Sekadar Bertahan

124 22 2
                                    

Aku bukan manusia super yang kebal luka dan betah menyimpannya dalam diam, bersua di setiap jengkal waktu bak berkawan karib. Aku pun tak pernah memilih untuk ada di takdir ini. Aku hanya bertahan agar tak banyak luka yang bermekaran. Meski dengan begini, aku akan mati perlahan-lahan.

Aku percaya, setiap cobaan yang dilimpahkan Tuhan tak pernah melampaui takaran. Maka hatiku pun dibuat setangguh-tangguhnya, agar kuat menampung luka. Luka tak berdarah yang tak mungkin kau kenali sepintas.

Jika pada akhirnya aku kalah, akan kalah di ujung titik, ketika tak ada lagi yang mampu dilanjutkan. Ketika segala upaya menemui akhir, ketika raga sebatas tumpukan daging yang perlahan-lahan melebur ke tempat asal.

Serangkum RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang