Tiga Puluh Tiga

1.1K 25 0
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi,kini Kia dan Nisa bersiap akan menuju kerumah sakit untuk menjenguk Bella. "Eh tunggu,kan lo berdua perginya bareng gue." ucap Dava.
"Oh iyaya,gue lupa." ucap Nisa dengan santainya. "Kita kekelas X.9 dulu ya." ucap Dava.
"Ngapain?" tanya Kia. Tetapi Dava tak menjawab,ketika Dava telah melihat adiknya ia kembali menghampiri Kia dan Nisa yang berada tak jauh darinya.
"Loh,lo kan adik kelas yang waktu itu." ucap Nisa. "Iya kak,gue Yunda. Ohiya kata nya kak Bella sakit ya?" tanya Yunda.
"Iya dek,ini gue sama kakak lo mau jenguk dia. Mau ikut?" tanya Kia kepada Yunda. "Ya pasti ikut lah kak" jawab Yunda.
Kini mereka berempat segera menuju rumah sakit tempat Bella dirawat.


   Ditempat lain,Alvian memandang keluar lewat jendelanya dengan pandangan kosong. Ia masih sangat memikirkan keadaan Bella.
"Hm.." suara berat kini menyadarkan lamunan Alvian. Alvian melihat kesumber suara dan tampaklah Bagas diambang pintu. "Kenapa lo sembunyiin sakit lo?" ucap Bagas langsung kepada Alvian. Tampak Alvian terkejut mendengar pernyataan dari Bagas. "Tau dari mana tuh orang" batin Alvian.
"Udahlah,gue udah tau semua" ucap Bagas seakan dia mengetahui apa yang dipikirkan oleh Alvian.

"Gue sayang sama Bella kak. Gue gak mau dia jadi khawatir sama gue,dan gue gak mau dianggap lemah dihadapan dia kak" jelas Alvian kepada Bagas.
"Gue tau dulu Bella sangat sulit untuk melupakan Gavin. Tapi berkat lo,lo udah berhasil buat Bella bisa move on dari Gavin. Bella senang bisa sahabatan sama lo" ucap Bagas menguatkan Alvian.
"Gue mau liat Bella kak." ucap Alvian.

Kini Bagas mendorong kursi roda Alvian menuju ruangan Bella. Setelah sampai diruangan Bella,ternyata Ayah,Bunda,dan Mona sedang keluar untuk mencari makanan. Dan Bagas mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang. Bagas meninggalkan ruangan tersebut,dan tinggallah Alvian dan Bella didalam sana.

Kini hanya keheninganlah yang terjadi ditemani dengan suara pendeteksi jantung Bella. "Hai Bell,apa kabar?oh iya lo pasti gak baik-baik aja ya." ucap Alvian berbicara sendiri. Kinj Alvian memegang tangan Bella dan menangis disana. "Seharusnya lo gak kaya gini Bell. Gue lebih mau yang sakit kaya ginj itu gue bukan lo. Gue gak tega liat lo lawan rasa sakit lo kaya gini Bell" ceracau Alvian sambil menangis.

Setelah itu hanya keheninganlah yang terjadi. Alvian merasakan ada pergerakkan tangan Bella digenggamannya. Alvian melihat wajah Bella dengan penuh harap,sesuai dengan harapannya kini ia bisa kembali melihat manik mata tersebut,yang beberapa hari ini ia rindukan. Bella telah sadar dari komanya.
Alvian sadar dan segera keluar untuk memberitahu dokter.
Setelah dokter memeriksa keadaan Bella,Bagas dan Alvian menunggu penjelasan dokter.

"Alhamdulillah,nak Bella kini telah melewati masa koma nya. Sungguh perkembangan yang sangat pesat. Ini juga berkat dukungan dari keluarga. Jadi saya sarankan Bella sekarang harus banyak beristirahat. Baiklah saya permisi dulu." jelas dokter tersebut dan beelalu pergi.

Bagas dan Alvian kembali mendekati bangkar Bella.
Bella melihat keduanya dengan tatapan hang sulit diarti kan.
"B-bun-n-daa" ucap Bella terbata-bata. "Hustt.. Udah dek,lo gak usah banyak gerak dulu. Bunda,Ayah,sama kak Mona lagi keluar bentar." ucap Bagas menegah kan.
Dan Bella juga dapat melihat Alvian dengan wajah pucatnya. Dan Bella tersenyum kepada Alvian.
"Beberapa hari gak liat senyum lo aja gue udah kangen Bell,apa lagi nanti kalau gue ninggalin lo untuk selamanya. Gak kebayang" batin Alvian.

Taklama Lisa Bunda Bella tampak memasuki ruangan tersebut. Kini mata Lisa tampak berkaca-laca karna tlab kembali melihat putri bungsunya telah sadarkan diri. Langsung Lisa memeluk Bella.
"Alhamdulillab kamh udah sadar sayang" ucap Lisa sambil memeluk Bella. "Sebegitu khawatir kah orang terhadap keadaan gue?" batin Bella. Tak lama Mona dan Teguh juga tampak memasuki ruangan tersebut. "Ah udah sadar lo dek?gak capek apa tidur mulu. Orang pada khawatir loh" ucap Mona sekenanya. "Mm-aaf" ucap Bella masih dengan suara yang lemah dan terbata-bata.

