9. Permintaan Maaf

16K 574 7
                                    

Part 9

Tak lama dia keluar dengan mengenakan handuk, tanpa atasan yang membuat tubuh berototnya terekspos sempurna dan itu membuatku melongo melihatnya.

"Ada yang aneh?", tanyanya yang membuatku tersadar dari lamunanku. Bisa aku rasakan mukaku mulai memerah dan kumenggeleng cepat. Matanya melihat sekeliling rumahnya dengan tatapan bingung.

"Maaf tadi aku bersihkan semuanya, waktu bapak lagi mandi. Soalnya aku lihat rumah bapak sangat kotor. Maaf atas kelancanganku.", ucapku menyesal dan dianya tersenyum.

"Ngapain minta maaf, justru aku yang harus berterima kasih, karna kamu sudah mau membereskannya.", ucapnya pasti dan kumengangguk. Setelah itu, dia melangkah kekamar untuk berpakaian dan aku kembali melanjutkan kerjaanku. Setelah semuanya beres, aku memilih duduk diruang tamu untuk menonton tv, sembari istirahat.

Tak lama dia menghampiriku dan duduk didepanku. 'Jadi teringat pertama kali aku kesini.', batinku sambil tersenyum.

"Ngapain senyum-senyum?. Lagi mikirin jorok ya?", tanyanya curiga dan kumenggeleng cepat. "Siapa yang lagi mikirin jorok?, enak aja.", elakku dan dia tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong, bapak kok sampai sakit begini?, Apa masih ada hubungannya denganku?", tanyaku penasaran dan dia menggeleng cepat. "Memangnya kalau sakit harus ada alasan?", ucapnya dan kumenggeleng pelan.

"Soalnya minggu lalu waktu kita bertemu dimall itu. Bapak masih baik-baik aja dan masih sempat menghinaku lagi.", tanyaku mengingat waktu itu dan dia tersenyum kecil.

"Oh iya, soal dimall itu aku minta maaf, karna telah menghinamu dan soal aku sakit ini, gak ada hubungannya denganmu sama sekali, jadi kamu tenang aja.", ucapnya menjelaskan dan kumengangguk.

"Sudah aku lupain semuanya kok. Lagian kan seminggu lagi aku sudah pergi dari kota ini. Jadi bapak gak perlu kuatir.", jelasku dan dia menatapku bingung. "Memangnya kamu mau kemana?", tanyanya bingung.

"Kan tadi malam aku sudah kasih tahu, jika aku akan kembali ketempat kerjaku diluar kota. Setelah mendapat maaf dari bapak, karna berhubung bapak sekarang sakit, jadi aku putuskan untuk merawat bapak sampai sembuh dan baru aku kembali berkerja.", ucapku menjelaskan dan dia terlihat diam seperti memikirkan sesuatu.

"Kok bengong pak?, gak mau ya aku rawat?", tanyaku dan dianya mala kaget. "Ma...u kok" jawabnya gugup.

"Ok lah kalau, bapak mau. Aku akan merawat bapak sampai sembuh.", ucapku lagi dan suasana kembali hening seketika.

"Siang nanti bapak mau makan apa?", tanyaku memecah keheningan. "Terserah kamu aja, yang penting enak dan bikin kenyang.", jawabnya.
"Ngomong-ngomong jangan panggil bapak dong. Memangnya saya sudah tua ya?", tambahnya dan kumenatapnya bingung. "Terus panggil apa dong?", tanyaku bingung.
"Panggil mas aja gimana?", usulnya dan kumengangguk setuju.
"Ya sudah kalau gitu pak...eh, mas. Aku kepasar dulu ya, mau membeli bahan-bahan buat masak nanti siang, kalau kesiangan takut kehabisan.", pamitku dan dia menggangguk. "Hati-hati", ucapnya dan kumengangguk pelan.

Saat aku membuka pintu, tiba-tiba dia kembali memanggilku. "Terima kasih dan maaf nih ngerepotin.", ucapnya dan kumengangguk pelan. "Gak usah dipikirin. Aku senang kok ngelakuinnya, sekalian nebus kesalahanku dan yang paling penting, mas uda gak marah lagi kepadaku.", jelasku dan dia pun mengangguk tersenyum.

*********

Next Part 10

Jangan lupa baca part selanjutnya,
Semoga suka😊

Maaf soal typo yang salah,
Terima kasih yang sudah membaca,
Jangan lupa vote & coment👦👮‍♂️

My New Instagram StoryDär berättelser lever. Upptäck nu