27. Luka Tak Terlihat

17.4K 1.9K 162
                                    

05 Agustus

Dia akhirnya tau semuanya:')

***

(Namakamu) menikmati es krim cokelat yang baru saja di beli Fakhri. Rasa cokelat yang manis membuat kedua mata (namakamu) sesekali terpejam karna sensasi manis dan dingin di dalam mulutnya.

"Kayak nggak pernah makan es krim aja." kata Fakhri.

"Bukan nggak pernah. Tapi, jarang."

Fakhri terkekeh, "Nanti gue beliin setokonya, ya?"

"Nanti gue gendut kalo kebanyakan makan es krim."

"Big is beautiful."

"150 kilo? Masih cantik?"

"Cantik kok, kayak gajah bengkak."

(Namakamu) memukul bahu Fakhri cukup keras dan membuat Fakhri tertawa pelan melihat ekspresinya. "Tuh kan! Nyebelin deh ah!"

Fakhri mencubit gemas pipi (namakamu) sampai sang empu memekik kesakitan karna cubitannya. Ia selalu gemas jika melihat ekspresi (namakamu) yang seperti ini. Sangat menggemaskan, seperti boneka lucu yang mencuri perhatiannya.

"Mau gimana pun lo, di mata gue lo tetep cantik, mau lo ideal, kurus, kering, krempeng, gembrot, super gendut, kayak gentong yang paling gede pun lo tetep cantik di mata gue," ucap Fakhri manis.

(Namakamu) tersenyum mendengar perkataan Fakhri. Terdengar tidak tulus dan hanya bercanda.

"Kenapa lo sesayang itu sama gue? Alasannya apa?" tanya (namakamu).

Fakhri menghela napas. Ia berpikir dan menggali alasan kenapa ia bisa mencintai (namakamu) sedalam ini. Fakhri menatap (namakamu) dan merangkulnya dengan lembut.

"Alasan ya? Sayangnya, gue nggak punya satu pun alasan kenapa gue sayang sama lo. Iya, itu karna gue sayang sama lo tanpa alasan. Karna, kalo gue sayang sama lo ada alasannya, berarti gue nggak tulus dong sayang sama lo, iya kan?"

Senyum manis mengembang di bibir (namakamu) ketika mendengar jawaban dari Fakhri. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang membuatnya merasa geli dan tidak bisa berhenti tersenyum.

"Tapi, gue punya alasan kenapa gue sayang sama lo," ucap (namakamu).

Kedua alis Fakhri bertaut. "Apa?"

"Karna, gue pengen ngabisin waktu gue sama lo... seumur hidup gue. Alasan yang simple, tapi cukup berat buat gue lakuin. Karna, gue masih takut kehilangan lo setelah kita pisah nanti." jawab (namakamu) dengan suara melemah diakhir kalimat.

Fakhri tersenyum kecil, memberikan kecupan kecil di pelipis (namakamu) dan membuat gadis itu kembali tersenyum. "Lo nggak akan kehilangan gue selama lo yakin, kalau hati gue sepenuhnya buat lo."

"Mulai besok, lo janji sama gue, lo harus kabarin gue setiap hari, lo harus WA gue, lo harus telepon gue, lo harus ngirim WA love, lo harus...," kata-kata (namakamu) terhenti karna dadanya yang tiba-tiba saja terasa sesak. Seperti anak kecil, (namakamu) mengusap air matanya dengan punggung tangan.

"Jujur, gue nggak mau jauh dari lo. Gue nggak mau jauh dari Peanuts gue, gue nggak mau jauh dari cowok rese yang dulu sering banget ngisengin gue di sekolah, gue nggak mau jauh dari Peanuts-nya Pumpkin, gue nggak mau." (namakamu) menjatuhkan es krim di tangannya dan menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Fakhri menyentuh kedua bahu (namakamu) dan mensejajarkan tingginya dengan (namakamu). Dari jarak sedekat ini, Fakhri bisa mendengar erangan-erangan kecil yang keluar dari bibir (namakamu). Dan jujur saja, tangisan itu membuat Fakhri merasakan sakit tepat di hatinya.

I Love You Mr. Dhiafakhri [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora