#12

12.2K 1.1K 73
                                    

Aku tahu dari cerita sebelumnya itu banyak banget yang namanya TYPO, jadi sebelum aku mulai cerita aku mau minta maaf, atas keTYPOan cerita di bawah ini... Hehehehe...

Yok lah langsung aja mulai ceritanya,
Cekidot(?)

"Hiks... Maaf eomma" lirih Mark,

Nyonya Min segera mengambil kotak obat dan menyuruh Mark duduk di sofa. Mark hanya menurut dan duduk di sofa, ia memejamkan matanya saat setetes obat itu jatuh di permukaan kulitnya yang terluka.

"Eomma.. Perih" keluh Mark,
"Tahan ya sayang, ini sedikit lagi" balas nyonya Min yang masih mengoleskan obat pada punggung Mark,

Sementara Mark sedang di obati oleh nyonya Min, kini ke enam anak itu sudah berbaring di tempat tidurnya. Chenle, Renjun, dan Haechan sudah berada di alam mimpi mereka. Jisung hanya berbaring, sementara Jeno masih sibuk dengan tugas IPA nya, di sampingnya ada Jaemin yang membantu mengerjakan tugasnya.

"Ini gimana sih? Dadi tadi teh ngitung gak dapet-dapet" gerutu Jeno,
"Laah, kan gua bilang kalo ini di kali dulu sama ini, abis itu baru di bagi yang ini" ucap Jaemin menunjuk angka yang ia maksud, yap fisika Jeno lebih menyukai biologi dibanding fisika,
"Kamu kan baik, jadi.. Bantuin aku dong ngitungnya ya... Jaeminie.. Jebal" manja Jeno dengan aegyonya,
"Aish... Jangan seperti itu, aku tak tahan" ucap Jaemin tak kalas aegyonya,
"Aah, jadi kamu mau ngitungin buat aku? Silahkan manis" tambah Jeno memberikan bukunya ke arah Jaemin,
"Aah, iyya sini mana bukunya" ucap Jaemin sambil menarik pelan buku milik Jeno,

PLAKK

"YYAK! DARI TADI UDAH GUE BILANG JENO PABOYA, TINGGAL INI 9 DI KALI 8 DI BAGI 3!!!" teriak Jaemin,

Jeno hanya mengaduh ke sakitan, dan mengusap kepalanya.

"Hyung berisik banget sumpah, kesian yang lain pada lagi tidur" ucap Jisung tiba-tiba dan langsung bangun dari acara berbaringnya itu,
"Eh? Maaf sung maaf, ni bocah satu gak ngerti ngerti di ajarin juga" ucap Jaemin menunjuk Jeno,
"Atu ih pelan-pelan berisik" tambah Jisung lagi, Jaemin dan Jeno mengangguk iya,
"Iyya deh pelan-pelan " ucap Jaemin berbisik,

setelah itu Jaemin dan Jeno melanjutkan belajarnya dengan volume yang agak pelan. Jisung berbaring lagi di kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya.

'Bagaimana jika aku pergi besok? Lusa? Atau seminggu lagi? Bagaimana jika aku kalah menghadapinya, arg... Jisung ayolah, kamu pasti bisa! Lihat mereka mereka sudah lelah karnamu dan kamu mau ini semua berakhir?
Fikir lagi, mereka berkorban untukmu'

"Uhuk... Uhuk.." batuk Jisung

Iapun mengambil segelas air putih dan meneguknya perlahan, bagaimana lagi tenggorokannya sangat gatal, dan ia tersedak air yang ia minum. Ia menaruh gelasnya dan berlari ke kamar mandi. Merasa terusik Renjun bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang.

"Darah lagi?" tanya Jeno, Jaemin mengangguk,

Renjun menghampiri kedua kakaknya itu, dan ia membulatkan matanya saat melihat isi gelas itu terdapat darah yang sudah tercampur oleh air.

"Hyung, gelas siapa?" panik Renjun,
"Our Jisung" jawab Jeno,p

Terdengar batuk yang sangat kerak dari kamar mandi, kini Jisung tengah menahar rasa sakit dan juga gatal pada tenggorokannya. Ia meminum air yang memang sengaja berada di sisi wastafel. Ia memandang pantulan bayangannya di cermin.

"Apa penyakit ini akan menghancurkanku?" lirih Jisung, yang mulai meneteskan airmatanya,

Berterimakasihlah pada dirinya sendiri karna telah mengunci pintu kamar mandi itu. Di luar terlihat Renjun, Jeno dan Jaemin yang mengetuk pintu kamar mandi.

"Jisung? Jisung lu gapapa kan?" tanya Jaemin dari luar kamar mandi,

Di dalam jisung menahan isakannya dan berdeham untuk membetulkan suaranya.

"Iyya hyung gapapa" balas jisung yang terdengar baik baik saja,

Jisung membasuh wajahnya dan keluar dari kamar mandi, dengan senyum yang terpampang jelas di wajahnya.

"Gua kira lu kenapa napa" balas Jeno,
"Eh iyya, Mark hyung gak balik balik ya?" tanya Jisung mengalihkan pembicaraan,
"Iyya kok lama banget ya?" tambah Renjun,

"Kalian kangen aku ya???" seru seseorang dari ambang pintu,
"Eh Mark hyung udah dateng" balas Jaemin,

Ke lima anak itu pun duduk beralaskan karpet nan empul berwarna biru. Jisung hanya bertanya-tanya pada, Mark kehidupan sehari-harinya selama dia tidak tinggal di panti. Menjawabnya? Tentu saja, jujur? Tentu tidak, ia merahasiakan kejadian itu pada para dongsaengnya.

"Loh hyung, ini kok ada besot sih di lengan hyung?" tanya Jisung yang melihat luka di lengan bawah Mark,
"Oh ini? Waktu itu aku jatuh pas lagi naik tangga di sana" dusta Mark tersenyum,
"Oh.. Seperti itu" balas Jisung,

***
TBC

Di next chapter kayanya aku mau ngeluarin seseorang untuk masuk ke dalam cerita ini, ada yang tau siapa? Yup... Yoongi /tadi nanya malah jawab sendiri-_-/*plak

Gimana ya? Niatnya di next chapter juga mau masukin cerita kesehariannya Jisung dan para cogan lainnya pas ada di sekolah, :3 tapi taku absurd :v

Yodah lah ya... vote comment nya jangan lupa :* see you in next chapter...

'Jahat banget Jaemin daku tegar kok' -Jn
'Ni anak kenapa lagi?' -Rj
'Huft, untung percaya' -M
'Gemes sama Jeno ih, rasanya pen cincang tuh anak idup-idup' -Jm
'Apa aku sanggup?' -Js

NCTDREAM: Our Jisung [END]Where stories live. Discover now