAID) ON GOINGWhere stories live. Discover now