Tiga Puluh Dua

1.1K 30 2
                                    

Sesampainya dirumah sakit Lisa,Bagas,dan Mona langsung segera menuju ruangan ICU. Sesampainya didepan ruangan seorang dokter baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Maaf dok,apakah pasien didalam bernama Napasha Isabella Putri Wirawanto?" tanya Mona dengan panik.
"Hm,iya. Pasien tersebut masih mengalami koma." jawab dokter tersebut. "Apakah kalian keluarganya?" lanjut dokter tersebut.

"Iya dok,saya Bundanya" ucap Lisa sambil menangis.
"Jadi bagaimana keadaan adik saya dok?" kinj Bagas lag yang bertanya.
"Begini,nak Bella baru saja mengalami kecelakaan yang cukup serius,sehingga sebuah pendarahan yang terjadi di otak merupakan suatau kondisi dimana Aneurisma nya pecah, yang menyebabkan pasien bisa mengalami koma seperti sekarang ini." jelas dokter tersebut. "Kami masih belum bisa memastikan kapan pasien akan sadar dari komanya. Tetapi kami akan melakukan yang terbaik" lanjut dokter tersebut.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu." ucap dokter tersebut lalu meninggalkan mereka.

Sungguh kini Lisa kembali menangis sejadi-jadinya dipelukan Mona. Tak lama Teguh pun datang dengan perasaan yang sangan khawatir.
"Bagaimana keadaan Bella?" tanya Teguh tothepoint. "Bella masih koma Yah,dia ada didalam." ucap Bagas sembali melihat Bella dari luar melewati kaca. Perasaan Tegus sangat terpukul saat ini,putri yang sanagat ia sayangi kini harus berbaring lemah dan harus berjuang melawan sakitnya.

Bagas tampak hancur saat ini melihat keadaan Bella seperti itu. Bagas kini memasuki ruangan itu sendiri,saat berada didalam hanya terdengar suara pendeteksi jantung Bella yang berbunyi.
Bagas mendekati bangkar adiknya,dan berdiri disebelahnya.
Bagas tampak hancur melihat wajah Bella yang pucat sedang terpejam damai,dan tak lupa perban yang senantiasa berada dilingkaran kepala Bella. Sungguh kini perasaan Bagas sangat sangat hancur.

Bagas memegangi tangan Bella dan menangis tersedu disana. "Kenapa harus lo yang jalani jni semua dek? Gue gak sanggup kalau liat lo sakit kaya gini,yang harus berjuang demi lawan sakit lo dek. Lo harus sembuh dek,jangan tinggalin gue untuk yang kedua kalinya dek." ucapbagas disela tangisnya.
Seketika ada seseorang yang memegang bahu Bagas,sontak Bagas melihat dan tampaklah Mona disana. "Gak usah ngomong gitu dek,Bella pasti sembuh. Bella butuh doa kita dek,bukan lo nangis kaya gini. Semua orang yang sayang Bella juga pasti sedih melihat dia kaya gini. Lo harus kuat dek,demi Bella" ucap Mona memberikan ketegaran kepada Bagas,padahal ia tak kalah hancurnya sama seperti Bagas.
Bagas yang mendengar ucapan Mona tadi kini memeluk Mona. "Makasih kak" ucap Bagas.

Ditempat lain,yaitu diruangan Alvian,ia hanya memikirkan bagaimana keadaan Bella yang masih dalam keadaan koma.
Seketika Mama Alvian masuk kedalam ruangan.
"Kamu tuh ya bandel Al,udah Mama bilangin juga jangan bolos cuci darah. Sekarang kamu liatkan akibat nya. Tadi pas Mama lewat depan ruangannya Bella,keluarganya udah ada disana dan tampak keluarganya sangat terpukul melihat keadaan Bella." jelas Ara,Mama Alvian.
"Maafin Al ma,Al cuma mau buat Bella bahagia kok." ucap Alvian.
"Ma,Al mau liat keadaan Bella ma." lanjut Alvian kepada Mama nya. "Tapi kamu belum pulih Alvian." ucap mama nya. "Ayolah ma,bentar aja." bujuk Alvian kepada Mamanya.
"Nanti saja,kalau untuk sekarang mama tidak akan ijiinkan karna kondisimu yang seperti ini."ucap Ara sedikit tegas kepada Alvian.
Jika sudah begini Alvian takdapat lagi membujuk Mama nya,mamanya akan tetap pada pendiriannya tersebut.

*****



Keesokkan harinya saat disekolah Kia dan Nisa sangat heran kenapa Alvian dan Bella tidak sekolah hari ini. Tak ada kabar sesikitpun dari keduanya.
"Kira-kira tu anak kemana ya Sa?" tanya Kia kepada Nisa. "Aelahh,mana gue tau juga Ki." jawab Nisa sekenanya.
Tak beberapa lama,ponsel Kia bergetar. Cepat Kia membuka pesan tersebut.

Dari : Kak Bagas

Bella izin ya,dia gak sekolah. Kemarin Bella kecelakaan Ki,dari semalam Bella masih koma dan belum sadar sampai sekarang.

