chapter eleven

28 5 0
                                    

With you - Chris Brown

"Udah enakan belum kakinya?" tanyaku kepada selaku teman Alken, yang bernama Rafi tersebut.

"Iya, lumayan." jawab Rafi.

"Yaudah, baguslah."

"Thanks ya, hmm," ujar Rafi terpotong. "Nama lu siapa? Kok lu bisa langsung deket sama si Alken?"

"Iya, udah tanggung jawab gua kok. Oh, nama gua Hasna. Gua ketua PMR disini, jadi, tadi pas lo ketauan cedera dan enggak ada yang bisa tanganin, ya, si Alken langsung nyariin gua gitu." jelasku.

"Oh pantes, tapi, setau gua Alken bukan cowok yang bisa langsung deket sama cewek." ujar Rafi.

"Mungkin karna situasinya lagi genting. Eh, gua mau nanya, elu temen deketnya Alken kali?"

"Ya, bisa dibilang gitu."

"Deket banget-banget gitu?"

"Enggak juga sih, gua cuman temen futsalnya doang. Sekelas juga enggak. Emang kenapa?"

'cuman temen futsal. Cuman?? enggak sekelas juga pula? waw.'

"Enggak apa-apa. Cuman, pas dia ketemu gua sambil ceritain elu cedera gitu, muka dia panik banget. Dikirain gua elu luka parah, eh ternyata cuman cedera."

"Asal elu tau, Alken cowok yang setia. Setia sama siapa aja. Termasuk sama temannya sendiri. Lu bisa bayanginkan, sama temen aja setia, apa lagi sama keluarga atau pacar?"

Aku mengangguk.

Tidak lama kemudian suara kenop pintu berbunyi menandakan seseorang telah masuk ke dalam ruangan.

Aku menoleh untuk mengetahui siapa yang datang. Dan ternyata terdapat Alken yang sudah berada di ambang pintu.

"Dari mana aja lu? Gua berduan sama si Hasna udah kayak orang pacaran. Sialan." ujar Rafi secara tiba-tiba.

"Gausah ngomong dulu. Nih ambil." balas Alken sambil menyodorkan sebungkus kantong plastik berisi makanan.

"Apaan?"

"Punya tangan punya mata, buka sendiri lah, nanti juga tau." ucap Alken.

'idih, dingin banget.'

"Eh, ada coklat, roti sobek, susu, sama pocari. Buat gua nih?" ujar Rafi sambil mengeluarkan isi di dalam kantung plastik satu persatu.

"Bukan, buat kucing tadi baru aja abis lahiran."

"Ngaco, haha."

"You're welcome Rafi." ujar Alken.

"Im forget, thanks my friend." jawab Rafi

'otaknya sama-sama geser.'

"Lu care amat si ama gua? Kan gua cuman cedera. Wah jangan-jangan." celetuk Rafi sambil tersenyum jahil.

"Lu kalo enggak mau nerima sini buat gua." ujar Alken dan mengambil sebuah roti sobek, kemudian ia membukanya lalu langsung memakannya.

"Kok lu yang makan?" tanya Rafi.

"Lagi lu banyak bacot, kan laper gua jadinya."

"Yaudah, gua balik ke kelas ya." ucapku.

"Oh iya, thanks ya, Hasna." ujar Alken sambil tersenyum padaku.

'manis bangett.'

Aku mengangguk dan dengan sigap langsung meninggalkan ruang UKS.

'eh, anjir gue baper.'

_ _ _

"Cie hmm, Hasna kayaknya lagi berbunga-bunga nih. Masa baru begitu aja udah baper sih, Has?" sambut Dini saat aku baru saja memasuki kelas.

"Apaan sih, siapa yang baper coba?" dustaku sambil tersenyum malu.

Dini mencolek lenganku.

"Jangan peke bohong juga kali." ujar Dini sambil tertawa puas karena telah sukses mengejekku.

●●●

Take a ShineWhere stories live. Discover now