Move#3

73.4K 9.1K 569
                                    

Chapter Tiga: He's falling




     Yoyo kembali lebih dulu meninggalkan teman-temannya di kantin. Jumat pagi itu adalah kelas bebas. Dimana para kakak kelas tiga sibuk mengejar guru untuk mencari tambahan nilai atau pelajaran tambahan, adik kelas yang super aktif kumpul ekskul ataupun main bola di lapangan, dan para anak kelas dua yang kebanyakan memilih bercokol di kelas atau keliaran sana-sini tanpa tujuan.

Yoyo berpapasan dengan Hanna yang baru keluar kelas membuat pemuda itu tersentak. Ia makin terkejut menemukan mata sembab Hanna dan hidung memerahnya yang jelas sekali habis menangis.

"Loh, Han? Hanna kenapa?" tanya Yoyo panik seketika.

Hanna yang membuang sampah tisu dan minuman gelas ke tempat sampah samping pintu jadi menoleh kaget baru melihat sosok Yoyo karena sibuk mendenguskan hidung memerahnya.

"Eh, kok lo nangis?" tanya Yoyo memegang kedua pundak gadis itu, menatap Hanna lebih lekat.

Hanna memandangi Yoyo sejenak, sampai akhirnya ia tiba-tiba merengek dan matanya basah kembali begitu saja. "Hiks, Yo.... Huhuhuhu...."

"Kenapa? Kenapa?" tanya Yoyo cemas, dengan jemari yang mengusap ujung pelupuk mata basah gadis itu.

Hanna meneguk ludah lalu tersedu lagi. "Dia... dia nggak beneran mati kan? Huhuhu..."

"Ha? Siapa yang mati?" Yoyo jadi makin kalut.

Belum juga menjawab, suara cempreng Miya dari dalam kelas terdengar.

"Hanna cepetan!!! Ingus gue udah diujung nih mau keluar!"

Hanna segera tersadar, ia menoleh pada Yoyo lagi. "Gue lanjut dulu ya,Yo," pamit gadis itu langsung berbalik membuat kedua tangan Yoyo yang memegang pundaknya jadi terlepas.

Yoyo tenganga-nganga. Pemuda itu bengong beberapa saat, kemudian memutuskan masuk kelas menyusul Hanna.

Keadaan kelas sedang tak karuan –seperti biasa-. Kursi dan meja kini tak beraturan ditarik kesana kesini. Para anak cowok lagi di kantin, walau ada beberapa memilih di kelas sibuk bertukar game seperti Jevon, Jay, dan Theo. Yena, Hanin, dan Jesya terlihat di lantai sudut depan, nampak sibuk saling mendandani masing-masing dan dengan kamera GoPro milik Yena. Sementara Hanna, Miya, dan Jiyo di deretan terpojok kanan. Dengan laptop putih Miya di tengah meja dan ketiganya yang merapat memandang ke arah layar.

Yoyo mengernyit, langsung mendatangi Hanna yang duduk di pojok. Ia menarik kursi dan duduk di samping gadis itu, ingin melihat apa yang mereka tonton.

Seorang dokter sedang berdiri di puncak anak tangga dengan seorang tentara wanita duduk di sampingnya merunduk menangis meremas sepucuk surat.

"Anj-" Yoyo kembali menelan umpatannya, lalu menoleh pada tiga gadis itu yang sudah tersedu-sedu lebay.

"Hiks, masa' Big Boss nya beneran mati sih..." rengek Jiyo tak rela.

"Kata Jesya nggak mati kok," sahut Miya juga tersedu, dengan lipatan tisu di tangannya sibuk mendenguskan hidung.

"Kasihan banget Myeong Joonya huhuhuhuhu," kata Hanna terisak pelan.

Yoyo tenganga, lalu memandang Hanna. "Lo nangis karena drama Korea?" tanya pemuda itu nada tercekat tak percaya.

Hanna menoleh, masih manyun sedih dan mengangguk, "pacarnya mati di perang, Yo..." adu gadis itu tersedu kecil.

Yoyo tenganga mendelik. Pemuda itu diam sejenak, menenangkan dirinya sendiri. Ia lalu menghembuskan nafas keras mencoba sabar. Kemudian mendecak-decak pelan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat efek drama Korea yang diberikan pada tiga gadis ini.

2A3: Make A Move ✔ ✔Where stories live. Discover now