#17

11.6K 1K 51
                                    

Typo harap maklum :v

-

Di kamar Jisung dan Mark hanya terdiam, Jisung mengalihkan pemandangannya dan menatap figguran foto yang cukup besar.

"Hemm.. Sepertinya kita harus mengganti foto itu" ucap Jisung,

Mark menoleh dan menatap foto tersebut, di sana terpampang jelas foto Jisung, Jaemin, Jeno, Chenle, dan Renjun. Di sampingnya ada figuran yang lebih besar, terdapat Foto mereka berlima di tambah Kyungsoo, dan Xiumin yang tengah menggendong Jiwonie, dan Adam. Bersama dengan tuan dan Ny. Min.

"Kapan aku bisa mendapatkan Kasih sayang orang tua?" tanya Mark,
"M.. Maksud hyung?" balas Jisung balik bertanya,
"Ya.. Maksudku sedari kecil aku selalu di asuh oleh bibi Soora, aku gak pernah ngerasain gimana rasanya di sayangi orang tua kandung. Jika memang mereka menyayangiku, kenapa mereka acuh padaku? Dan membiarkanku ketakutan, kesepian, juga sedih? Aku gak habis pikir ya? Orang tua ku rela gitu ngebuang aku di depan pager rumah orang?" jawab Mark tersenyum,

Jisung mendekat den memeluk tubuh itu, ia mengusap punggung Mark.

"Apa orang tuaku itu menyayangiku? Apa dia pernah menengok ke arahku? Aku ini sampah ya? Di buang begitu saja di depan rumah?" tanya Mark bertubi-tubi, tubuh Mark mulai bergetar akan kenyataan itu,
"Hyung, gak boleh bilang gitu. Mungkin aja orang tua hyung itu lagi kesusahan, dan gak mau hyung juga ngerasain susahnya mereka" ucap Jisung menenangkan Mark,
"Ani, mereka gak sayang sama aku, mereka acuh dan gak peduli kan? Apa mereka memikirkan hati, perasaan dan fisikku?" tanya Mark lagi, ia tersenyum miris,
"Apa mereka tahu jika aku sedang sakit, kelelahan dan sebagainya? Tidak, aku kira Ny. Gloria itu ibu yang baik, tapi dia sama aja kaya orang tua kandungku.. Hah.. Beruntungnya kamu masih punya Jaemin yang menjabat sebagai kakak kandungmu" lirih Mark,

Jisung mengeratkan pelukannya dan menangis dalam diam. Ia hanya tak ingin kakaknya itu semakin bersedih lagi. Tak lama tersa beberapa tubuh ikut memeluk kedua anak itu.

"Hyung, gak boleh ngomong gitu, kita sayang sama hyung, hyung jangan sedih.. Kita janji gak akan ninggalin hyung" ucap Jaemin yang mencium rambut Mark,
"Ne.. Hyung kami sayang hyung selamanya" ucap Renjun,
"Walaupun tanpa orang tua, kami janji akan ngasih seluruh Kasih sayang kami buat semua anak di panti" tambah Chenle,
"Hei, kan ada gua.. Lu jan kek gini dong.. Gua sedih kan.. Udah ya Mark" ucap Jeno,
"Ne.. Mark hyung, aku juga janji buat sayang terus sama hyung" ucap Haechan,

Ingin rasanya Mark menjierit saat itu, ia berfikir apa dirinya lemah? Dia adalah namja, tapi ia menangis di depan seluruh adiknya. Apa dia pecundang? Ia mengangap dirinya tak pantas menjadi kakak, ia masih sangat rapuh untuk menerima kenyataan, bahwa orang tuanya tak menginginkan dirinya.

"Hyung, semua orang tua sayang sama anaknya, mungkin cara pengungkapannya yang beda, aku yakin ibu dari Mark hyung pasti selalu ngedoain hyung" ucap Haechan,
"Gomawo.." lirih mark,
"Joengmal kamsahamnida.. Saranghae" lirih Mark lagi,
"Hm.. Kami juga sayang hyung" ucap Chenle,

Ke tujuh anak itu pun melepaskan pelukannya. Mereka tersenyum, memberikan senyum termanis, dan tulus dari hati mereka.

"Terimakasih, aku rasa, aku beruntung punya adik-adik manis, baik, bijak dan imut seperti kalian" ucap Mark dam mengacak-acak gemas rambut Jisung,
"Jadi.. Ku rasa kita harus mengganti foto itu, kita buat Mark hyung juga tersenyum manis di sana" ucap Jaemin menatap figuran itu, "ah ya, sepertinya kita juga harus mengajak Haechan di dalamnya" tambahnya lagi melirik Haechan,
"Mwo? Aku? Kenapa aku?" tanya Haechan memasang wajah polosnya,
"Ya iya lah, lu kan udah jadi bagian keluarga ini" ucap Chenle merangkul tubuh Haechan, Haechan menatap mereka dengan mata berbinar,
"Beneraan? Huwa... Haechan sayang kalian,huwee...terharu..." ucapnya dan memeluk Chenle dan Jeno yang ada di sampingnya,
"Hahahahahah" tawa mereka pun keluar saat melihat kelakuan Haechan,

Jisung tersenyum melihat kakak-kakak nya tersenyum, ia menatap Mark dan menyunggingkan senyumnya.

Nyes..
Jisung merasakan tenggorokannya basah, ia mencium bau agak amis di Indra penciumannya.

"Yyak!! Jisung kau berdarah!" ucap Mark yang sadar akan keadaan Jisung,
"Yyak cepat ambilkan tisu!" ucap Mark,

Renjun pergi mengambil tisu, dan mengelap hidung Jisung yang mengeluarkan cairan merah yang kental nan amis itu.

"Hei, kamu sakit? Kalo kamu sakit biar aku panggil Yeri ahjuma untuk memeriksamu" panik Mark lagi, Jisung menahan tangan Mark saat ia hendak pergi,
"Wae?! Kamu sakit!" gertak Mark,
"Aniyo.. Mark hyung aku hanya lelah" ucap Jisung, Mark hanya menyeringitkan matanya,
"Sejak kapan kamu kaya gini?" tanya Mark,
"Udah lah lagi juga aku ga.. Uhuk!"

Ucapan Jisung terpotong, ia terbatuk setelahnya ia berlari ke kamar mandi, dan menguncinya. Ia menumpahkan cairan itu di wastafel nya, dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia meminum air yang memang di sediakan di pojok ruang kamar mandi.

"Jisung!!" teriak Mark dari luar,

Dengan cepat Jisung membersihkan darah yang masih tersisa di tangan dan mulutnya. Ia keluar dengan senyumannya, dan bersikap normal.

"Gwenchana?"
"Gwenchana"

Jisung pun tersenyum lagi dan mengajak ke enam temannya itu ke ruang tengah. Renjun, dan Chenle hanya menatap anak yang memiliki senyum manis itu dengan cemas.

Ketujuh anak yang bahagia bukan? Dengan Kasih sayang dan keceriaan di setiap harinya, hanya saja mereka membiarkan diri mereka tersiksa untuk membuat yang lain tersenyum, bukan hanya Jisung. Chenle, Renjun, dan Jeno pun memiliki masa kelam mereka saat di tinggal oleh kedua orang tua mereka, bahkan keluarga.

***
TBC
Voment jsy~ slow update lagi ya?? :'> mianhaeyo... :') kalo ada yang kurang atau sebagainya, bisa di komen aja kok, aku terima kritik dan sayan kalian ^^ see ya~~

NCTDREAM: Our Jisung [END]Where stories live. Discover now