21. Happy Mensiversary 1st Month's

21.7K 2.1K 356
                                    

18 Juli

Tanggal 18 pertama gue sama Iqbaal. Sayangnya, hari ini nggak seindah tanggal 18 sebelumnya...

***

Gue udah didepan Pumpkin❤
Peanuts 14.46

(Namakamu) tersenyum membaca pesan dari Iqbaal. Ia kembali menatap dirinya di cermin. Merapikan jaket marun pemberian Iqbaal dan merapikan rambutnya yang terurai. Ia terlihat cantik siang ini.

Hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk (namakamu) sampai di hadapan Iqbaal yang duduk di atas sepeda putih. (Namakamu) tersenyum penuh. Ia sengaja diam dan hanya tersenyum untuk mendengar Iqbaal memberikan komentar.

"Lo jelek," katanya memberikan komentar untuk (namakamu).

(Namakamu) menekuk wajahnya. Memukul lengan Iqbaal dengan kesal. Tapi, di tengah rasa kesalnya, ia merasa senang. Senang karna Iqbaal di hadapannya kembali seperti sebelumnya.

"Ngatain jelek! Kayak lo ganteng aja." balasny sewot.

"Eh, gue emang ganteng dari lahir. Gue kece dari lahir. Bahkan, tingkat kegantengan gue itu udah seribu persen. Iqbaal CJR aja kalah ganteng sama gue." Iqbaal nggak mau kalah.

(Namakamu) mencubit gemas pipi Iqbaal yang terlihat lebih tirus dari biasanya. Ia gemas, bahagia, rindu, semua perasaannya bercampur menjadi satu. Yang pasti, ia bahagia hari ini.

"Dari dulu masih pede aja. Lo itu lebih mirip sama ki joko bodo waktu masih gondrong," ucap (namakamu) sesaat setelah melepaskan cubitannya di pipi Iqbaal.

"Kalo gue kayak ki joko bodo, lo apaan dong?"

"Caitlin."

"Anjir, Caitlin cantiknya kayak bidadari turun dari langit. Lah elo? Bidadari gentong yang jatuh dari genteng bocor."

Bugh! (Namakamu) kembali memukul lengan Iqbaal. Sedikit lebih keras dari sebelumnya. Bisa-bisanya Iqbaal menghinanya seperti itu.

"Nyebelin!" ketus (namakamu).

Iqbaal tertawa pelan melihat ekspresi menggemaskan (namakamu) yang tengah marah. Cantik sekali di mata Iqbaal.

"Yaelah, jangan ngambek yang katanya kembaran Caitlin." Iqbaal menarik tangan (namakamu) mendekat. "Ayo, sini. Kita kerumah pohon naik sepeda. Biar romantisnya nambah," lanjutnya dan berbisik diakhir kalimat.

(Namakamu) menghela napas. Duduk pada besi sepeda yang memanjang di tengah. (Namakamu) melirik Iqbaal dengan kepala sedikit menengadah. Senyumnya langsung terukir manis. Ini adalah Iqbaalnya. Peanuts-nya Pumpkin yang sempat hilang beberapa hari.

Iqbaal mulai melajukan sepedanya secara perlahan. Sedikit terasa berat. Tapi, ia mencoba menutupi itu. Iqbaal tersenyum tipis dengan mata yang masih fokus pada jalanan. Ada sebuah kesedihan yang terpancar dari kedua mata Iqbaal. Tapi, Iqbaal terlalu pintar menyembunyikannya di depan (namakamu).

"Peanuts...,"

"Apa Pumpkin sayang."

"Boleh gue meluk lo?" tanya (namakamu) ragu.

Iqbaal terkekeh mendengar pertanyaan (namakamu). Pertanyaan yang tak seharusnya (namakamu) tanyakan. "Kenapa nanya? Jangankan meluk. Nidurin juga boleh kok." Iqbaal bercanda.

"Bisa nggak sih nggak usah nyeleneh mulu!"

Iqbaal tertawa mendengar ucapan kesal (namakamu). Ia selalu suka melihat gadisnya kesal. "Loh, emang kenapa? Kan kita jodoh. Nanti kalo lo jadi istri gue juga lo bakal tidur sama gue, kan? Gue jadi ngebayangin lo pake lingerie merah yang tipis."

I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang