Sakit tak selalu pada luka yang berdarah. Sakit yang tak pernah kau bayangkan bisa jadi bersemayam pada raga yang tampak baik-baik saja. Ini tentang hati yang merapuh oleh kenangan. Senyum palsu serta tatapan yang berpura-pura tegar setia menemani. Kau harus bangun di pagi hari dengan napas baru, memastikan dadamu cukup tangguh untuk menampung gemuruh yang merangsek dari segala arah. Kemudian menikmatinya sendiri.
Sakit yang tak pernah mampu kujabarkan bentuknya kini merumpun dan mengakari setiap sel tubuh. Kepura-puraanku malah menjelma jadi pupuk yang menyuburkannya dengan cara teramat sadis. Seperti sebutir telur yang dihias pada perayaan hari khusus, begitu cantik di luar. Namun entah isinya.
Sakit yang kini mengakrabkan diri denganku dan seolah mampu berkawan selamanya, entah dengan cara apa lagi mampu kusingkirkan. Sepertinya takdir kami memang sejalan.
YOU ARE READING
Serangkum Rasa
PoetrySekadar ruang untuk menampung imaji tak bertuan yang suka melintas di tengah kesibukan. Dari sini mungkin bisa dikembangkan jadi puisi, cerpen, dan tidak menutup kemungkinan jadi sebuah novel. High Rank: # 1 - catatanpendek dari 20 cerita (29-03-19)...