Dua Puluh

1.5K 38 0
                                    


Yeayyyy udah part 20😂terharu juga yaa... Haha oke gue anggep ini lebay.

Tapi khusus part 20 ini khusus untuk Bella dan Gavin. Ingat ya Bella dan Gavin. Seterusnya,ya silahkan dibaca.....

Selamat Membacaaa🙌













Berhubung hari ini weekend maka sangat Bella manfaatkan untuk bermalas-malasan. Karna ntah mengapa akhir-akhir ini Bella lebih mudah lelah dibanding sebelum-sebelumnya.

Bayangkan saja jam sudah menunjukan pukul 10.45 tapi Bella masih setia bersembunyi dibalik bedcover miliknya tersebut. Hal yang Bella benci kini ialah Bella mau tak mau harus turun kebawah untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan sedari tadi.
Bella hanya mencuci wajahnya yang sangat kusut tersebut,dan hendak turun kebawah. Saat Bella berada dibawah ia mendengar bel rumahnya berbunyi yang menandakan ada tamu yang datang.
Bella bergegas membukakan pintu utama rumahnya,Bella sungguh masih belum melihat siapa yang berkunjung kerumahnya dijam segini.

"Ya ampun Bella!lo masih tidur jam segini? Cepetan lo masuk,ganti baju. Terus temeni gue. Cepetan." ucap orang tersebut.
Bella yang mendengar sura khas itupun tersadar siapa didepannya kini,siapa lagi kalau bukan Gavin.
"Paan sih Vin,yaelah gue mager banget tau gak." ucap Bella dengan malasnya.
"Gue gak nerima penolakan Napasha Isabella Putri" jawab Gavin dengan gemasnya.
"Yaudah yuk masuk,lo tunggu gue diruang tamu. Nah gue mau mandi dulu sama siap-siap" ucap Bella yang kinj menaiki tangga rumahnya menuru kamarnya.

Ya,kini Gavin menunggu Bella diruang tamu dengan ditemani oleh air jus jeruk yang dibuatkan oleh bi Mirna pembantu rumah Bella.
Kini hampir setengah jam sudah Gavin menunggu Bella bersiap-siap. "Untung gue sayang Bell,kalau gak gue mah ogah nungguin yang begini." batin Gavin sambil menatap layar ponselnya.

Akhirnya Bella turun dan menghampiri Gavin. "Vin,yuk lah. Hehe maaf yak nunggu lama" cengir Bella.
Gavin tampak takjub dengan penampilan Bella yang sederhana tetapi menarik ini. "Iya".
"Hm,tapi sebelum jalan kita makan dulu ya Vin gue laper sumpah. Tadi mau makan lo malah dateng" ucap Bella dengan melasnya. "Iyaa bawel,ya udah ah yuk kita pergi".

-----

Kini mereka telah berada disuatu cafe,mereka akan mengisi perut yang sedari tadi minta diisi.
"Hm,Vin lo mau ngajak gue kemana?" tanya Bella bingung.
"Hm,gue sih juga gak tahu Bell. Kemana ya? Puncak aja gimana?" usul Gavin.
"Hm,boleh juga. Guekan juga belum pernah kesana hehe" cengir Bella.

Kini mereka akan menuju puncak,berhubung hari ini adalah weekend maka akan ramai dipuncak dan jalanan kemungkinan akan macet. Dan benar saja,jalanan sangat padat tetapi untung saja Gavin membawa motornya jadi mereka bisa sampai dipuncak dengak waktu yang tidak relatif terlalu lama.
Bella turun dan ia melihat sekitar,sungguh indah dan udaranya pun terbilang dingin yang membuat Bella senang akan tempat ini.

Mereka berjalan-jalan mengelilingi puncak tersebut. Gavin mengajak Bella ketempat favoritnya untuk melihat sunset bersama. Setelah sampai ditempat yang dituju,sungguh Bella sangat senang bukan main.