"Sudah lah Mona. Sayang kamu cepag sembuh ya,Ayah gak bisa lama-lama temani kamu disini. Ayah musti keParis hari inj untuk melihat perusahaan keluarga kita disana. Cepat sembuh" ucap Teguh kepada Bella sembari mencium kening Bella.

Dan kink hanya ada Bagas den Alvian lah didalam ruangan tersebut. Mona dan Lisa pulang kerumah hendak beristirahat sejenak dan mengambil barang yang diperlukan.



Disisi lain,Dava,YundaKia,san Nisa telah sampai dirumah sakit.
"Eh tunggu,kalian pada tau gak Bella dirawat diruangan mana? Tanya Dava kepada Kia dan Nisa. Sontak keduanya menggelengkan kepala bersamaan. Tampak Dava menghembuskan nafasnya malas.
Saat berada ditempat informasi,mereka menanyakan keberadaan Bella. "Hm,permisi mba" sapa Dava sopan. "Iya dek,ada yang bisa saya bantu?" tanya mba tadi.
"Saya ingin tahu dimana ruangan pasien yang bernama Napasha Isabella Putri.?" tanya Dava lagi dengan sopan.
"Sebentar dek" ucap mba tersebut tampak sedang mengecek sesuatu dikomputernya. "Aa iya,pasien yang bernama Napasha Isabella Putri Wirawanto dirawat diruangan VIP lantai 5 dengan nama kamar Mawar25" ucap mba tersebut kepada Dava. "Baiklah,terimakasih mba." balas Daca sopan dan kini menghampiri Kia,Nisa dan Yunda yang menunggunya sedari tadi. "Lama banget sih" ucap Nisa yang tampaknya mulai kesal kepada Dava yang agak sedikit lama.
"Yee,sabaraan napa. Gue udah tau,yuk ikut."
Kini mereka berempat menuju ruangan Bella.

Sesampainya diruangan Bella,mereka dapat melihat Bagas yang tertidur disofa ,dan Bella yang tampaknya jiga sedang tertidur,ditemani seseorang menggunakan kursi roda yang menelungkupkan kepalanya ditangan Bella.
Bagas yang tampaknya sadar akan kedatangan seseorang kini tersadar dari tidurnya.
"Ah kalin,kenapa gak bangunin gue?" tanya Bagas yang masih menggosok matanya.
"Udahla gak apa-apa kok kak" ucap Kia kepada Bagas.
Kini mereka mendekati Bella. Tampak disana Bella tertidur dengan damai dan wajah pucatnya,ditemani perban dikepalanya.
"Jadi bagaimana dengan keadaan Bella kak?" tanya Kia kepada bagas. Belum sempag Bagas menjawab,Alvian juga terbangun dari tidurnya brsamaan dengan Bella yang juga tersadar dari tidurnya. "Eh kalian" ucap Alvian kepada mereka. "Eh Alvian,gue kira siapa coba. Terus lo ngapai pakai kursi roda?kaya orang sakit aja lo" ucap Nisa yang hanya bercanda. "Emang gue sakit kali" jawab Alvian sekenanya.
"Eh udah dong,kita disinkkan mau jenguk Bella bukannya adu mulut" lerai Kia yang kini tamoak malas melihat temannha tersebut. Dan pandangan Kia beralih kepada Bella.
"Lo hutang penjelasan sama gue" ucap Kia dengan sedikit cuek kepada Bella. "S-santai aja. Gg-ue ga apa-apa kok" ucap Bella masih dengan terbata-bata. "Hei kak Bella. Nih Yunda bawain buah,kak Dava loh yang suruh. Cepat sembuh ya kak" ucap Yunda sembari meletakkan buah tersebut diatas nakas.

Alvian tampak melihat kearah Dava dengan pandangan tidak suka. "Oh Tuhan,siapa lagi dia?" batin Alvian. "Makasih ya dek,makasih juga Dav" ucao Bella sembari tersenyum kepada Dava.
"Ah iya,sama-sama Bell. Santai aja kali" ucap Dava dengan malu.
"Ternyata Lo cewek yang manis ya Bell. Kenpa gue baru sadar sekarang ya,ah bodoh Dav" batin Dava.
Kini mereka tampak berbincang-bincang demi menghilangakn keheningan yang ada.


























"Akan ada seseorang yang menggantikan posisi ku kelak. Ntah itu hanya sebatas sabahat mu atau dia bisa menjadi lebih jadi sahabatmu"

-AlvianBagaskara-





































Hoyhoy!!✋maaf yaa baru post para readerss,maklumlaa sibuk buat persiapan ujian,jadi harap maklum la yaa😂
Maaf juga ya kalau ceritanya jadi sedikit gaje gituu.
See you yaa para readerss,sampai ketemu dipart² setelah ini. Bakal ada yang seru loh.



Bersambung.....

A New Life (Completed) √Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