Dua Puluh Tiga

1.1K 28 0
                                    

Dan tiba-tiba saja Bella menabrak seseorang dan membuat belanjaannya terjatuh. Dan Bella membereskan belanjaannga tersebut yang setengah berserakan,lalu kembali memberikan kepada sipunya. Bella memberikan barang tersebut dengan menunduk karena malu,dan berkata.
"Ma-af ya.. Gue gak sengaja kok" ucap Bella terbata-bata.
"Elis?" orang tersebut malah memanggilnya dengan nama lamanya. Bella kini berani untuk melihat siapa orang yang ia tabrak.

Matanya terbelalak dan Bella bungkam melihat sosok laki-laki dihadapannya ini.
"Fa-fajar?" kata Bella terbata-bata. Ya dia adalah Fajar Tri Hastadi masalalu Bella yang mampu mengubah dirinya menjadi cewek berhati es dan tak mau berharap.
"Iya,aku. Kau kemana aja? Aku sering kerumah kau,tapi setiap aku kesana kau selalu ndak ade." ucapnya. "Dan kenape kau pakai bahasa gue-gue gitu?kaya bukan orang Pontianak jak" lanjutnya sesekali tertawa kecil.
Sungguh Bella ingin sekarang juga ia pergi dari gadapan cowok didepannya ini.
Menurut Bella masalalu nya ini hanya akan membuka luka lamanya yang sekarang sudah disembuhkan oleh seseorang diJakarta sana. "Gue.. Eh maksudnya aku. Aku pindah,pindah keJakarta,dan yang disini itu bukan keluarga asli ku,keluarga asliku berada diJakarta. aku kesini hanya menghadiri acara." jelas Bella dengan perasaan yang tak terarah.
"Hm Lis,soal 2tahun yang la---...." ucapan Fajar terpotong oleh Bagas yang sekarang menghampiri mereka.
"Dek,lo sama siapa?" tanya Bagas to the point
"Kenalin aku Fajar Tri Hastadi panggil Fajar jak" ucap Ubay sembari mengulurkan tangannya hendak berkenalan bersama Bagas. Bagaspun menjabat tangan Fajar "Gue Bagas Dewa Wirawanto,abang kandungnya Bella." ucap Bagas dengan wajah datarnya.
Tampak kebingungan diwajah Fajar mendengar penjelasan Bagas. "Nama gue sekarang Napasha Isabella Putri Jar,bukan Elis lagi" jelas Bella sambil menunduk. "Udah,yuk dek. Kami duluan" ucap Bagas sambil menarik tangan Bella lembut hendak meninggalkan Fajar disana. Saat mereka menuju parkiran Bagas pun berbicara kepada Bella. "Gue tahu dia itu masalalu lo kan dek? Yamg wakth itu lo ceritain ke gue" tanya Bagas.
"Iya kak,makasih lo udah hadir di waktu yak tepat. Kalau gak ada lo mungkin gue udah nangis kali didepannya." ucap Bella.

Sungguh Bagas sangat-sangat mengerti bagaiman perasaan Bella.

*****

Sudah tiga hari Bella dan Bagas berada diPontianak. Dan saat itu juga Gavin maupun Lisa Bunda Bella selalu menanyai kapan dirinya akan pulang. Memang terkadang Bella hanya bisa tertawa menlihat hal tersebut.
Dan selama tiga hari itu pula Fajar selalh berkunjung kerumah lamana,sungguh hal itu membuat Bella semakin jenggah kepada Fajar.
Bagaslah yang meminta kepada seluruh keluarga Bella agar tidak mengizinkan Fajar untuk bertemu kepada Bella.

Hari ini adalah hari terakhir Bella berada diPontianak,Bella harus segera bergegas untuk kembali keJakarta dan bersekolah.
Memang semalam Bella dan Bagas menginap disana,maka dari itu barang-barang mereka sudah ada disini. Mobil yang kemarin mereka gunakan pun sudah dikembalikan,mereka menuju bandara menggunakan taksi.
"Mak,pak Tia pulang dulu ya? Nanti kalau ada waktu bakal kePontianak lagi kok." pamit Bella kepada orang rumah. "Hati-hati sayang,jangan pernah lupa kalau kau dulu pernah punya keluarga disini" ucap Mamak Bella. Kini Bella dan Bagas harus menuju bandara.

-----

Saat sedang menunggu take off ponsel Bella berdering,menandakan ada yang menelfonnya. Dan nama yang tertera adalah Gavin. Langsung saja diangkat oleh Bella.

"Hallo?"

"Hallo sayang?hari ini kamu pulang kan? Aku yang jemput,tadi kalau gakkan Bunda mau jemout,tapi aku bilang biar aku aja gitu,heheh" ucap Gavin disebrang sana.

