Wattpad Original
There are 9 more free parts

06 - Frat House

93.3K 6.2K 85
                                    

Sudah tiga hari sejak Aspen mabuk dan mengalami malam kacau.

Tapi dia tidak mendapat kemudahan juga. Dia tidak mendapat pekerjaan. Sekali ada suatu lowongan, dia harus melewatkan kelas kuliah. Kalau dia bekerja untuk kuliah, tapi melewatkan kelasnya, untuk apa?

Dan Brenda, Aspen tinggal di asramanya yang kecil, makan dari dia, dan Aspen terus saja berhutang. Brenda terus mengatakan tidak apa-apa, tapi Aspen tahu dia hanya beban.

Ditambah setiap malam, Sam - pacar Brenda - datang.

Sam hanya datang ketika Aspen tidur, tapi Aspen hanya pura-pura tidur karena tahu mereka ingin melakukan sesuatu.

Dan suara mereka... mengganggu. Aspen sering merasa tolol dan berkeringat ketika mendengarnya. Tapi dia tidak ingin menganggu, dia sudah menumpang dia tidak mungkin lebih menyusahkan lagi.

Aspen harus segera mencari tempat.

"Hai, Chase." Panggil seseorang, Aspen berbalik dari lamunannya dan melihat siapa yang datang.

Dan ternyata itu adalah Sean, teman cowok yang satu tahun lebih muda darinya.

"Hai," Aspen tersenyum.

Sean duduk di sebelah Aspen lalu melihat gedung fakultas Sastra Inggris seperti yang Aspen lakukan.

"Apa kau sedang mencari pekerjaan?" tanya Sean. "Aku melihat iklanmu di internet."

Aspen mendenguskan tawa malu. "Yeah, pekerjaan paruh waktu."

"Ayahku punya sebuah kedai kopi. Dia sedang membutuhkan seorang kasir."

Aspen langsung saja antusias. "Serius? Kapan? Apa dia masih membutuhkannya?"

"Ya. Aku bilang padanya bahwa temanku akan senang bekerja di sana. Kau mau?"

"Apa kau bercanda? Tentu saja aku mau!"

"Bayarannya kecil--"

"Aku tidak peduli." Tukas Aspen. "Kapan aku harus ke sana? Sekarang?"

"Errr... kedainya buka dari hari Rabu sampai Minggu, kau bisa datang lusa."

"Oke, tentu saja. Trims, Sean. Kau baik sekali." Aspen hampir ingin memeluk Sean tapi sepertinya Sean enggan dipeluk. "Maaf."

"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak suka disentuh." Pipinya memerah.

"Tidak apa-apa, aku mengerti."

"Kalau begitu, sampai jumpa, aku ada kelas."

*****

Ketika Aspen selesai mata kuliah terakhir, dia segera ke asrama, membuat jadwal.

Brenda sedang mengkeriting rambutnya ketika Aspen tiba.

"Hai, kau kelihatan sehat." Gurau Brenda.

"Aku akan dapat pekerjaan." Aspen memeluk Brenda dari belakang lalu segera bergegas ke tempat tidurnya.

"Fucking serious?" Brenda menyeringai senang: tulus. "Dimana?"

"Kedai kopi milik ayah Sean Webber."

"Keren! Kau layak mendapat itu. Kapan kau akan bekerja?"

"Lusa." Aspen menatap pakaian Brenda. Dia sudah rapi. Tapi juga sangat terbuka. "Kemana kau akan pergi, Brend?"

Brenda melirik Aspen dengan semangat. "Pesta di rumah perkumpulan. Kau mau ikut?"

"Maksudmu mabuk lagi dan kembali sinting? Tidak. Kau tahu apa yang terjadi terakhir kali aku mabuk."

Brenda memutar matanya. "Kau bisa tidak usah mabuk."

The Bad Boy Saw Me TwerkWhere stories live. Discover now