Intro

1.1K 96 0
                                    

Teguk demi teguk minuman membakar tenggorokan seorang namja. Alih-alih membantu namja itu melupakan masalahnya, minuman itu justru melumpuhkan hampir seluruh indranya.

"Karenamu anak laki-lakiku pergi! Dasar anak tidak tahu diuntung! Kenapa kau harus lahir?"

"Ikut saja dengan eomma-mu. Aku tidak punya waktu untuk mengurusmu,"

"Jeoliga!"

Tidak diinginkan.

"Lakukan perintahku, bodoh!"

"Bahkan mencuri sekaleng minuman bersoda saja kau tidak bisa?"

Terlalu baik.

"Jungkook-ah, kau ini tampan dan manis. Sayangnya kau tidak mau bermain dengan kami,"

Namja bernama Jungkook itu tersenyum miris. Kemudian pandangannya beralih ke tangannya yang berlumuran darah.

Perlahan ia membasuh tangannya dengan minumannya. Kemudian ia melempar botol yang sudah kosong ke sembarang arah.

Ia nikmati setiap pedih yang ia rasakan.

Sampai terdengar bunyi ledakan yang menumpulkan pendengaran, bersyukur karena sebenarnya perdengarannya sudah mulai ditumpulkan oleh minuman.

Suara ledakan itu diiringi sebuah cahaya terang yang membutakan mata.

Jungkook melindungi matanya dengan kedua tangannya.

Seiring cahaya itu memudar, pandangan Jungkook mulai kabur. Rasa sakit yang ia rasakan mulai berkurang. Sampai akhirnya rasa sakit itu benar-benar hilang.

⚫W.I.N.G.S⚫


"Heol, tempat apa ini? Di sini penuh dengan bau alkohol dan juga... darah!" keluh seorang namja.

"Chanseonghabnida, hyung. Apa ada tempat seperti ini di kota?" tanya temannya.

"Ruang bedah, mungkin? Bagaimana menurutmu?," jawab namja pertama.

"Molla, ayo kita pergi dari sini. Aku benci bau darah," ajak temannya.

"Jamkkanman. Aku sepertinya melihat sesuatu," cegah namja pertama karena ia melihat siluet seseorang.

"Hoseok-hyung, sudahlah, kita pergi saja sekarang sebelum terjadi sesuatu," larang temannya.

Tapi yang bernama Hoseok itu tetap saja melangkahkan kakinya kedepan.

"Taehyung-ah! Disini ada seseorang yang berlumuran darah! Sepertinya ia terluka, kita harus menolongnya," seru Hoseok saat melihat tubuh seorang namja yang tergeletak tak berdaya.

Taehyung menghampiri Hoseok.

"Hyung, kita tinggalkan saja dia. Kita bisa dicurigai membunuhnya! Lagi pula aku yakin ia sudah mati," ujar Taehyung sembari menutup hidungnya.

Hoseok segera mencari letak nadi namja itu.

"Ia masih hidup. Tapi jantungnya terasa sangat lemah. Bagaimana kita menolongnya?" ujar Hoseok kemudian. "Aku rasa kita bukan berada di kota, jadi kita tidak bisa membawanya ke rumah sakit."

"Arraseo, kita bawa saja ke Jin-hyung. Dia pasti tahu apa yang harus dilakukan," sahut Taehyung.

"Kau pikir Jin-hyung itu seorang dokter?" tanggap Hoseok.

"Lalu apa yang bisa kita lakukan? Menyaksikannya benar-benar kehilangan nyawa?" tanya Taehyung.

Hoseok tampak menimang-nimang saran dari Taehyung.

"Arraseo, arraseo. Kita bawa dia," jawab Hoseok akhirnya.

Hoseok kemudian menggendong namja yang tidak berdaya itu di punggungnya.

Cahaya yang membutakan mata itu kembali berpendar. Dalam sekejap mata, ketiga namja itu hilang ditelan cahaya itu.

-------
TBC

Enggak ngerti?

Tenang ini baru permulaan.

Semoga kedepannya ngerti dan suka sama cerita ini.

Thankyou for reading,

Mintyeon

WINGS ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang