31. Guardian

12.6K 776 18
                                    

REVISI... REVISI...


Aku sudah sering mendengar orang-orang yang menghinaku dan ibuku karena keadaan kami yang miskin dan bahkan dulu saat aku sekolah tak sedikit yang menjauhiku. Tapi untuk kali ini sangat berbeda, aku tidak pernah diperlakukan seperti ini hanya karena seorang pria, brengsek!

"ehemp,, apa kau tidak ingin keluar sayang ? "

deg,, siapa ?

Seketika aku terkejut, astaga sebegitu terusiknyakah aku sehingga tidak menyadari kehadiran orang lain? ku remas ujung gaunku, lalu berdiri dan bergerak santai menutupi rasa maluku, lalu saat aku memberanikan diri untuk menoleh kesamping, mataku langsung membulat besar, ternyata terdapat seorang pria yang sedang berdiri menjulang tinggi disampingku dan yang semakin membuatku terkejut adalah bahwa pria yang berdiri disampingku ini sedang melihatku sambil tersenyum dengan menunjukkan deretan gigi putihnya dan pria itu adalah Wood . Wow ini adalah sesuatu yang mengejutkan dan sekaligus sungguh bersamaan dengan memalukan untukku bukan begitu?


#Wood Pov

Aku sungguh tidak percaya, aku melihatnya lagi, ya tuhan, dia benar-benar berdiri didepanku, sudah sejak lama semenjak hari itu, setiap hari aku selalu memimpikannya, entah bagaimana untuk mengungkapkan perasaan yang ada di dalam hatiku, aku bahkan tidak bisa mengerti hingga detik ini kenapa semenjak hari itu wajahnya selalu bermunculan dalam kepalaku. Katakanlah bahwa kali ini aku sedang bermimpi, dan itu tidak mengapa, aku akan sangat bersyukur, deru napasku sedikit tertahan, irama detak jantungku sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

Kulihat kedalam iris matanya, dia melihatku dengan tatapan bingung menimbulkan sedikit rasa sedih didalam hatiku, apakah dia melupakanku? Ingin sekali tangan ini menyentuh wajah mulusnya, dia terlihat semakin cantik dengan gaun yang membalut ditubuhnya. Kulirik seorang pria dengan setelan jas yang berdiri disampingnya, mulutku langsung tertutup rapat. Apa lagi ini ? kenapa gadisku harus bersama pria brengsek ini, dari sekian banyak pria dimuka bumi ini kenapa harus dia. Pandangan mata kami bertemu, rahangku langsung mengeras, aku tidak perduli dengan seberapa besar kekayaan dan kekuasaan yang dia miliki, aku tidak sudi dia berdekatan dengan Angel ku, bibirku mencuat keatas tersenyum kecut ketika melihat Pria itu mengetatkan lenggangnya  hingga membuat wanita yang ku kasihi meringis dengan tidak nyaman.

Brengsek lihatlah apa yang telah kau lakukan, Kau menyakitinya sialan ! Teriakku yang hanyam mampu didalam hati, pandangan kami saling beradu, dapatku lihat dari dalam mata lelaki itu yang menunjukkan ketidak sukaannya dengan kehadiranku, kata-kata peringatan seakan terpampang dengan jelas didalam matanya, 'Dia adalah milikku, pergilah menjauh'

Baru saja aku ingin menghamburkan amarahku, terdengar suara dehaman

" ehempp, sebaiknya mari saya tunjukkan dulu meja anda Tuan Greyson dan Tuan Wood karena sebentar lagi acara ini akan dimulai , mari silahkan ikuti saya " ternyata suara William yang berkata memecahkan keheningan diantara kami, mataku tidak bisa lepas menatap kedua bola mata wanita yang sudah menghantui malam panjangku selama ini, aku masih tidak bergeming sedikitpun melihat punggung mungil itu beranjak pergi menjauhiku.

Tatapan mataku meredup tak kala dengan semakin menjauhnya punggung indah itu, ku acak-acak asal rambutku, lalu tersenyum getir.

entah apa rencana Tuhan kali ini.

aku terduduk lemas, pikiranku jauh melayang mengingat kembali kejadian dahulu yang sangat mengharukan. Berkali-kali tanganku memijit-mijit pelipis dahiku. Berpikir keras memisahkan antara logika dan khayalan yang bermain diotakku. Beberapa kali aku menarik napas meredakan gejolak didalam tubuhku yang ingin langsung bergerak dengan tidak sabar untuk segera menemui dan mendekap gadis itu. Akhirnya acara membosankan ini pun selesai, dengan mantap aku berdiri dan langsung melangkahkan kakiku lebar-lebar. Bibirku tertarik keatas melengkungkan sebuah senyuman ketika melihat tingkah gadis itu yang sedang menikmati makanannya dengan lahap yang tanpa memperdulikan bagaimana pandangan orang-orang yang ada disekitarnya, dia sungguh menggemaskan.

