Tiga Belas~

38.3K 2.3K 18
                                    

MEREKA kini duduk di sebuah café di hotel itu. Kinar menusuk-nusuk daging pesanannya tadi. Ia agak risih karena ia belum menghapus make up di wajahnya. Dan kostumnya juga belum ia ganti. Seusai menari tadi, ia bertemu Niko dan Aric lalu dua cowok itu langsung menyeretnya untuk makan.

Tadi ia menari di acara peluncuran sebuah produk oleh perusahaan papanya Niko. Oh, ya. Kinar memang mengikuti ekskul menari. Hanya Jasmine, Eliza, Niko dan anak klub tari yang mengetahui itu.

Teman-teman lainnya hanya mengetahui jika Kinar ikut ekskul debat. Kinar tidak ingin menunjukkan ke orang lain jika ia ikut menari tarian tradisional. Menari adalah hobinya sejak kecil. Ibunya adalah mantan penari tradisional di sebuah teater.

Niko entah bagaimana mengetahui Kinar yang masuk klub tari. Awalnya klub menari itu memang sering diikutkan dalam ajang perlombaan menari, acara sekolah—sebagai pengisi acara, dan juga acara lain yang tidak diselenggarakan oleh pihak sekolah. Seperti peluncuran produk tadi.

Perusahaan papanya Niko sering meminta klub tari tradisional SMAnya Kinar untuk mengisi acara. Dan dari situlah mungkin Niko mengetahui rahasia Kinar.

Memang, menari tidak sesuai dengan dirinya yang dikenal orang sebagai cewek yang agak pendiam, sering jutek dan rada galak. Tapi begitulah Kinar yang sebenarnya. Dan sekarang bertambah satu orang yang tau tentang Kinar. Aric.

“Kok gue gak tau kalo lo ikut nari sih?” Tanya Aric seraya menunjuk Kinar dengan sendok. “Kan gue pacar lo, Kin. Masa Niko tau, gue gak tau.”

“Lo juga gak pernah nanya kok.” Jawab Kinar yang masih sibuk memotong daging lalu mencomotnya ke dalam mulut.

“Ya emang sih. Tapi gue cuman tau kalo lo ikut klub debat aja.”

“Gue sengaja gak mau kasih tau siapa-siapa.”

“Nah kalo gitu kenapa Niko bisa tau?” Tanya Aric sambil melirik Niko.

“Karena bokap gue tau kalo klub tari tradisional sekolah kita itu bagus. Jadi sering diminta buat ngisi acara perusahaan. Kan gue sering ikutan acaranya. Jadi gue tau. Gue udah tau dari dulu kali. Ya nggak, Kin?” Tanya Niko.

Kinar mengangguk. “Lagian masalah banget ya kalo lo gak tau tentang ini. Ini kan bukan hal yang patut dibesar-besarin.”

“Tapi gue pacar lo, Kin. Masa pacar lo sendiri gak tau tentang elo.” Aric tetap ngotot.

Kinar mendesah. “Ah udah ah. Rempong banget sih. Yang penting sekarang lo udah tau kan kalo gue ikut klub tari.”

Aric pun mingkem.

“Bokap nyokap lo kok gak datang sih, Nik?” Tanya Kinar yang kini mengganti topic pembicaraan. Tadinya ia juga sudah berencana untuk bertanya pertanyaan ini jika bertemu Niko.

“Iya nih. Mereka lagi ke luar kota. Anaknya tante gue masuk rumah sakit. Kemaren mereka berangkat. Mereka nyuruh gue buat sampain permintaan maaf mereka karena gak bisa dateng.” Jawab Niko.

RELATIONSHITDär berättelser lever. Upptäck nu