Move#21

51.6K 7.4K 911
                                    


Chapter Dua Puluh Satu: Back



      Hanna mencoba melolongkan kepala, ingin melihat dari jendela ruang guru tempatnya berada kini. Keramaian di area lapangan membuatnya jadi penasaran apa yang terjadi. Tapi kini ia harus menunggu Bu Dwi karena ada beberapa berkas yang ingin diserahkan.

Hanna mencoba merogoh hapenya ketika merasakan getaran di saku roknya. Ia melirik kiri kanan, lalu dengan hati-hati membuka chat yang masuk.


Junaid: jangan ke lapangan.


Hanna terkejut. Gadis itu sontak mengernyit. Ada chat baru lagi.


Bobi: dimana lu nyet


Hanna tenganga bingung. Ada satu chat lagi. Membuatnya heran sendiri kenapa tiba-tiba hapenya ramai begini.


Cakra: kak lu dikelas aja?


Suara Bu Dwi terdengar membuat Hanna segera memasukkan hape kembali dan mendatangi Bu Dwi. Gadis itu menerima sebuah buku latihan dan tumpukan kertas latihan soal untuk kelasnya. Setelah mendengar pesan dari Bu Dwi, gadis itu beranjak pergi. Ia merapikan berkas di tangannya, dipeluk di depan dada lalu berjalan menyusuri koridor.

Hanna memandang ke arah lapangan. Hari ini memang ada pendaftaraan perlombaan yang akan dilaksanakan sekolahnya. Banyak murid dari sekolah lain datang sejak tadi. Sekarang jadi tak terlalu ramai karena Hanna memang ditahan di ruang guru cukup lama.

Hanna menyusuri pinggir lapangan, arah paling cepat menuju kelasnya. Tak mengindahkan ucapan Junaid ia cuek saja berjalan sendiri.

Hanna perlahan ingin melihat gerombolan ramai di beberapa titik lapangan. Sampai matanya tak sengaja melihat sosok familiar yang berjalan mendekat. Tatapan yang langsung bertemu karena pemuda itu sepertinya memang menuju ke arahnya membuat langkah Hanna terhenti begitu saja.

Matanya melebar, memeluk berkas di depan dadanya ketika pemuda itu melemparkan senyum dan kemudian berhenti di hadapannya.

"Hanna."

Hanna bergetar kecil, langsung membeku begitu saja. Tanpa sadar menahan nafas dengan bibir terbuka kecil.

"Darimana? Aku cariin."

Hanna mengerjap, "Loh? Arga?" ucapnya tercekat kaget. "Kamu kok di sini?"

Pemuda bernama Arga itu makin tersenyum, "aku wakilin sekolah daftar ekskul di sekolahmu. Setahuku kamu aktif OSIS, tapi kok nggak keliatan dari tadi. Syukurlah akhirnya kita ketemu," ucapnya dengan ringan.

Pemuda ini memang begini. Dia pandai bicara dan punya pembawaan ramah.

Hape Hanna bergetar, membuat gadis itu segera mengalihkan perhatian merogoh hapenya. Ia terdiam membaca pop-up message.


Junaid: dasar batu.



Gadis itu meneguk ludah, mendongak lagi menatap Arga.

"Boleh temenin ke kantin nggak Han? Ada yang pengen aku omongin."

Dan dia mengucapkannya dengan senyum hangat.


Senyum yang pernah membuat jantung Hanna berdebar bahagia dulu.





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




a/n:

cowok-cowok yang nama depannya Ar memang menggetarkan hati

Aryan

Arka

Arjuna

Arseno

Arga

Ares

Arif

siapa lagi gengs


nggak, nggak ada aryohandar



2A3: Make A Move ✔ ✔Where stories live. Discover now