#30

9.3K 825 33
                                    

Semua yang berada di dalam ruangan itu menahan nafas saat melihat seseorang yang terbaring dan di peluk oleh Yoongi mereka, Mark menghampiri dan mencoba untuk menyentuh pipi dingin itu.

"Eom.. Ma?"

Sungai itu terbentuk lagi di pipinya ia memeluk tubuh itu di lain arah oleh Yoongi dan menangis sejadinya.

"Eommaaa.... Hikss eommaa palli ironaaa hikss eommaa" suara Mark menipis dan menjadi isakkan yang sangat memukul ke lima adiknya,

"Eomma?" Chenle menghampiri kedua orang yang menangis itu dan menatapya, "eomma kok tidur di sini? Eomma kenapa gak pulang? Eomma kenapa tidur di sinii?? Eomma? Eomma adam sama jiwonie rindu ingin bertemu eomma, eomma cepat bangun eommaa"

"Chenle" panggil Renjun dan menarik tubuh itu kedalam pelukannya,

"Loh hyung? Eomma kenapa tidur di sini? Hyung? Bangunin eomma" ucapnya dan membalas pelukan Renjun,

"Eomma sudah meninggal chenle, dia sudah pergi" Jawab Renjun, seketika tubuh Chenle lemas dan tak sadarkan diri,

"Hyung.. Hyung" Renjun panik dan meminta bantuan Taehyung,

Taehyung membawa Chenle ke sebuah ranjang yang berada dipojok ruangan, dan memanggil dokter. Tak lama dokterpun datang dan segera memeriksa keadaanya.

BRUK,
Satu lagi yang tak sadarkan diri, dengan sigap Jeno menahannya dan memeluknya.

"Jaemin ah, ironaa" Jeno yang panik pun menggendongnya dan membawanya ke ruangan lain,

"Chagiyaa, jangan seperti itu, eomonim akan sedih nantinya" ucap Jimin yang merangkul Yoongi, yoongi memeluk namja itu,
"Eomma, hikss eomma" isak Yoongi,

Haechan merangkul Mark dan mencoba menenangkannya, dengan airmata yang mengalir jelas di pipinya.

"Hyung, jebal uljima" ucapnya,
"Chaniee, eomma hikss" balasnya dengan isakkan yang jelas, Haechan membalikan tubuhnya dan memeluk badan itu,
"Eomma, jangan tinggalin sanha eomma, hikss eommaaa" sanha menangis di sana, Taehyung menghampiri Sanha dan memeluknya,
"Uljima hmm?" ucapnya mengelus rambut sanha,

Dokter lee datang ke ruangan itu bersama beberapa suster di sana.

"Dia akan di pulangkan ke rumah atau disini untuk sementara waktu?" tanyanya dengan berhati-hati,

Untunglah hati yoongi sebaik dan secantik sang eomma, ia tersenyum dan menggeleng.

"Untuk sementara waktu biarkan eomma di sini, mungkin ia merindukan Jisung" ucap Yoongi dengan senyum yang masih terukir di pipinya,

"Baiklah, suster tolong bantu anak yang di sana" ucap sang dokter menunjuk Chenle yang berbaring di ranjang,

****
Dua hari berlalu, pemakaman akan di lakukan besok, karena cuaca yang tidak mendukung, dan.. Hati yang belum menerima kepergiannya.

Semua telah berlalu, takdir tuhan tidak bisa di belokkan lagi. Kini kesembilan namja berkumpul di sebuah ruangan yang cukup asing bagi mereka. Dua orang yang terbaring lemah di ranjang, dan seorang yang lengkap dengan peralatan yang menempel pada tubuhnya. Semua pasang mata itu terlihat sebab dan merah, masih ada air mata yang tersisa di dalam sana.

"Jisungie.." lirih salah seorang itu, ia berdiri dan menghampiri anak yang tertidur yang tengah melawan mautnya itu,
"Cepatlah bangun, dan jaga jantung eomma bersamamu, ku mohon jisungie bangun.. Hikss.. Aku merindukanmu" isak orang itu dan menciumi tangan anak itu,

"Hiks... Eommaaa... Jeongmal bogoshipoyo" isak yang lainnya,
"Jisung kau mendengarku bukan? Bangun lah... Hiks bangunnn"

JISUNG POV

"Bangun... "

Aku terbangun dari tidurku saat mendengar suara lirih itu, aku melihat ke sekelilingku ada yoongi hyung yang tengah menangis di sampingku, juga ke enam hyungku dan di tambah Jimin hyung di sana. Tunggu apa ini? Kenapa mereka menangis? Apa aku telah membuat mereka bersedih?

Aku bangun dari tidurku dan duduk di sana, aku turun dari tempat tidurku. Aku mengusap punggung hyungku dan coba menenangkannya.

