#1

1.9K 139 11
                                    

[ year 17]

anin

gue menjulurkan tangan dengan mata setengah terpejam, "punyakuuu."

"besok pagi."

"ah, gak mau. nanti aku ketiduran gimana?"

ogi ngelanjutin makannya, "yaudah, tidur."

gue menarik balik tangan gue yang tadi terjulur dan menyilangkannya jadi bantal buat kepala gue, "kita pulang?"

"kerjaanku belom selesai, nin."

"kalo gitu siniin colanyaaa." kata gue sambil menjulurkan tangan kanan gue, meminta dia ngembaliin cola yang tadi gue beli sebelum gue nyamper ogi ke studionya. jaga-jaga kalau nanti gue ngantuk dan ogi belum mau pulang--dan ternyata gue langsung merasa ngantuk banget pas habis selesai makan dan ogi emang belum mau pulang.

gue menghembuskan napas kesal ketika ogi gak menggubris gue dan malah ngelanjutin makannya. dia meraung kesakitan ketika gue nendang kakinya. rasain.

gue nyamper ogi ke studionya sekitar jam sepuluh-an dari kantor gue, dan baru sampai ke studio ogi jam sebelas-an lebih karena harus beli makanan dulu berhubung foodcourt di kantor ogi udah tutup semua. ogi nungguin gue di foodcourtnya berhubung foodcourtnya ada di lantai satu.

pas gue ngeluarin makanan dan cola yang tadi gue beli, ogi langsung ngambil cola gue dan menaruhnya di kursi di sebelah dia, dengan gue yang tadinya cuek-cuek aja karena gue dateng dengan mata yang masih segar--dan gue lupa akan sihir yang dimiliki oleh Chinese food; selalu bikin ngantuk sehabis memakannya. dan disinilah gue sekarang, menunggu cola gue di kembaliin ogi biar bisa tetap terjaga.

"aku udah selesai nih." kata ogi sambil masukkin bekas tempat makanan yang kita makan tadi ke plastik dan ngebuangnya ketempat sampah yang gak jauh dari meja tempat gue yang masih menahan ngantuk ini.

ogi menegakkan badan gue dan menarik gue untuk berdiri, melingkarkan tangan kirinya kepundak gue dengan tangan kanan memegang tas dan blazer yang tadi gue kenakan, "yuk, naik."

"colaku jangan ditinggal," kata gue sambil ngambil cola di kursi sebelah ogi duduk tadi sebelum gue diseret ogi masuk lift.

"jangan di minum sekarang, oke?" katanya sambil neken tombol lift.

"tapi nanti aku ketiduran."

"gak papa."

"gak mau?"

"kenapa?"

ogi menuntun gue keluar ketika pintu lift terbuka setelah sebelumnya mengeluarkan bunyi ding! tanda gue dan ogi udah sampai di lantai tiga tempat studionya berada.

"aku udah lama gak ketemu kamu."

ogi hanya bergumam mengiyakan dan tetap menuntun gue sampai ke depan pintu studionya, "ambilin kunci di kantong sebelah kiri."

gue merogoh kantong celana sebelah kirinya ogi kemudian mengeluarkan kunci dan membuka studionya. ogi mendudukan gue dan dirinya di black leather sofa bed yang udah ada di studionya sejak dua tahun yang lalu--tempat tidur kedua ogi ketika dia harus lembur berhari-hari dan gak pulang ke rumah sama sekali.

gue memejamkan mata gue ketika ogi ngecup pucuk kepala gue, "sorry."

"don't be."

ogi menarik gue mendekat sampai kepala gue bersender ke dadanya. gue menghela napas, udah berapa hari gue gak tidur sambil dengerin detak jantungnya?

"tidur."

"hmm," gue balik memeluk ogi, "kamu juga."

"nanti," janjinya. "kalo aku udah di rumah."

gue mengangguk sambil mengusap pundak kanannya, "nanti di rumah aku pijetin."

"pasti aku tagih, nanti." kekehnya, kemudian mengecup pucuk kepala gue lagi.

hal terakhir yang gue rasakan sebelum gue tertidur di pelukan ogi adalah kecupannya di kening gue dengan dia yang berbisik, "miss you too."

aku, kamu, bicaraWhere stories live. Discover now