20. Hari Terus Berlanjut

16.1K 521 24
                                    

Part 20

Keesokannya, aku terbangun dengan posisi yang masih sama seperti semalam. Aku menatapnya sebentar dan menyingkirkan tangannya pelan. Dia bergeliat sebentar, lalu mengubah posisi tidurnya, memeluk guling disampingnya.

Aku bergegas bangun untuk menyiapkan sarapan, karna hari ini merupakan hari pertamanya kembali bertugas, selama cuti sakit kemarin.

Selesai mandi, aku kedapur untuk menyiapkan sarapan. Selesai menyiapkan sarapan, yaitu dua piring nasi goreng seperti biasa. Aku kembali kekamar untuk membangunkannya. Tak membutuhkan waktu lama untuk membangunkannya, karna aku sangat mengetahui kelemahannya, yaitu dia paling tidak suka jika aku mencubit hidung mancungnya itu.

"Bangun, mas. Bukannya hari ini, mas kembali masuk kerja.", ucapku membangunkannya dan dia pun segera bangun, kemudian berlalu kekamar mandi.

Selesai mandi dan berpakaian, dia pun menghampiriku yang sudah menunggunya dimeja makan. Saat dia berada didepanku, aku menatapnya takjub dengan seragam polisinya itu, dia semakin terlihat gagah.

Dia berdeham pelan dan cepat-cepat aku mengalihkan pandanganku. "Lihat sampai segitunya, nanti naksir baru tahu.", ucapnya menggodaku yang membuatku salah tingkah.

"Siapa juga yang lihatin, uda makan, kan mas mau berangkat kerja, nanti telat loh.", jawabku mengelak dan dia mengangguk tersenyum. Kami pun makan tanpa ada yang bersuara dan tidak ada diantara kami yang membahas kejadian semalam.

Selesai makan, dia pun berpamitan untuk berangkat kerja. Setelah dia berangkat, aku kembali kedapur untuk membereskan peralatan makan kami tadi.

*********👦👮‍♂️*********

Tanpa terasa sudah hampir sebulan ini, aku tinggal bersamanya dan selama sebulan ini, kami masih sering bertengkar, karna hal-hal kecil dan kadang tidak penting.

Meskipun begitu, kami bisa sama-sama menyelesaikan masalah tersebut dan selama sebulan ini juga kami tidak pernah membahas hal itu lagi. Apalagi sampai melakukannya. 'Mungkin waktu itu dia lagi khilap.', batinku. Lagian aku juga tidak ingin terlalu berharap lebih kepadanya, tapi anehnya setiap aku membahas ingin keluar dari rumahnya. Dia selalu melarangku yang berujung aku memundurkan diri dari tempat kerjaku yang lama diluar kota.

Setelah menyiapkan makan malam dan mandi. Aku pun memilih untuk duduk disofa, sembari menunggunya pulang. Saat tengah asyik menonton tv, aku dikejutkan dengan suara ketukan pintu. 'Itu pasti mas wahyu, karna selama aku berada disini, tak pernah ada temannya yang datang main kesini, tapi anehnya kok gak ada suara motornya.', batinku.

Saat membuka pintu ternyata itu bukan mas wahyu, melainkan seseorang yang mengenakan seragam polisi seperti mas wahyu. Dia juga memiliki wajah yang tampan dan bentuk badan yang tegap. 'Pasti temannya.', batinku.

Saat melihatku, dia tersenyum ramah. "Maaf, wahyunya ada?", tanyanya sopan dan kumenggeleng pelan.
"Mas wahyunya belum pulang, jika boleh tahu, bapak ini siapa?", tanyaku penasaran.

"Oh iya maaf, kenalin namaku wijaya saputra, panggil aja wijaya. Aku temannya wahyu. Jika boleh tahu kamu siapanya, wahyu?", tanyanya balik dan kumengangguk gugup.

"Aku frandi temannya wahyu juga, kemarin aku baru datang dari luar kota dan menumpang beberapa hari dirumahnya. Sembari mencari kerja dikota ini.", jawabku berbohong dan dia mengangguk paham.

My New Instagram StoryOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz