chapter ten

33 5 0
                                    

Tegar - Rossa

"Hasna." sapa seorang laki-laki yang sudah familiar bagiku. Kemudian aku membuka mata dan menoleh ke sumber suara.

'what the hell?'

'Alken lagi? astaga.'

'ada apa dengan Alken?'

Mataku terbuka lebar saat mandapati Alken dihadapanku saat ini. Dengan kata lain aku mematung di hadapnnya. Tentu saja aku terkejut.

Dini yang melihat kejadian itupun tidak kalah terkejutnya, ia tersenyum dan melontarkan kalimat yang terputus-putus.

"Alken?" sentakku.

"Lu ketua PMR, bukan?" ujarnya dengan wajah panik.

"Iya, kenapa?"

"Temen gua, si Rafi cedera pas main futsal, sekarang dia di ruang UKS, tapi enggak ada yang bisa tanganin."

"Hah? Masa?"

"Yaudah mending lu liat sendiri. Ayok kesana." ujar Alken kemudian menarik pergelanganku keluar kelas.

'WHATT THE FUCK!'

'gila, gila, gilaaaa!'

'apa yang terjadi?'

'dia megang tangan guaa!"

'yah geter dah kaki gua.'

_ _ _

Saat ini, disini, demikian ini, aku dan Alken serta kawan-kawanannya berada diruang UKS. Dan, kini aku perempuan sendiri diantara teman-teman futsal Alken.

Dan, tangan Alken masih menggenggam pergelanganku.

Dan, kini aku berada disebelahnya, dengan jarak yang cukup dekat.

Dan, dari sepanjang jalan dari kelas sampai menuju ruang UKS tadi Alken terus menarik ringan tanganku.

Dan, jika Sekar melihat kejadian tersebut. Ngamuk kali.

"Itu, coba tanganin." seru Alken kemudian melepas genggamannya.

"Yaudah kalian keluar dulu. Mana bisa gua tanganin kalo kalian ngerubungin dia kayak gitu?"

"Yaudah." ucap Alken, "Woi keluar dulu woi, keluar dulu sana keluar!" bentak Alken yang membuat teman-temannya yang berada diruang UKS sempat tergelak dan langsung meninggalkan ruang UKS.

"Terus, elu enggak mau ikut keluar juga gitu?" tanyaku.

"Harus ya, elu ngusir gua?" Alken menaikan satu alisnya, "Lagi pula, Rafi juga udah enggak ada yang ngerubungin kok!"

Deg.

'yah, mampus dia marah!'

"Bukan gitu. Tapi, kalo elu enggak mau keluar enggak masalah juga si."

Dia diam.

Akhirnya dengan sigap aku menangani temannya yang cedera akibat bermain futsal tersebut.

Alken terus memperhatikan gerak-garik yang akan dan telah aku lakukan. Yang membuatku nervous tidak karuan.

Yang baru aku ketahui tentang Alken adalah, Alken orang yang sangat setia dengan kawan. Walaupun ia memiki banyak kenalan, namun, Alken jarang sekali untuk bergabung dan menjadi anggota populer dikalangan sekolah.

Suaranya yang sedikit serak dan juga cedel. Sama sekali tidak membuat penampilannya jatuh. Ia tetap cool dari segi apapun dan dari segi manapun.

Sedikit pemberitahuan saja dengan mengapa aku bisa tertarik dan suka dengannya. Saat itu, kita berkenalan disuatu aplikasi sosial media. Karena sering bercakap-cakap, akhirnya kami akrab.

Dan saat itu Alken selalu menanyakan kabar sekitar, bercanda, dan juga setia. Itulah yang membuatku penasaran untuk melihat wajah asli dan juga ingin bertemu denganya.

Saat aku mengetahuinya, aku sangat tergelak. Karena yang aku kira Alken adalah cowok culun dan juga gombal, tapi nyatanya ia adalah cowok cool dan terbilang popular dikalangan sekolah.

Cowok super cuek, dingin, egois, dan juga angkuh. Ternyata hanyalah covernya, tidak dari dalamnya.

Dan dari situlah aku mulai menyukainya, dan mulai mengerti untuk tidak melihat orang lain dari segi covernya. Namun, dari dalam dan latar belakangnya.

Sama seperti, belum tentu setiap orang jahat akan jahat selamanya. Di sisi lain dia akan menjadi orang yang sangat baik.

●●●

Take a ShineWhere stories live. Discover now