BAB 13

13.1K 1.2K 29
                                    

Aku mengambil map cokelat tersebut dan membukanya, tanganku merogoh isi map. Beberapa lembar kertas tipis terasa di tanganku, saat aku menariknya keluar dan membaca judul kertas itu yang tercetak besar-besar, aku tersentak. Nggak mungkin...

Murid Perempuan ditemukan tewas di kamar mandi.

(10/08) SMA Tunas Bangsa Bogor digemparkan oleh penemuan sesosok mayat murid perempuan di kamar mandi dalam kondisi luka robek di leher dan sebuah pisau tajam di genggaman tangannya. Gadis itu berinisial CR ditemukan pukul 12:30 WIB, sekolah sudah sepi jadi tidak ada yang bisa dimintai keterangan oleh pihak berwajib. CR diduga melakukan bunuh diri akibat stress dan tertekan. CR tidak memiliki teman, nilai yang buruk, latar belakang ekonomi keluarga. Polisi tidak menemukan kekerasan fisik lain di tubuh korban. Polisi mengatakan kemungkinan CR bunuh diri, karena tidak ada bukti pembunuhan. (Romi)

Beberapa potongan koran lainnya berisi berita yang sama. Aku mematung di tempat.

Citra Rahmanda tewas karena bunuh diri atau dibunuh?

(12/08) Citra Rahmanda (16) ditemukan dalam keadaan tewas di kamar mandi sekolahannya dengan bersimbah darah dan pisau yang masih ada di tangan kanannya. Belum ada keterangan saksi atau pihak yang bisa dijadikan tersangka karena saat ditemukan sekolah sudah dalam keadaan kosong karena hari itu hari terakhir ulangan blok sekolah SMA Tunas Bangsa. Sampai saat ini kasus kematian Citra masih menjadi misteri, nomor ponsel yang menghubungi polisi agar segera mendatangi sekolah tersebut sudah nonaktif, setelah diselidiki pemilik nomor ponsel tersebut tewas dalam kecelakaan di hari yang sama dengan hari itu. (Beni)

**

Polisi sudah mengantongi nomor ponsel Vanka yang saat itu digunakan untuk menelepon pihak berwajib. Ponsel Vanka sekarang di mana? Simcard-nya harus segera dimusnahkan.

Ah, tidak bisa.

Aku janji pada diriku sendiri agar menyelesaikan kasus ini. Aku harus bisa jujur. Sekarang aku akan melakukan itu sendirian. Dan, lagi-lagi aku menerima teror tentang kasus yang tidak banyak diketahui orang. Aku jadi takut. Gemetaran. Bagaimana ini?

Aku tidak bisa berdiam diri begitu saja setelah semua teror yang aku terima, siapa yang melakukannya? Dari mana orang ini tahu?

Kenapa orang ini bagai sengaja melakukannya agar aku kembali mengingat kejadian itu? Pasti ada yang tidak beres.

‍**

Esok harinya aku tidak berangkat ke sekolah. Pagi-pagi dari rumah tetap memakai seragam tapi di tas aku membawa sweater krem dan celana jeans hitam untuk aku pakai nanti. Aku memutuskan untuk mengunjungi sekolah lamaku, SMA Tunas Bangsa di Bogor, mencari info terbaru tentang Citra.

Aku juga ingin menemui Bella dan Dita, keduanya adalah sahabat Vanka. Mereka pasti tahu sesuatu, karena dekat dan tahu banyak tentang Vanka sebagai teman. Jika beruntung aku bertemu dengan Ray juga, ehem. Ah, apaan sih, aku menepis bayangan itu. Aku kan dalam proses move on.

Aku sudah mengganti seragamku dengan sweater dan celana jeans di toilet stasiun Tebet, Jakarta Selatan, duduk manis di peron stasiun menanti kedatangan kereta jurusan Stasiun Bogor.

**

Setibanya di Stasiun Bogor, aku berhenti sejenak, berdiri di sekitar pagar memperhatikan orang-orang yang lewat, secepat itu hidupku dijungkirbalikkan. Aku melirik jam tangan, sudah pukul 9 pagi. Sebenarnya aku ingin ke sekolah lamaku tepat pukul 12 siang saat jam istirahat kedua lebih panjang, atau saat bubaran sekolah pukul 2. Tapi jam segini aku sudah sampai di Bogor rasanya hebat sekali. Berhasil tidak ketangkap razia anak sekolahan yang ketahuan membolos. Ini hariku untuk bisa bebas, yay!!

EntangledDonde viven las historias. Descúbrelo ahora