Pesona Lelaki-Lelaki Adhiyaksa (Part 3 )

10.4K 1K 217
                                    

"Pesan apa, kak?" Suara ganteng milik Farrel menyapa. Belum lagi mukanya yang masih basah terkena air wudhu. Lalu tampilannya yang masih lengkap dengan baju koko. Si pembelinya itu sampe ngeliat ke atas, kali-kali ia salah masuk. Ini warung martabak kan, bukan masjid?

Ia garuk-garuk kepala setelah memastikan bahwa ia tak salah masuk. Lalu cengengesan saat kembali menatap muka Farrel yang mengerut heran akan kelakuannya. Ini adalah pelanggan pertamanya di sore ini, di warung martabak ganteng yang ada di sekitar jalan Margonda Depok. (Wkwkwkwkwk)

Gadis berkerudung itu garuk-garuk kepala. Salah tingkah. Gak nyangka kalau yang jualan martabak begini gantengnya. Mukanya memerah seketika. Belum lagi jantungnya yang mendadak demo. Sampai-sampai tangannya bergetar. Grogi dan salah tingkah. Duuuh bang! KUA MANA KUA???!

"Martabak coklat keju satu yang ukuran sedang, ya, Mas," jawabnya dengan malu-malu. Tangannya masih garuk-garuk kepala. Gak bisa diem apalagi jantungnya duh. DOKTER JANTUNG MANA DOKTER JANTUNG??!

"Dibungkus atau makan disini?"

"Dibungkus sama penjualnya eeeh," ia segera menutup mulut. Agha yang mendengar, terkekeh kecil. Gak heran sih! Masalahnya pembeli yang kayak gini gak cuma satu-dua tapi banyak! Agha sampe males ngitunginnya. Penjualnya aja kece begini!

Jadi hati-hati buat cowok yang bawa pacarnya kesini, bisa jadi hubungannya berakhir disini.

Tapi Farrel malah cool tanpa mau menanggapi lalu menitahkan kokinya untuk membuat martabak pesanan itu. Padahal mata cewek itu gak lepas-lepas darinya. Ganteng banget sih! Jadi pengin nyeret ke pelaminan eeeeh....

"Curang lo, Rel!"

Ardan muncul. Datang-datang malah langsung ngomong begitu. Baru juga turun dari motor, Dan! Napas dulu napa?

Farrel mengerutkan kening. "Lo jualan martabak atau jualan tampang sih?"

Agha terbahak sampai memegangi perut. Gak tahan. Sementara Ardan malah mendengus. Iya lah! Gara-gara kemaren ia promosi martabak gantengnya Farrel di kampus, banyak temennya yang dateng. Terutama cewek-cewek. Makanya kemaren-kemaren ramai terus nih warung martabak. Lalu tadi saat di kampus, ia banyak dititipi salam oleh cewek-cewek untuk Farrel. Kan ia merasa tersaingi! Seumur-umur ia gak pernah dapat salam, kok Farrel gampang banget dapat salam dari banyak cewek?

Sementara Farrel hanya geleng-geleng kepala saja. Malas menanggapi ocehan tidak penting milik Ardan. Kalau katanya Agha, Ardan adalah orang yang tidak memiliki pesona. Hahahahaha!

Jadi, terima nasib aja lah ya, Dan!

"Makanya! Dibawa solat! Dibawa ngaji sama sedekah!" Farras yang baru dateng langsung menyinyir. Gadis itu baru pulang dari pelatihan tapi mampir dulu ke warung abangnya. Ardan mendengus mendengarnya. Nih bocah makin bener ngomongnya semenjak berjilbab, gumamnya dalam hati.

"Lah abang? Solat aja jarang apalagi ngaji sama sedekah?" Ia berkacak pinggang. "Gimana mau ganteng?" Gadis itu menarik nafas. Lalu geleng-geleng kepala. Mulutnya udah berbuih kalau menyangkut Ardan. Capek-capek dinasehatin juga gitu-gitu aja. Harus disolatin dulu kayaknya yah!

"Ganteng dimata manusia aja enggak apalagi dimata Allah coba?" Lanjutnya, mengomel.

Kok jleb banget yah? Ardan langsung ngelus-ngelus dada. Bener banget gitu apa yang dibilang Farras walaupun kasarnya, diungkapkan secara blak-blakan. Ardan jadi ngerasa ditampar pantatnya sementara Agha mati-matian menutup mulutnya biar tawanya gak kencang. Cewek yang jadi pelanggan pertama Farrel itu pun tak kuasa menahan tawanya sambil melirik Ardan yang udah hilang muka gara-gara Farras ngomel gak tahu tempat!

Tapi omong-omong kok dia yang diomeli sih? Kan ceritanya tadi mau ngomelin Farrel?!

Duh, Rel. Pesonamu bahkan bisa balik mem-bully Ardan.

Keluarga AdhiyaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang