Butuh Waktu untuk Menyembuhkan Luka

138 24 6
                                    

Seumpama bongkahan es yang dipaksa meleleh. Bersama perih serta-merta membanjiri dada. Dengan cara teramat sadis mengacaukan nalar, merenggut hangat mentari, serta apa pun yang mampu membuatku merasa hidup.
Tiang kepercayaan runtuh, melebur jadi amarah yang kemudian terlatih mencabik sisi harap.

Aku butuh waktu untuk menyembuhkan luka. Di balik sikap liar, tanpa sepengetahuan siapa pun, tangis-tangis perih mewarnai malamku. Suatu saat aku akan kembali menyambut takdir. Tapi nanti, setelah keadaan memastikan tak satu pun sisa luka di hati yang akan bertunas dan tumbuh lagi.

Makassar, 14 April 2017

Serangkum RasaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt