chapter eighteen

11 3 0
                                    

I want you to know - Selena Gomez

"Ada seseorang yang suka sama kamu, sampe dia begitu panik pas ngeliat kamu menderita."

"Siapa yang nolongin aku?"

"Orang yang kamu engga akan tau."

_ _ _

Alken terbangun dari mimpinya yang penuh dengan pertanyaan tersebut.

Sepotong roti berselai coklat dan susu hangat siap santap di hadapannya saat ini.

Suara kenop pintu terbuka membuat nya menoleh ke arah pintu kamar rumah sakit.

"Hasna itu engga baik orang nya." ujar Fania saat ia duduk.

Alken menatap Fania bingung. "Dia baik ko."

"Asal kamu tau, pas kamu kecelakaan dia juga disana. Tapi respon dia apa? Dia cuman diem aja ngeliatin kamu."

"Aku engga percaya." Alken menyeringit.

"Padahal disana tuh aku panik banget sama keadaan kamu."

Alken tersenyum hambar. "Makasih ya kamu udah nolongin aku."

Jleb.

Fania menundukan kepala sambil tersenyum puas.

_ _ _

Sarapan di pagi hari kali ini tidak seperti biasa nya. Ayah, Ibu, Mas Rendi, dan Mba Laras menatap ku dengan tatapan yang tidak mengenakkan.

"Kenapa mobil bisa hilang?" ujar Ibu yang tidak bosannya menanyakan kabar mobil yang terampok sore kemarin.

Aku menghirup nafas panjang. "Kan tadi malem aku udah ceritain panjang lebar awal mulanya Bu."

"Kamu tuh teledor nya kelewatan Hasna, kamu kira harga mobil sama kayak harga mainan?" ujar Mba Laras.

"Hasna kan udah minta maaf." jawab ku dengan suara yang lemah.

Ibu menaikan satu alisnya. "Kamu mah apa aja selalu hilang si. Heran Ibu nya juga."

"Ya, terus itu gimana Bu?" tanya Mas Rendi

Ayah berdehem. "Yaudah lah, biar Ayah yang urus."

"Terus Hasna sekarang sekolah naik apa?" tanya ku.

"Ya sebagai hukuman kamu ngilangin mobil gitu aja, selama mobil belom ketemu kamu pulang dan pergi sekolah naik angkot." ujar Ibu sambil tersenyum miring.

"Lah? Dih masa Ibu tega banget sih, dikata jalan dari rumah ke pangkalan angkot deket kali??" aku mengeluh.

"Ya biarin aja. Siapa suruh kamu ngilangin mobil? Di kasih kenikmatan malah di abaikan sia-sia. Ya syukurin aja lah." sambut Mba Laras yang semakin mambuat aku kesal.

"Parah ih." aku pun langsung menuju ke kamar dengan muka yang jutek.

_ _ _

Aku langsung merebahkan diriku kembali ke dalam kasur empuk yang berada di kamar ku.

"Untung masih subuh." ujar ku sambil memainkan dasi seragam sekolah yang telah aku kenakan.

Suara notification Handphone ku terdengar saat aku ingin menerjapkan mata.

LINE (2)

"Alken?" aku langsung bangkit dari tidur ku.

Alkenfaudzan : Ko lu cuek?

Alkenfaudzan : Lu masih marah ya?

Hasna Zamora : Cuek gimana?

Hasna Zamora : Gua engga marah ko.

Alkenfaudzan : Gua kayak nya kualat nih sama elu :'

Alkenfaudzan : Gua kecelakaan beneran :v

Hasna Zamora : Mampus lu kecelakaan beneran. Pake nge-Prank gua si lu. Sialan, kena sial juga kan akhirnya :v

Alkenfaudzan : Kata Fania, lu ada disana pas gua abis di tabrak, emang iya?

Hasna Zamora : Iya, emang, lupa? :'

Alkenfaudzan : Terus kenapa lu ngga nolongin gua? :'

Deg.

"Astagfirrullah, Fania jahat banget dah."

Alkenfaudzan : Hasna?

Hasna Zamora : Iya, sorry ya, soalnya, Ibu gua suruh gua pulang cepet, pas itu juga mobil gua abis di rampok Al.

Hasna Zamora : Jadi, ngga sempet nolongin lu, Al. Gua juga agak gimana gitu kalo liat darah.

Seusai mengetik kedustaan tersebut, air mata ku mengalir begitu saja di pipi ku.

Mengingat kejadian kemarin, dimana aku yang begitu panik dan khawatir dengan keadaannya.

Sampai mengorbankan mobil ku sendiri karna saking bodoh nya, tapi malah di balas dengan rasa bersalah dan kecewa dari diri ku sendiri.

●●●

Take a ShineWhere stories live. Discover now