chapter one

141 8 3
                                    

One last time - Ariana Grande

Seusai upacara, aku langsung ke kantin dan berjalan melewati dikoridor sekolah. Kemudian, aku menatap kearah lapangan. Aku melihatnya, Alken, teman seangkatanku yang akhir-akhir ini aku sukai.

"Hasna." sapa seseorang sambil menyentuh pundakku.

Aku menoleh, "Kaget Fan." aku mengelus-ngelus dadaku.

"Lagi ngapain disini? Biasanya jam segini langsung ke kantin." tanya Fania.

Aku tersenyum tipis. "Ini mau ke kantin," tidak lama aku melihat Alken berjalan ke arahku. Buru-buru aku ingin beranjak pergi.

Fania menarik tanganku. "Hasna mau kemana?"

"Mau ke kantin, laper--"

"Hai sayang." ucap Alken sambil merangkul leher Fania dari belakang.

Deg.

Dengan sekejap, senyumanku tadi berubah menjadi senyum yang sangat kecut dan wajah datar.

'sayang?? Alken, sama Fania pacaran?' batinku berkata dengan miris.

"Aku mau ke kantin ya." ujar Alken.

"Iya, sayang." jawab Fania.

Tubuhku sangat lemas saat melihat Alken mencium punggung tangan Fania.

Kemudian Alken manatapku, tatapan kita bertemu saat itu. Kemudian Alken pergi meninggalkanku dan juga Fania.

Aku masih ditempat yang sama dengan tatapan kosong dan pikiran yang sedang tidak karuan. Serta hati yang hancur.

"Pacaran?" aku membuka percakapan.

"Iya." jawab Fania enteng.

"Sejak kapan Fan, kalo boleh tau."

Aku mengirup dan menghembuskan nafas dalam-dalam agar menetralkan denyut jantungku sekarang.

"Sejak Alken putus sama mantannya yang pindahan dari bandung itu loh Has. Ingetkan? Kalo engga salah jadian minggu kemaren kayaknya Has,"

Sakit bukan mengetahui kabar bahwa sahabat kalian berpacaran dengan orang yang kalian sukai? Sesak? Tidak. Hanya sedikit kecewa rasanya.

Tapi ini bukan salahnya. Ini bukan salah Alken, dan juga bukan salah Fania. Disini tidak ada yang salah. Sakit di hati ini tumbuh dengan sendirinya, disini juga tidak ada korban ataupun tersangka.

Mungkin ini hanya sebuah kisah tersakitinya seorang gadis dalam bayangannya. Iya. Hanya bayangannya. Bukan fakta.

Alken pernah bilang. Hati dan cinta itu jauh berbeda. Hati itu ada letaknya, yaitu dibawah jantung manusia, di bagian dada. Tapi cinta? Cinta itu tidak akan pernah terlihat. Dan memang tidak terlihat. Walaupun begitu, bukan berarti cinta itu sama artinya dengan tuhan. Cinta hanyalah cinta, dan tuhan adalah segalanya.

Begitu katanya, ia memang bijak. Berbeda dari yang lainnya. Dan mungkin dari situlah aku mulai menyukainya.

●●●

Take a ShineWhere stories live. Discover now