Aku semakin mendekatinya, mataku langsung menyipit ketika melihat dua orang perempuan mendekati gadis itu, ini tidak akan baik, firasat buruk langsung menjalar dibenakku dan benar sekali, baru saja aku menerka, kedua wanita tadi memulai  perdebatan dan apa yang ku dengar membuat bibirku tersenyum kecut, amarahku langsung memuncak tidak sabar ingin menghajar mulut kurang ajar dibalik patung porselin mereka.

" ini, sepertinya kalian lebih membutuhkannya untuk membersihkan mulut kalian yang terlihat jauh lebih kotor dari pada noda dipakaianku ini " alisku langsung terangkat sebelah, mulutku langsung tersenyum lebar, aku tidak menyangka gadis ku bisa sepemberani ini, lagi-lagi dia  membuatku tersenyum dengan tingkahnya. Penuh kejutan.

Seorang waitres melewatiku dan menawariku minuman yang langsung ku ambil dan berjalan mendekati kedua wanita kurang ajar tadi dan dengan sengaja aku langsung menumpahkan air yang ku dapat tadi ke wajah mereka berdua, mereka semakin berteriak marah hingga semua mata memperhatikan kearah mereka.

"Sorry ladies" kataku tanpa sedikitpun berniat melihat kearah mereka dan langsung menyusul sesosok perempuan masuk kedalam Lift,

ting..

Pintu lift tertutup, aku berdiri tepat dibelakangnya, baru saja tanganku ingin memegang pundaknya namun tiba-tiba bahu mungilnya sudah turun merosot kebawah, dia terduduk lemas, bahunya naik turun, apakah dia menangis? Lagi?

mataku langsung menggelap, ingin sekali detik itu juga aku memeluknya erat, mendekapnya, menengkannya hingga kurasa dia menjadi merasa nyaman, membawanya pergi menjauh dari orang-orang yang terus berusaha ingin menyakitinya, dia terlalu baik dan rapuh untuk disakiti, tidak bisakah bahu kecilnya itu tetap berdiri dengan tegak? melihatnya begini benar-benar menyakiti hatiku. Aku ingin membahagiakannya.

ting..

Pintu lift terbuka, dia masih terduduk dengan membenamkan kepala dengan bodoh. Ku hela napasku dalam-dalam,

"ehemp,, apa kau tidak ingin keluar sayang ? " kataku akhirnya dengan tersenyum menunjukan sederetan gigi-gigi putihku dia langsung mendongakkan kepalanya dan berdiri, matanya membulat besar terkejut melihatku, kami diam cukup lama, aku menatap dalam kedua bola matanya,

'aku merindukanmu' kataku lirih jauh didalam hati.

" mmp, bukankah kita pernah bertemu " katanya dengan sedikit ragu dan membuatku tersenyum.

Aku berjalan dan dia mengikutiku dari belakang sehingga kami berjalan beriringan,

" Kupikir kau sudah melupakanku?"

"Tidak, tentu saja tidak, bukankah kamu pria yang di Club itu?" jelasnya membuatku menutup kedua mataku sebentar, sedikit timbul rasa sedih mendengar perkataannya. Tapi tidak apa dia masih mengingatku.

"Wah, kau sangat berbeda sekali " sambungnya sambil mengancungkan jempol membuatku tersenyum

" berbeda? " tanyaku singkat

" iya, berbeda, kau sangat cocok dengan pakaianmu "

Lagi dia membuatku tersenyum
"Harusnya aku yang bilang begitu,
kau sangat cantik dan menawan little Angel " tuturku tulus, terlihat semburat kemerahan muncul dipipinya.

"dan hei mengapa kau disini sendirian? bukankah tadi kau bersama.." belum selesai perkataanku dia langsung menjawab dengan wajah cemberut

"Acaranya terlalu ramai dan menyesakkan, aku ingin segera pulang" mataku menyipit melihat ekspresi wajahnya yang langsung berubah, terlihat kedua bola matanya yang sedikit berkaca-kaca,

Oh Tuhan, ku mohon jangan lagi.

" lalu kau, bukankah harusnya kau masih didalam sana Tuan Wood ?" sambungnya lagi, syukurlah kupikir dia akan kembali menangis.

"Harry , cukup panggil aku Harry, Nona Alicia Wesley "

REVISI DONE!

POSSESSIVE (MERMAID) ON GOINGWhere stories live. Discover now