Tunggu sebentar, aku sudah bangun tapi kenapa tubuhku masuh terbaring di sana? Kenapa ini? Dan kenapa aku tidak bisa memeluk Yoongi hyung?

"Jisungieee.... Hikss irona.."

Aku membalikkan tubuhku dan melihat Mark hyung menangis di sana, di dalam pelukan Haechan Hyung, juga Renjun hyung yang sedang duduk di samping ranjang Chenle hyung, dan Jeno hyung yang mengecupi punggung tangan Jaemin hyung. Mereka kenapa?

"Hyung aku di sini, aku sudah bangung" ucapku dan menghampiri Mark hyung,
"Eommaaa hikss" ucapnya lagi dan menangis,
"Eomma? Kenapa eomma?" gumamku dengan penuh tanda tanya,
"Sudah hyung eomma pasti akan bahagia di sana, kalau kau berhenti menangis" ucap Haechan hyung menguap punggu mark,

Eomma? Bahagia maksudnya apa? Kenapa mereka menangis, kenapa mereka bersedih? Aku sudah sembuh, kenapa mereka menangis?

Greb

Sebuah tangan memelukku dan menutup mataku, tak lama tangan utu turun dan aku bisa melihat lagi. Tidak, tunggu ini apa? Kenapa hanya cahaya putih di sini? Kemana orang yang tadi memelukku, dimana para hyung ku? Aku melihat sekeliling, dan baru menyadari bahwa aku memakai baju putih yang indah dan sebuah syal Indah.

"Jisung?" panggil seseorang di belakangku,

Aku menolehkan kepala dan mendapati eomma bak bidadari cantik sengan senyum dan aura yang sangat indah. Aku menghampirinya dan tersenyum manis kearahnya. Ia pun begitu dan memelukku.

"Eomma, jisung kangen eomma" ucapku, tak terasa airmata itu lolos dari pelupuk mataku,
"Eomma juga kangen kamu" ia mengusap kepalaku, dan mengecupnya,
"Eomma, tadi aku melihat hyung menangis, apa aku nakal sampai mereka menangis seperti itu?" tanya ku, eomma melepaskan pelukannya dan menatap mataku,

"Sayang, dengarkan eomma" ucapnya,
"Jangan pernah pegi dari mereka, hibur mereka, jaga kesehatanmu, jangan tidur larut, jangan memakan es krim terlalu banyak, jangan memakan gula-gula tanpa berhenti" ucapan itu terhenti, aku bisa melihat airmata itu jatuh ke pipipinya,
"Eomma.."
"Jangan pergi larut malam, jangan bermain kesembarang tempat, jaga pola makanmu, jangan buat mereka sedih, makanlah dengan teratur, dan selalu tersenyum untuk mereka, karena senyummu adalah Sumber kekuatan mereka" ucapnya dan menangis di depanku, aku mengkapus airmatanya,
"Aniya eomma, hikss... Jisung janji akan menjadi anak yang baik" ucapku,

Greb

Aku merasakan beberapa orang memelukku dari belakang, aku menoleh dan mendapati mama papa dan hanbin hyung yang memelukku.

"Jangan pernah lupakan kami, jaga jaemin kami, jangan menjadi anak yang nakal ya sayang" ucap mama dan mengecup kepalaku,
"Jadilah dongsaeng yang penurut, jadilah dongsaeng yang sangat berarti untuk mereka" ucap hanbin hyung dan tersenyum,

Keadaan ini membuatku bingung, banyak sekali pertanyaan yang ingin aku lontarkan, tapi aku bingung harus apa. Suaraku menghilang, lidahku kaku, dan keberanianku musnah.

Ketiga orang itu melepaskan pelukannya, dan berbaris di depanku bersama eomma. Aku menatap mereka sedih, airmata ku turun dengan derasnya dari mataku.

Tak lama cahaya putih bersinar dari belakang tubuh mereka. Aku sempat menutup mataku karena cahaya itu sangat cerah.

"Pergilah jisung, tempatmu bukan di sini, suatu hari nanti kita pasti akan bertemu dan bersatu seperti sedia kala bersama yang lainnya" mama tersenyum dan mengalihkan pandangannya ke belakangku,

Aku membalikkan badan dan melihat semua hyungku tersenyum dan seakan menungguku, aku melangkahkan kakiku pelan, semakin lana aku berlari untuk bisa mendekati mereka. Aku di tarik kedalam pelukan mereka dan mereka menyambutku dengan tangis kebahagiaan. Aku sedikit mengintip kearah eomma, mama, papa, dan hanbin. Mereka sudah menghilang bersama cahaya putih tadi, dan di sinilah aku bersama ke tujuh hyungku.

****
TBC

Anu... Masih banyak typonya ya?? -3- maafin ya, semoga kalian menikmatinya,

Jangan lupa vite dan comment nya, i hate silent readers -3-

NCTDREAM: Our Jisung [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя