Move#10

52K 7.6K 378
                                    


Chapter Sepuluh: Menjauh





      "Bobi sama Hanna?!" pekik Jesya dengan mata melebar, menatap Yoyo yang berbaring di karpet bulu rumah Hanbin memain-mainkan boneka kucing kecil.

"Nggak lah, Yo," kata Jay ikut bicara. "Mereka mah becandaan aja."

Yoyo tak menoleh, menghela nafas pelan. "Gue liat Bobi nyender di pundak Hanna pas nonton kemaren."

Hanbin mengumpat tanpa suara. Ia yang duduk di sofa langsung turun ke bawah mendekat pada Yoyo. "Setahu gue nih Yo, ya. Setahu gue nih," katanya sambil memperbaiki posisi duduk, "Bobi sama Hanna tuh sahabatan dari kelas satu. Walaupun Bobi emang modusin Hanna tapi itu tuh murni becandaan aja Yo. Elo mah baperan."

Yoyo merapatkan bibir, "belakangan ini emang gue udah ngerasa ada something..."

"Apaan?" tanya Jesya, Jay, dan Hanbin kompak.

Yoyo diam. Tak menjawab. Entah kenapa hati kecilnya menyuruhnya diam saja. Tentang telpon Bobi malam itu ataupun pertemuan Hanna dengan si 'tante' sebelum ke bioskop kemarin.

"Kok kucing ini kayak Hanna ya?" celetuk Yoyo tiba-tiba, memandangi boneka kucing abu-abu Embun, adik Hanbin.

"Ha?" Hanbin melongo, langsung merunduk kemudian mendongak menatap boneka yang diangkat ke depan wajah Yoyo yang telentang. "Apanya?" tanyanya bego.

"Hanna kalau senyum kayak kucing," celetuk Yoyo lagi, dengan suara seakan bicara pada diri sendiri.

Jesya yang melihat itu mendesah, "temen lo stress abis kena' php," katanya menyenggol lengan Jay.

Jay melengos pelan, "padahal dikit lagi loh, Yo. Anak kelas aja udah mulai dukung," katanya dibantu anggukan Jesya.

Yoyo mendecak saja, masih memandangi boneka kucing itu.

"WOI!" suara cempreng membuat mereka menoleh, menemukan Miya baru datang sambil tersenyum riang. "Tadaaa gue bawa jajan!!!" katanya sambil mengacungkan sebuah tas eco yang penuh.

"Tumben peka," kata Hanbin sambil menerima tas belanja itu.

Miya tersenyum, "lagi seneng nih. Kakak gue diterima kerja!" katanya dengan senang, yang langsung membuat yang lain mendesah lega dan senang.

"Akhirnya nggak jobless lagi," celetuk Jay sambil meraih sebungkus keripik pedas.

Yoyo tak peduli dan masih memain-mainkan tangan boneka masih dengan posisi sama.

"Eh, Yo. Tadi gue ketemu temen lo," celetuk Miya membuat pemuda tampan itu melirik sedikit. "Katanya salam. Dah lama nggak chat, sombong lu."

Yoyo mengernyit, menangkap intonasi dan kerlingan menggoda Miya. "Siapa?"

Miya tersenyum, membuat Yoyo mengangkat alis. Jawaban gadis itu langsung membuatnya duduk menegak dengan mata melebar.

"Tuh, si Shasha. Mantan princess lu."



**



Hanna menulis dengan khusyuk di meja belajarnya malam itu. Ia mendesah sambil berhenti. Matanya melirik ke hape yang ditaruh dengan layar menghadap atas di samping lengannya. Layar itu masih mati. Membuat Hanna menggigit bibir dan mencoba tak peduli kembali melanjutkan menulis menyelesaikan soal latihannya.

2A3: Make A Move ✔ ✔Where stories live. Discover now