Move#23

51K 7.1K 740
                                    


Chapter Dua Puluh Tiga: Martabak Mang Didin



     Hanna duduk melamun di meja belajarnya malam itu. Ia tak fokus mengerjakan latihan soal dari Bu Dwi. Matanya berkali-kali melirik ke layar hape, masih menyala memunculkan grup chat kelasnya yang belum sepi. Gadis itu mendecak pelan, menggeleng kecil dan kembali mencoret-coretkan pulpen di tangannya ke buku tulisnya.


Teringat lagi ketika balik dari rapat OSIS, Hanna tak menemukan sosok Yoyo di kelas.

Cowok itu pulang begitu saja.

Tak mengabarinya apapun.


Cih. Oke Hanna memang bukan siapa-siapa Yoyo tapikan setidaknya cowok itu pamit? Karena kini mereka sering pulang bersama.

Apalagi sampai sekarang Yoyo menghilang.

Dari whatsapp sampai snapchat hari ini benar-benar kosong. Cowok itu nggak ada dimanapun.


Kenapa sih?

Masa cuma gara-gara Hanna ketemu mantan?

Emang Hanna ngapain?

Hanna cuma ngobrol. Yoyo segitu nggak sukanya?

Kalau memang karena Arga, berarti Yoyo secemburuan itu? Padahal cowok satu itu super peka, pengertian, dan paling sabar diantara yang lain. Tapi kenapa kalau sama Hanna jadi sesintif ini sih?



Hanna dengan sebal meraih hapenya. Gadis itu mengomel-ngomel kecil membuka chatroom Yoyo.


Hanna: he [delete]

Hanna: mau lo apa [delete]

Hanna: HUBUNGIN GUE GAK [delete]

Hanna: KENAPA NGAMBEK SIH AH [delete]

Hanna: YO [delete]

Hanna: YO :'''''''''((((((( [delete]

Hanna: yo kemana sih :'( [delete]

Hanna: datang dong :( [delete]

Hanna: Yo [delete]

Hanna: yo laper :( [delete]


**


Yoyo merunduk, mengatur letak potongan labu dengan hati-hati di atas krim supnya. Ia dengan teliti mengusap ujung-ujung piring, merapikannya seakan ingin menyajikan di restoran ternama.

Cowok itu mendesah dan merenggangkan otot melihat hasil masakannya malam ini. Sedari tadi Yoyo tak henti-hentinya memasak, eksperimen berbagai resep ini itu. Ia hanya beranjak dari dapur ketika sore untuk mandi. Ini sudah masakan keempat.

Semuanya dimakan oleh Chua yang duduk setia di ruang makan. Sekarang masakan Yoyo makin enak, nggak kayak dulu. Karena itu Chua kali ini mau-mau aja.

"Nih," kata Yoyo menaruh piring ke depan Chua. Sebelumnya ia sempat sibuk membidik makanan dari atas dengan kameranya untuk diabadikan.

"Kak udah dongggg, aku dah kenyang," kata Chua menarik piring mendekat. "Galau sih galau tapi nggak gini juga kali," ejeknya meraih sendok terdekat.

2A3: Make A Move ✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang