#25

10K 806 38
                                    

Kebahagiaan itu menghilang, menghilang bersama senyuman yang selalu terukir jelas di bibir anak yang polos dan menggemaskan itu. Kini hanya kesedihan, tangisan, dan doa yang di keluarkan dari mulut, anak yang tak bersalah.

Jaemin dan Mark menunggu di ruang tunggu, sekitar 20 menit mereka menunggu, dan selama itu juga Jaemin menangis dan tak hentinya memanjatkan do'a nya kepada tuhan. Mark mencoba menghubungi Ny. Min, danjuga mencoba menenangkan Jaemin.

"Hyung.. Jisung satu-satunya keluarga ku.. Hiks... Hyung Jisung" tangis Jaemin, Mark merangkulnya dan menghapus airmata itu,
"Dia pasti baik-baik aja, kamu tenang" ucap Mark mendekap Jaemin,
"Jisungiee..."

Jaemin semakin terisak di pelukan Mark, ia melemas dan bahkan akan terjatuh jika saja Mark tidak menahannya.

"Jaemin sabar lah, Jisung pasti sedih ngeliat kamu kaya gini.. Jangan nangis ya" ucap Mark menghapus airmata Jaemin lagi,
"Hyung hiks... Apa dia bisa sembuh? Dia bisa sembuh kan... Hiks.."

Jaemin menangis lagi dan menyebutkan nama Jisung berkali-kali, kini di fikirannya hanya keselamatan anak itu. Jaemin tidak ingin yang lain, bahkan jika ia harus mengorbankan nyawanya ia sanggup demi adik yang ia sayang.

Tak lama kemudian terdengar suara larian bukan dari satu orang tapi mungkin melebihi satu. Jaemin merasakan tubuh lain memeluknya.

"Hyung gwenchana hyung... Uljima hiks... Uljimaaa" ucap orang yang ternyata Renjun,
"Uljima Jaemin ah" kali ini Jeno yang memeluk nya,

Jaemin membalas pelukan itu dan bersembunyi di tengkuk Jeno. Jeno mengelus punggungnya, dan terus seperti itu.

"Gimana mana Jisung?" tanya Yoongi,
"Hyung Jisung masih di dalam, hyung kenapa eomma gak bisa di kabarin?" tanya Mark cemas,
"Kamu tenang ya, nanti biar aku yang hubungi eomma" ucap Yoongi,

Klek,
Pintu terbuka dan menampilkan seorang dokter yang bername tag "Lee Taeyong" dokter itu melepas sarung tangannya dan menghampiri ke delapan orang itu.

"Dengan keluarga Jisung?" tanya sang dokter,
"Ya saya kakaknya dokter, gimana keadaan Jisung dia gapapa kan?" ucap Jaemin kepada dokter Taeyong,
"Kalian bisa ikut ke ruang saya, saya akan jelaskan" ucap sang Dokter,
"Yaudah kalo kaya gitu, biar Renjun, Chenle sama Haechan hyung yang ke dalem" ucap Renjun,
"Gua juga deh, biar Jaemin, Mark, Yoongi hyung, sama Jimin hyung aja yang ikut dokter" ucap Jeno,

Akhirnya Jaemin, Yoongi, Mark dan Jimin/A:ngapa lu pake ikut?*J:terserah gua sih,ganteng bebas/ mengikuti dokter Taeyong ke dalam ruangannya.  Dan di duduk di bangku yang sudah di sediakan, kecuali Mark dan Jimin yang berdiri/A:mpoz,segala ikut sih*J:orang ganteng, bebas/di belakang mereka.

"Bagaimana keadaan Jisung dokter?" tanya Yoongi,
"Jisung ya? Dia mengalami gangguan pada jantungnya, dan mungkin kanker darah juga yang membuatnya seperti ini, apa dia selalu muntah darah? Atau mimisan? Sya rasa dia sedikit kekurangan darah" jelas dokter Taeyong,
"Golongan darahnya O kan? Aku punya dara bergolongan O/fix ini imajinasi Author aja/ ambil aja darah aku" ucap Jaemin dengan penuh harapan,
"Tenanglah, stok darah O di rumah sakit ini masih tersedia, tapi yang saya takutkan adalah jantungnya" ucap dokter Taeyong, menatap mereka,
"Kenapa dengan jantungnya dokter?" kini jimin yang bertanya,
"Sebagian jantungnya rusak, dan mungkin hanya dengan donor jantung yang dapat menyembuhkannya/imajinasi inget?/" ucap dokter Taeyong dengan nada serak,

Duaaar...
Seperti sambaran petir yang Jaemin terima, perkataan itu sukses membuatnya lemas dan bagaikan tertimpa Batu besar, bendungan itu tumpah lagi dan Mark memeluknya dari belakang.

"Don't be sad, kita bisa cari pendonor itu" ucap Mark dan mencium pucuk kepala Jaemin,
"Aku tahu, dokter bagaimana jika jantungku saja?"

Ucapan gila itu membuat ketiga orang disana terbelak kaget, sama dengan mereka dokter Taeyong juga tak menyaknya anak itu berkata seperti itu.

"Biar aku yang donorkan jantungku, dengan gitu Jisung masih bisa hidup dan dia bisa tertawa lagi" ucap Jaemin dengan suara seraknya,

Plak
Satu tamparan meluncur mulus ke pipinya, walau tidak terlalu kencang tetapi Jaemin terkejut dengan perlakuan orang itu. Ya.. Dia Yoongi, dia menapar pipi mulus itu dengan tangannya yang bergetar.

"Kau.. Hiks.. Tidak boleh.. TIDAK BOLEH ADA YANG MEMBERIKAN JANTUNGNYA! BIAR AKU YANG MENCAFI PENDONOR ITU! TIDAK KALIAN!!" Serunya dengan airmata yang membasahi pipi itu,
"Tidak... Tidak boleh.. Hiks.. Tidak kalian... Biar aku mencari sampe ke ujung dunia ini.. Siapa saja asal jangan salah satu dari kalian!" lirihnya lagi sengan suara yang semakin serak, jimin memeluk kekasihnya itu dan mencoba menenangkannya,

"Uljima chagi" ucap Jimin,
"Hyung.. Hiks.. Jisungie.." lirih Jaemin,
"Jaemin, dengar aku akan mencarinya, dan aku juga meminta pertolongan dokter untuk mencarikan pendonor yang baik" ucap Yoongi menangkap pipi Jaemin dan menengok ke arah sang dokter yang tersenyum dan mengangguk,
"Untuk sekarang, ayo ke ruangan Jisung" ucap Mark,
"Hemm... Terimakasih dokter, mohon bantuannya" ucap Yoongi seraya berdiri dan mengulurkan tangannya,
"Ya, kami akan membantu" ucap Dokter Taeyong yang bembalas jabatan tangan Yoongi,

Ke empat orang itu berjalan kearah ruangan Jisung, dan mendapati anak itu sedang berbaring dengan peralatan dokter(author gk tau namanya apa).

***
Tbc dulu ya, ini lagi di jalan pengep sekali di dalam bis :' sebelumnya maaf ya kalo banyak tipo dan ceritanya tambah ngaur, gomawo... Vomentnya yaaa~~~

NCTDREAM: Our Jisung [END]Where stories live. Discover now