#3

857 102 9
                                    

[year 17]

anin

"'m home." kata ogi sambil nyopot sepatu dan kaos kaki yang dia kenakan.

gue yang sedang nonton tv melambaikan tangan kearahnya, "welcome home." 

ogi kemudian nyamperin gue yang lagi ngeringkel di sofa dan ngecup pucuk kepala gue. setelah ngelepas jaket dan tas yang dia kenakan dan menaruhnya di samping sofa, he joined me on the couch and hugged me from behind.

gak lama kemudian ogi menarik badan gue untuk duduk dan meluruskan kaki gue biar gak ngeringkel lagi, lalu menidurkan badannya dan ngejadin paha gue sebagai bantalnya. tangannya langsung melingkar di pinggang gue dengan muka yang menghadap perut gue, mengusek-usekkan hidungnya ke perut gue yang kenyal karena penuh dengan lemak.

"ih, geli tau."

"geli tapi kok diem aja."

gue terkekeh dan ngusap-ngusap pelan punggungnya sambil ngeganti-ganti channel, karena channel yang sebelumnya gue tonton lagi iklan.

we stayed like that for almost 30 minutes, and when i felt like ogi was drifting to sleep, i asked him, "udah tidur ya, gi?"

"hng...?"

gue terkekeh dan mulai nyisir rambutnya perlahan, "aku mau curhat."

ogi mengerang dan menengokkan wajahnya untuk menatap gue, "kebiasaan."

"biarin," kata gue sambil nusuk pipinya pake telunjuk sebelum jari-jari gue kembali nyisir rambutnya, "biar kamu dengerin aja. gak usah komen."

"kalo kamu terus-terusan nyisirin rambut aku kayak gitu," ogi masih menatap gue dengan mata setengah terpejamnya. "dengerin aja aku gak mampu."

"gak papa. yang penting kamu ada pas aku cerita."

ogi balik nusuk pinggang gue dengan telunjuknya. membuat gue terlonjak kaget dan ngebuat dengkul dengan (lumayan) kencengnya nendang punggung ogi, membuat dia mengerang kesakitan.

huh, rasain.

"oke, aku udah melek sekarang." kata ogi sambil mendudukan dirinya.

"gak, gak. sini tiduran lagi."

gue mendorong pundak ogi untuk kembali rebahan di sofa dengan kepala yang berbantalkan paha gue, dan tangan gue yang kembali menyisir rambutnya--sebuah trik yang sejak bertahun-tahun lalu sukses ngebuat ogi ngantuk dalam sekejap.

"ernggg," erangnya. "kamu cerita sekarang, besok pagi juga bakal aku tagih lagi."

"ya gak aku ceritain ulang lah???"

"gak mungkin."

"mungkin, ya!!!"

"alah."

gue cubit hidungnya ogi beberapa detik biar dia gak bisa napas, dan ogi bales nusuk pinggang gue dengan telunjuknya lagi--kali ini kanan kiri, dan ngebuat gue ngedorong dia sampe jatoh dari sofa.

"aduh, nin!!!"

"salah sendiri!!!"

"kamu mau aku tidur apa enggak sih???"

"ya mau lah????"

"terus kenapa aku di dorong kalo gitu???"

"terus kenapa kamu nusuk-nusuk pinggang aku kalo gitu????"

ogi berdecak. "yaudah kamu cerita sekarang. aku udah sadar seratus persen nih."

gue ngambil remot tv buat matiin tv yang masih nyala sebelum bangkit dari sofa dan narik ogi buat ikut berdiri, "udah, ah, ayo ke kamar aja. kita tidur."

ogi menyeringai sambil ngerangkul pundak gue, "yakin?"

gue tersenyum dan mengecup ujung mulutnya ogi, "yakin." kata gue sebelum nyentil keras jidatnya dan langsung lari ke dalam kamar.

he groaned loudly though the red mark on his forehead was pretty.

aku, kamu, bicaraWhere stories live. Discover now