Membaca pesan singkat dari Bagas dapat membuat Kia kini mengeluarkan air matanya,dan menangis sambil memeluk Nisa. Nisa tampak heran terhadap Kia. "Lo kenapa Ki?" tanya Nisa heran.
"Bella Sa,Bell kecelakaan dan sekarang lagi koma." ucap Kia sambik menangis.
"Sumpah,demi apa lo bilang gitu Ki?" tanya Nisa tak percaya. Sontak Kia memberikan ponselnya yang berisikan pesan dari Bagas. Sungguh kini keduanya menangis mendengar hal tersebut.
Tak selang lama,Guru Fisika memasuki kelas mereka. Kia dan Nisa kinj menghapus air mata mereka.

"Selamat pagi anak-anak!" ucap guru Fisika mereka."Pagi pak..." jawab murid yang berada dikelas. Tetapi saat ini guru Fisika tersebut tak sendirian,melainkan bersama seorang cowok berkacamata yang bisa dikatakan 'ganteng' bagi anak perempuan.
"Hari ini kalian akan mempunyai satu teman baru. Baiklah Dava silahkan oerkenalkan dirimu." ucap guru tersebut.
"Hm,selamat pagi. Perkenalkan saya Davanio Andriyan saya pindahan dari Bandung" jelasnya. "Baiklah,sekarang kamu silahkan duduk disamping Bella. Tapi tunggu,Bella kemana?kenapa kursinya kosong?" tanya guru tersebut.
"Bella dirumah sakit pak,semalam dia kecelakaan. Tadi kakaknya kabarin saya" jelas Kia memberikan penjelasan.
Guru fisika tersebut hanya mengangguk mengerti. Kini Dava berjalan menuju bangku Bella dan duduk sendirian disana.

Saat bel istirahat,Dava ingin menanyakan keadaan Bella kepada Kia. "Hm,lo teman Bella ya?" tanya Dava kepada Kia saat bel istirahat.
"Hm,ralat sahabatnya malah" jawab Nisa. "Ada apa lo tanya-tanya Bella. Kenal aja gak lo sama dia." lanjut Kia.
"Wah,jangan salah. Gue udah kenal kali sama Bella waktu hari sabtu kemarin. Jadi makanya gue mau nanyain teman baru gue. Bolehkan gue jadi teman lo?" tanya Dava kepada Kia dan Nisa. "Hm iya" jwab Kia dan Nisa bersamaan.
"Ntar pulang sekolah jengukin Bella yuk?pakai mobil gue aja,gue bawa mobil hari ini." ajak Dava kepada Kia dan Nisa.
"Bolehlah" jawab Nisa.


Sementara dirumah sakit,Bella sudah dipindahkan keruangan inap nya. Tetapi sampai saat ini Bella masih dalam keadaan koma. Lisa,Teguh,Bagas dan Mona senantiasa menunggu kesadaran Bella.
"Bun,Yah, Bagas mau keluar duku ya" ucap Bagas. Pikiran Bagas kini sangat kacau. Ketika Bagas hendak menuju taman,ia bertemu dengan Ara Mama Alvian yang tinggal diperumahan sebelah perumahannya.
"Hai tante" sapa Bagas sambil senyun kepada Ara. "Iya nak Bagas. Oh iya bagaimana keadaan adikmu?" tanya Ara.
"Masih seperti itulah tante. Belum ada perubahan." ucap Bagas.
"Maafkan Alvian ya,gara-gara Alvian adik mu jadi seperti ini." ucap Ara dengan rasa sesalnya.
"Ah tidak apa-apa kok tante. Toh bukan seluruhnya kesalahan Alvian kok" ucap Bagas. "Kalau saja Alvian tidak bolos cuci darahnya,mungkin kejadian seperti ini tidak akan terjadi" ucap Ara kepada Bagas.
Bagas tampak heran mendengar ucapan tante Ara barusan. "Maksud tante?" tabya Bagas.
"Sini duduk dulu,tante akan ceritakan." ucap Tante Ara untuk mengajak Bagas duduk.
"Jadi begini,Alvian semenjak tiga bulan lalu divonis mempunyai Penyakit Ginjal Kronis/Chronic Kidney Disease (CKD) atau biasa dikenal dengan sebutan Gagal Ginjal. Alvian harus seminggu sekali melakukan cuci darah demi memulihkan kondisi tubuh nya. Sekali saja ia melewatkan cuci darahnya,maka begini lah jadinya,ia akan merasa sakit dibagian Ginjalnya." jelas Tante Ara dengan mata yang kinj mulai berkaca-kaca. Bagas sangat tak menyangka hal ini akan terjadi. "Bukankah bisa diatasi dengan melakukan Transplatasi Ginjal tante?" tanya Bagas kepada Ara. "Memang,tapi sampai sekarang pihak rumah sakit belum menemukan pendonor ginjal tersebut. Dan dari pihak keluarga pun sudah berusaha yang terbaik untuk mencari pendonornya." jelas tante Ara kepada Bagas.

Bagas menghela nafasnya,ia sangat tak menyangka Alvian selama ini dapat menutupi kesakitannya tanpa dapat seorang pun yang tau. "Alvian berpesan,ia tak ingin ada yang tau akan penyakitnya ini,terutama adik mu. Alvian tak ingin menyusahkan mereka dengan tau penyakitnya ini." lanjut Tante Ara kepada Bagas.






















"Untuk mu aku akan tetap bertahan sampai dipuncak kelelahan ku."

-AlvianBagaskara-

























Bersambung....

A New Life (Completed) √Where stories live. Discover now