chapter fourteen

28 5 0
                                    

Aftertaste - Shawn Mendez

Hari suntuk disekolah. Kepalaku sangat begitu pusing karena mungkin kekurangan tidur. Jadi aku izin untuk tidak mengikuti jam pelajaran olahraga.

Kini hanya ada aku, dan Dini dikelas. Dini bersikeras untuk membolos jam pelajaran olahraga hanya untuk menemaniku. Sungguh teman yang baik.

Karena bosan, Dini terlelap tidur dengan menutupi wajahnya memakai buku pelajaran matematika.

Aku menghempaskan semua rasa kantuk dan pusing yang aku rasakan dengan meluangkan waktu untuk menikmati musik yang bertempo pelan.

Aku memasangkan kedua buah earphone berwarna merah maroon ke telingaku yang sudah tersambung dengan ponselku.

'Slow motion - Trey Songz'

Aku membuka aplikasi Line isinya tidak jauh dari group chatting yang hanya berisikan spam dan OA Line atau Official Accounts yang selalu setia menyebarkan mc broadcast ke semua pambaca timeline maupun hanya sekedar mengikutinya saja.

Karena tidak ada notification chatting yang masuk, akhirnya aku beralih ke WhatsApp. Yang tadinya menduga penuh messages chatting, tapi ternyata, dugaanku salah. WhatsApp di ponselku sangat begitu sepi, kayak hati.

Dengan begitu, akupun meletakan ponselku di atas meja. Aku menerjapkan mataku berindiatif untuk tidur. Namun kemudian, aku di kejutkan oleh notification Line yang berbunyi begitu kencang di telingaku. Aku baru sadar bahwa aku masih memakai earphone. Bodoh.

LINE (4)

Saat aku menggeser pola layar ponselku dan juga membuka aplikasi Line ku, aku tersentak. Kini, bukan lagi OA Line yang setia membroadcastku, ataupun group Line yang senantiasa selalu membicaran hal yang tidak penting.

Tapi, kali ini dari Alken. Pria yang aku temui minggu lalu di sebuah Cafè mewah bernuansa coklat dan biru aqua di malam yang cukup membosankan.

Akhir-akhir ini setelah pertemuan itu, aku jarang sekali menemuinya. Bahkan tidak pernah terlihat keberdaannya di sekolah ini.

Dia juga tidak pernah menghubungiku atau sekedar mengechat atau lain-lainnya. Tidak sama sekali, hilang seperti ditelan bumi.

Kemudian, dengan cekatan aku membuka massages darinya.

Alkenfaudzan : Has?

Alkenfaudzan : Lo hari ini sekolah ngga? Lo ada dimana?

Alkenfaudzan : Gua butuh teman obrolan.

Alkenfaudzan : Hasna, gua butuh lo.

Hasna Zamora : Iya?

Hasna Zamora : Gua ada disekolah,
kenapa ya?

Hasna Zamora : Lo kenapa, Al?

Hasna Zamora : Alken????

Alkenfaudzan : Gua abis kecelakaan, di tabrak motor :'

Alkenfaudzan : Tapi sengaja ngga gua umbar, bahkan mungkin absen di kelas gua alfa.

Alkenfaudzan : Gue ngga tau harus ngasih tau ke siapa, gua bosen disini.

Hasna Zamora : Lo kenapaaa? :'

Hasna Zamora : Kok bisa kecelakaan?

Hasna Zamora : Fania tau ngga lo abis kecelakaan?
Apa perlu gue kasih tau ke wali kelas lo?

Hasna Zamora : Lo ada dimana sekarang? Rumah sakit?
Keadaan lo gimana?

Alkenfaudzan : Masa iya si gue ngeprank? Enggak lah.

Alkenfaudzan : Jangan kasih tau wali kelas, gue ngga mau kalo misalkan pada tau kalo gue kecelakaan.

Alkenfaudzan : Kalo lo ngga percaya, sini aja. Iya, gue dirumah sakit.

Hasna Zamora : Lo dirumah sakit mana? Kamar berapa?
Paman gua juga dirawat katanya, nanti gua mau jenguk, biar sekalian.

Hasna Zamora : Yaudah sabar, nanti abis pulang sekolah atau kalo ada jam pelajaran kosong gua kesana.

Read.

Akupun langsung membangunkan Dini. Dan merapihkan semua barang-barangku dan memasukannya kedalam tas.

"Mau kemana si Has?" Dini terbangun dari tidurnya.

"Dini, Alken,"

"Kenapa?"

"Tadi katanya Alken kecelakaan?"

Dini tersentak. "Lah? Kok bisa?"

"Makanya nih," aku berdiri.

"Hasna mau ngapain?"

"Madol." buru-buru aku pergi meninggalkan

"Hasna!"

Alkenfaudzan : Engga deng, gua bohong. Udah lo jangan madol ;3

Alkenfaudzan : Jangan kesini. Bohong kok.

Hasna Zamora : Bangsat.
Gua udah panik.

Alkenfaudzan : HAH PANIK? Pantat unik :v

Hasna Zamora : Engga lucu, elah.

Alkenfaudzan : CIE KENA PRANK :V

Hasna Zamora : Dasar lo cobet -_-

Read.

●●●

Take a ShineWhere stories live. Discover now