BAB 5

19.4K 1.6K 59
                                    

Sandra terpaksa mengikuti keinginan Joe dan Nino yang belum mau pulang malah nongkrong di warteg, melihat pejalan kaki yang lalu lalang.

Sekolah bubaran beberapa jam yang lalu jadi suasana sekitar sudah sepi banget. Dari halaman depan warteg yang mereka tongkrongin, Sandra bisa melihat gerbang sekolah SMA Indonusa. Joe dan Nino baru saja keluar setelah selesai makan dan lagi iseng memperhatikan pengguna jalan yang lalu lalang seperti jones kurang kerjaan.

"Lo berdua kalo nggak jelas gitu, gue mendingan pulang deh," ucap Sandra sedang berdiri di depan pintu warteg dengan kesal lalu matanya melotot lebar kala membuka layar ponselnya. "Nantha kenapa nih? SMS gue cuma bilang help."

Nino menyambar ponsel Sandra tak sabaran saat nama cewek itu disebut oleh Sandra. Joe ikut membaca pesan dari Nantha yang sudah dipelototin Nino.

"Doi kenapa?" tanya Joe.

"SMS dikirim 15 menit yang lalu, emang lo baru tau ada SMS, San?" seru Nino muram.

"Pasti ada apa-apa. Btw guys, ada mobil jeep aneh mau cabut dari depan sekolah kita, jangan-jangan--" duga Sandra.

Mobil jeep ngebut itu semakin menambah kecurigaan mereka. Ngapain ngebut di dalam jalan kecil seperti ini?

"Buruan kita kuntit tuh mobil." Nino beranjak diikuti Sandra dan Joe yang langsung menuju parkiran motor depan warteg.

Wusssshhhhhhhh...

Sebuah motor melaju dengan kecepatan ekstra membuat siapapun yang berada di sekitar sana mengumpat, memaki sang pengendara pasalnya penging telinga yang ditinggalkan cukup membuat pendengar ngilu.

"Nganter nyawa tuh orang!" maki Joe

"Yang barusan kan Bintang sama Hana, gue inget betul tas orange dengan gantungan boneka sapi," jelas Sandra membuat kedua cowok itu saling lirik.

"Udahlah, dia kan jahat sama lo, San." caci Joe.

Membuat Sandra mendelik, "People change, memories not. Dia tetap teman gue, guys."

"Iya aja deh," sahut Joe pasrah.

Nino menghela napas. "Udah yok kita beraksi kuntit si jeep, tapi jaga jarak."

"Eh, buruan sih, ntar gak kekejar!" Sandra menunjuk jalanan.

Joe buru-buru menyalakan motor, Sandra nangkring di belakangnya.

Nino yang melaju duluan dengan cepat untuk menyusul mobil. Saat berhasil mendapati mobil itu. Mereka amat yakin untuk mengikuti mobil misterius yang sepertinya sedang membawa seseorang di dalamnya.

"Kok kursi belakang penuh gitu ye?" tanya Joe di sela-sela angin.

Sandra memperhatikan kepala-kepala yang terlihat lewat kaca belakang mobil.

"Tapi kok dari kepalanya kayak rambut cowok gitu sih? Nantha kan rambutnya panjang."

"Nantha kan suka pake jaket sama tudungnya, San. Cewek itu kan misterius. Gue nggak ngerti sama style-nya dia." Joe berkomentar.

"Waduh, masuk ke komplek, kayaknya dekat sini ada bangunan terbengkalai gitu deh, bekas pabrik gede, pernah masuk acara Di Dunia Lain loh." Ucapan usil Sandra membuat Joe merinding, pasalnya acara yang tadi disebut sama Sandra kan acara pemburu hantu.

"Kalo hantu masih bisa didoain, San, pasti kabur, tapi penjahat? Bisa ditikam duluan."

"Kalo udah fix ini lokasi mobil tadi masuk, gue langsung nelpon polisi," kata Sandra suaranya menembus angin.

Motor Nino memasuki area bangunan pabrik reot yang sepi. Mereka memarkirkan motor di balik bangunan kecil bekas pos satpam pabrik.

Sandra menelepon polisi sementara Joe dan Nino mengatur strategi untuk lewat pintu mana bagusnya.

EntangledWhere stories live. Discover now