"Aaaa bagus banget Gavin tempatnyaaa" ucap Bella bahagia. "Fotoin gue ya?" lanjut Bella sembari memberikan ponselnya kepada Gavin. Setelah puas berfoto Bella lalu memeluk Gavin. Tentu saja Gavinpun membalas pelukan hangat kepada Bella. Bella kini benar-benar merasa nyaman bersama Gavin.
"Makasih Vin udah buat gue sebahagia ini" ucap Bella melepas pelukannya.
"Sama-sama Bella,gue akan selalu berusaha buat lo selalu bahagia kekgini dengan cara gue sendiri." ucap Gavin sambil mengacak rambut Bella. "Sini duduk,kita liat sunset disini" lanjut Gavin yang mengajak Bella untuk duduk. Setelah itu hanya keheninganlah yang berada disaat ini,lalu Bella bersuara "Vin?" ucap Bella memecah keheningan. "Iya?" jawab Gavin.
"Lo pernah gak sayang banget sama orang,terus lo punya harapan yang besar sama Dia ,lo juga punya harapan,perasaan lo dibalas sama dia dan ya pokoknya begitu deh. Tapi kenyataannya dia pergi,pergi gitu aja. Dan gimana perasaan lo saat itu?" tanya Bella kepada Gavin. Gavin hanya melongo tak percaya Bella akan menanyakan hal tersebut.
"Hm gini ya Bell,menurut gue ya pasti sakit digituin Bell,harapan kita gak sejalan sama takdir. Tapi memang begitulah hidup Bell,apapun yang lo terima waktu itu syukurin aja." jelas Gavin,kini mata Bella berkaca-kaca mendengar penjelasan Gavin tersebut. Lalu Bella menangis sejadi-jadinya Gavin dengan sigap memeluk Bella hendak memberikan ketengan pada Bella yang menangis tiba-tiba membuat Gavin bingung.
"Kenapa Bell?lo bisa cerita" ucap Bella.
"Mungkin ini saat gue buat kasi tahu keGavin,karna gak mungkin selamanya gue mendam ini sendirian" batin Bella. Bella melepaskan pelukannya lalu berkata.
"Gini ya Vin,dulu waktu gue masih diPontianak gue pernah ngalamin yang gue tanya ke lo tadi. Dan yang lebih parahnya dia ninggalin gue gitu aja,dan dia pacaran sama sahabat gue Vin. Mulai saat itu gue jadi ngerubah semua sikap dan sifat gue Vin. Gue takut Vin,gue takut kalau gue berharap lagi kejadian kaya gitu keulang lagi. Gue takut Vin ngerasain yang namanya kecewa lagi Vin. Maka dari itu selama 3 tahun terakhir gue hidup dengan keadaan yang tertutup,gue selalu berjaga jarak sama orang sekitar Vin." jelas Bella panjang lebar kepada Gavin yang tetap setia mendengar cerita Bella tersebut. "Jadi sampai sekarang gue masih takut untuk berharap dan yang namanya jatuh cinta Vin" lanjut Bella. Gavin kembali memeluk Bella,Gavin mengerti bagaimana keadaan dan perasaan Bella pada saat itu. "Gue ngerti Bell gimana keadaan dan perasaan lo pada saat itu. Tapi gini ya lo jangan jadi Trauma sama yang namanya 'Cinta' gak semua orang sama Bell. Lo harus punya harapan Bell,orang aja banyak yang menyimpan harapannya ke lo misalkan aja nih ya Bunda lo. Nah lo juga harus punya harapan Bell. Cobalah untuk kembali dengan sikap & sifat lama lo Bell. Gue yakin sikap & sifat lo berbanding terbalik 98% dari yang sekarang Bell. Jadi jangan pernah takut" jelas Gavin menenangkan. "Udah yuk kita pulang Bell? Udah mau malen loh" ajak Gavin.
Kini Bella dan Gavin telah berada diparkiran puncak.
"Vin,makasih buat hari ini Vin,makasih banget ya. Gue seneng gue bisa kenal sama lo Vin" ucap Bella. Gavin hanya bisa tersenyum mendengar ucapan tersebut.

----

Kini mereka telah sampai didepan rumah milik Bella. "Hm,lo gak mau mampir dulu Vin?" tanya Bella.
"Hm kapan-kapan aja ya. Gak lama lagi gue bakal sering kesini kok. Ohiya ntar gue telfon lo ya." ucap Gavin yang dibalas anggukan oleh Bella.

Bella memasuki rumahnya dan langsung menuju kelantai dua. Bella mendengar sedikit keributan didalam kamar Bagas,Bella memutar matanya malas karna ia sudah tahu itu pasti teman-teman Bagas. Siapa lagi kalau bukan Devin,Rizal,dan Belva.

Bella langsung masuk kekamarnya dan merebahkan dirinya diatas kasur empuknya. Kejadian tadi sore sungguh masih berputar diingatannya. Ponsel Bella bergetar menandakan telpon masuk,Bella melihat nama yang tertera 'Gavin Aneh Sayang😘' sungguh itu Gavin sendirilah yang menulisnya.
Bella menjawab panggilan Gavin tersebut.

"Bell,coba lo kebalkon kamar lo deh."

"Ngapain coba Vin? Dasar aneh" ucap Bella kesal.

"Keluar aja dulu Bell. Terus kalau udah lo liat deh langitnya"

Bella berjalan menuju balkonnya den dengan cepat ia melihat kearah langit,dan Bella kini melihat hanya ada Bulan dan satu Bintang diatas sana.

"Nah terus Vin maksud lo nyuruh gue kek gini gimana?" tanya Bella bingung

"Mereka itu kaya kita ya? Beda,tapi selalu bersama,dan walaupun mereka berjauhan mereka selalu tetap hadir dalam waktu yang bersamaan yah Bell. Harapan gue sih gue bisa seperti mereka sama lo. Kalau lo apa Bell?"

"Gue? Gue berharap gue bisa ngerubah semuanya dan kembali hati gue bisa nerima seseorang lagi."

"Dan gue berharap seseorang itu gue Bell,hehe."

"Semoga.. Udah dulu ya Vin,besokkan sekolah."

"Selamat tidur cewek Berhati Es".

-----

Bella menutup telponnya,dan kini Bella kembali menatap langit dan melihat Bintang dan Bulan disana.
Dan ditempat lain,Gavin pun begitu dibalkon kamarnya. Ia menatap langit dan melihat Bintang dan Bulan diatas sana.

Bella kembali berharap saat ini,yaitu 'mudah-mudahan lo bisa jadi harapan gue Vin. Lo udah berhasil buat gue mau berharap lagi' batin Bella.

"Jangan pernah takut untuk kecewa dan jatuh cinta.
Karna kita tidak tahu siapa yang akan membuat kita jatuh hati,siapa yang akan membuat kita kecewa,dan siapa yang akan membuat kita akan berharap lagi nantinya.
Tuhan selalu mempunyai skenario yang indah dari skenario yang kita buat."

-Napasha Isabella Putri-












Bersambungg.......

A New Life (Completed) √Where stories live. Discover now