Aku dan petunia sehati. Aku paham apa yang mereka butuhkan. Tapi, mengapa aku tidak cukup mengerti apa yang kau butuhkan, setelah bertahun-tahun merasa telah sangat memahamimu? Ah, sudahlah! Petunia dan dirimu jelas-jelas tidak bisa disamakan. Meski kalian dua hal yang sangat kupuja.
Nyatanya, aku hanya tawanan dalam pesonamu yang tak pernah kau indahkan. Kita memang selalu bersama, bercanda, berbagi, tapi belum juga kau pahami inginku. Pun denganku, tak jua mampu menamai ketidakpastian yang kerap kau hadirkan. Pada akhirnya benang-benang harap menjelma perih. Sedang kau masih saja geming.
Makassar, 16 April 2017
YOU ARE READING
Serangkum Rasa
PoetrySekadar ruang untuk menampung imaji tak bertuan yang suka melintas di tengah kesibukan. Dari sini mungkin bisa dikembangkan jadi puisi, cerpen, dan tidak menutup kemungkinan jadi sebuah novel. High Rank: # 1 - catatanpendek dari 20 cerita (29-03-19)...