30. Insult

12.8K 733 11
                                    

REVISI... REVISI...

Aku memiringkan kepalaku sambil mengigit bibir bawahku, mencari-cari ingatan tentang pertemuanku dengan Tuan Wood, sepertinya kalau tidak salah, dia pernah memberikanku nomor teleponnya di kertas,  tapi kemana ya? tangan ku mulai memijit dagu lancipku, menggali lebih dalam lagi ingatanku, tapi aku tidak menemukan jawaban apapun dan aku yakin sekali, dia pernah memberikanku nomor teleponnya. 

Tiba-tiba ku rasakan sebuah tangan melingkar dipundakku membuatku reflek langsung menoleh, ternyata Vincent, dia mengalungkan tangannya ke bahuku, menarik tubuhku menjadi merapatkan dengan tubuhnya,

" Puas memperhatikannya nona? " tanyanya dengan menatap kedua bola mataku, tatapan apa itu? penuh amarahkah? ada apa lagi dengan pria arogan ini?

" apa lagi ?" tanyaku ketus

Ku lihat kini bibir atasnya terangkat sebelah mengukir senyum iblisnya, dengan gerakan slow motion, dia mendekatkan wajahnya ke telingaku lalu berbisik pelan,

" jaga sikapmu, bersikaplah manis sayang, atau kau tidak ingin semua keinginan bodohmu itu sedikit aku pikirkan ? " katanya mengambil senjumput rambutku lalu menyelipkannya di daun telingaku dan tangannya bergerak membelai lembut kepalaku.

deg,

keinginan bodohku? maksudnya keinginanku untuk pulang? tentu saja aku ingin segera pulang, walaupun aku tidak tau harus pulang kemana mengingat apartement kami sudah tidak ada lagi, aku bisa saja numpang menginap di apartement milik jean, sebelum mendapatkan apartement baru, mudah-mudahan Jean mengizinkanku, bukankah kami bersahabat. :)  Yang jelas aku tidak ingin terus berlama-lama berada dekat dengannya, sangat berbahaya. aku tidak mau diperlakukanku seenaknya, dia sudah keterlaluan dengan mengurungku bahkan seenaknya menyentuhku. Walau dia sudah membayar lunas hutang piutang ku, bukan berarti aku tidak mampu membayar hutang piutangku, hanya belum. Lagi pula aku tidak pernah memintanya untuk melakukan itu. Walaupun begitu seharusnya dia tidak memperlakukanku dengan tidak sopan.

Ciihh, aku membencinya.

Ditambah lagi maksudnya Vincent apa sih, aku tidak terlalu manis? seingatku sedari tadi aku terus mengikuti kemauannya mulai dari mengizinkan Alison menyentuh wajahku, mengikutinya ke acara ini yang bahkan belum sempat aku tolak, dan lagi aku sudah berusaha sangat menahan semua pertanyaanku yang sudah siap meledak tapi tidak kulakukan agar tidak berdebat dengannya padahal itu sangat bertolak belakang dengan kemauanku, tidak kah kali ini aku sudah bersikap manis ?

Ku lihat lagi kearahnya yang ternyata telah berdiri bersamaan bunyi riuh tepuk tangan semua orang yang menyambutnya, Vincent langsung berjalan mantap diikuti dengan Artur dari belakang, Vincent melangkahkan kakinya keatas podium lalu mulai memberikan kata-kata sambutan dan sebagainya bla bla bla... sorotan lampu dan pantulan cahaya lampu kristal semakin membuatnya bersinar dan menonjolkan ketampanannya, semua kaum hawa diruangan ini menatapnya penuh dengan tatapan memuja dan terpesona. Setelah Vincent berpidato , William menuntun Vincent menuju meja yang terletak disebelah kiri depan, terlihat empat orang dimeja tersebut.

Mataku menyipit ketika melihat salah satu perempuan yang sangat cantik dengan rambut berwarna blonde dia memakai dress merah cerah, ternyata perempuan yang tadi melihatku dengan tatapan yang hmmp.. entahlah. Senyum wanita itu langsung mengembang merekah ketika melihat Vincent yang datang mendekati meja mereka dan begitu juga dengan Vincent dia tersenyum lalu memegang pergelangan tangan wanita itu dengan hati-hati seakan takut meremukkan jika terlalu kuat memegang tangan perempuan itu, lalu langsung mengecup pelan pergelanggan tangan itu. Ketika selesai mencium punggung tangan perempuan itu dia melirik sebentar kearahku menyunggingkan sebuah senyuman khasnya lalu duduk tepat disebelah wanita itu, dasar player, mulutku mengkerucut kedepan ku geleng-gelengkan kepalaku berusaha untuk tidak telalu focus melihat mereka, tapi sialnya, lagi-lagi mataku tidak ingin patuh, kedua mataku terus memperhatikan gerak-gerik Vincent dan wanita itu,  mereka terlihat sangat dekat, mungkin wanita itu kekasihnya, lihat saja mereka berbincang-bincang sambil tertawa dan sesekali tangan wanita itu meninju gemas lengan Vincent.

POSSESSIVE (MERMAID) ON GOINGWhere stories live. Discover now