"Iya,bawel ah kamutuh,terserah lah Vin. Intinya aku pulang ada yang jemput. Udah ya,mau take off nih"

"Iyaa,aku lagian udah ada dibandara kok,daaa sayang"

Bella memutuskan sambungan telponnya secara sepihak,lalu Bella dan Bagas segera menuju kebis yang akan mengantarkan mereka pada pesawat.

-----

Dan disinilah Bella kembali,ditempat asalnya. Bella mencari-cari dimana cowok anehnya tersebut. Sedang seriusnya mencari,tangan Bella ditarik oleh seseorang dan membuat Bella terkejut bukan main. Ya orang terbut Gavin,Gavin lah yang menarik tangan Bella tadi. Bella menjitak kepala Gavin yang membuat cowok tersebut meringis. "Kok aku dijitak sih" ucap Gavin sambil memegangi kepalanya. "Abisan kamu tuh ya bikin aku kaget aja."
"Kak Bagas mana?" tanya Gavin. "Masih nunggu barang,nah tu dia orangnya. Udah lah yuk kita pulang" ajak Bella.
Kini mereka bertiga langsung menuju rumah Bella.

Sesampainya dirumah,disana sudah ada Ayah dan Bundanya menunggu kedantangan mereka. Bunda langsung memeluk Bella dan berkata.
"Kalau dulu mungkin Bunda bisa berjauhan dari kamu sayang,tapi sekarang jujur Bunda gak bisa." ucap sang Bunda.
"Tau tu Bunda kamu,terus nanyain kapan kamu pulang" gerutu Teguh.

Kini mereka menuju ruang tamu hendak bersantai,Bella tampak lelah. "Oh iya,ini Bella bawain oleh-oleh dari sana. Kalau kata orang sana tuh ini namanya Lempok Durian Bun,enak loh. Dan ini juga ada kok buat Gavin." ucap Bella sambil memberikan Lempok tersebut.
Suasana rumah Bella saat ini sangat hangat,begitu juga dengan Gavin,Bagas dan Ayah nya sangat lah terlihat akrab.
Sungguh suasana seperti inilah yang selalu Bella inginkan.
"Hm,Gavin pamit dulu ya Om. Tante Gavin pulang dulu ya? Sudah malam soalnya. Assalamu'alaikum" pamit Gavin dengan sopan. "Wa'alaikumsalam" jawab mereka serempak.
Gavin menuju teras depan ditemani oleh Bella. "Pulang hati-hati ya. Jangan terlalu ngebut." ucap Bella kepada Gavin. Gavin yang gemas mencubit pipi gembul Bella. "Iyaaa gembul tenang aja,udah ya aku pulang. Nesok sekolah aku jemput" ucap Gavin,tak lupa sebelum pergi menjauh Gavin mencium kening Bella. Bella kini merasa bahwa pipinya merah karna malu atau apalah kepada Gavin. Bella terus melihat mobil Gavin hingga tak terlihat dihadapannya barulah Bella masuk kerumahnya untuk beristirahat.

Bella kini sangat takut akan kehilangan sosok Gavin yang selalu membuatnya merasa nyaman tersebut.

*****

Hari ini Bella akan kembali memulai aktivitasnya seperti semula. Setelah sarapan tadi pagi Bella dan Gavin menuju sekolahnya bersama-sama. Bella dan Gavin menuju kelas dengan bergandengan tangan,layaknya sepasang kekasih. Saat memasuki kelas Bella hanya dapat melihat Kia dan Nisa tanpa adanya Tasya.
"Hm,Tasya mana? Biasanya kalau ada Nisa ada juga Tasya." tanya Bella to the point kepada sahabatnya. Hal tersebut mampu membuat Nisa menangis,Bella yang tak tahu apa-apapun hanya bingung memandang mereka.
"Tasya pindah Bell,dia gak ada ngeberi tahu kita sama sekali. Dia baru ngasi tahu Nisa kalau dia pindah ke London ikut Mamanya,dan mungkin dia gak keseni lagi." jelas Kia dengan air mata yang sudah menetes.
Mata Bella kini berkaca-kaca dan sontak Bella langsung terduduk dikursinya dengan perasaan yanh sedih. Karna ia harus ditinggal sahabatnya. Bella menghapus air matanya lalu berkata
"Kita gak boleh nangis,kita harus ngerti apa alasan Tasya pindah dan gak mau ngabarin kita. Kita juga gak usah egois,toh walaupun jauh kitakan bisa ngehubungi Tasya disana. Kita harus bisa kuat gaess" ucap Bella menyemangati Kia dan Nisa. Kia dan Nisa mencerna benar-benar ucapan Bella tadi dan kini mereka sadar mereka harusnya tidak egois seperti ini.
Mulai saat ini mereka harus kehilangan satu sahabatnya..


















Bersambungg.....

A New Life (Completed) √Where stories live. Discover now