Lesson 19 : Bonding

357 20 0
                                    


-Bisakah kita kembali dekat seperti dulu, tanpa mendengarkan apa kata orang dan melupakan masa lalu yang menyedihkan? Sebab, melihatmu menjauh begitu menyakitkan untukku-


Hari ketiga pensi diisi oleh penampilan penyanyi indie, lomba paduan suara, freestyle BMX dan pengumuman juara lomba di hari kedua kemarin. Ditengah acara, murid-murid menerbangkan balon berisi kertas harapan yang mereka ikat pada talinya sebagai simbol mimpi serta cita-cita.

Acara berakhir dengan parade marching band, diiringi lagu-lagu daerah serta koreografi ciamik yang mengundang decak kagum.

Spanduk bertuliskan “See you again on another event” pun dikibarkan, sebagai ucapan terimakasih sekaligus perpisahan yang manis.

Satu jam setelahnya di ruang kelas 11 IIS 1, Samuel memegang piala juara pertama lomba menyanyi dengan bangga, sambil berpose di depan kamera bersama teman-teman dan wali kelasnya.

Meski begitu, senyumnya tetap tak dapat menyembunyikan dilema hatinya tentang Samantha.

Sejak minggu lalu, cewek itu mulai menghindari dan mencampakkannya. Membuat Samuel gundah, bingung harus berbuat apa selain diam serta menunggu.

Ia harus memaklumi Samantha, sebab perasaannya terlalu cepat terungkap sebelum dirinya siap untuk menyayanginya.

Lamunan Samuel buyar, ketika Marisa teman sekelasnya mengingatkan ia untuk bertemu Tiara dan melakukan wawancara di radio sekolah. Kebetulan, Marisa juga salah satu anggota klub radio sekolah yang membantu mempromosikan acara pentas seni.

Kevin tak segan menawarkan diri mengantarkan Samuel ke ruang radio sekolah di gedung B. Sudah dapat diterka, kalau ia ingin ikut menemui Tiara.

Cowok itu membantu Samuel keluar dari kelas dengan kruknya, lalu menuruni tangga lantai tiga perlahan-lahan.

“Gue temenin ya Sam, sekalian melepas rindu sama Tiara. Dengar-dengar, dia baru  aja bebas dari skorsing. Semoga dia enggak lagi bully Vero, soalnya biar kata tuh cewek judes tapi gue rasa dia tipe orang yang setia kawan. Enggak kayak Ramona, yang selalu nyari musuh dimana-mana.”

“Dasar, modus lo kentara banget Vin! Gue enggak bisa bantu nih, kalau Tiara ngusir lo. Naksir boleh, tapi tarik ulur dikit lah. Bikin Tiara penasaran sama lo sesekali. Jangan lo terus yang bertindak, uji dia supaya lo tahu gimana perasaannya.”

Samuel meledek Kevin yang selalu saja ada maunya, sok menasehati temannya itu soal perasaan cewek. Kevin pun membalikkan ucapan Samuel, dan dibalas dengan sebuah jeweran di telinga.

“Kata orang yang buru-buru amat nembak rivalnya sendiri—adaw! Enggak usah njewer kali bro, atit tahu! Gue cuma bercanda doang. Gue doain deh, lo bisa akrab lagi sama Vero dan pelan-pelan bisa ungkapin lagi isi hati lo buat dia.”

“Samuel! Sori, wawancaranya diundur besok. Michropone-nya rusak dan belum selesai di benerin, tapi gue boleh kan minta tolong sama lo?”

Langkah kaki Tiara yang buru-buru menghampiri Samuel beberapa menit sebelum cowok itu dan Kevin menuruni tangga, membuat ia melirik Kevin dengan jutek seolah tak suka akan keberadaannya.

Samuel menjawab Tiara seraya menatap Kevin yang tampak berbunga-bunga di hadapan pujaan hatinya itu.

Ia pun menggoda mereka, sebagai ganti karena temannya itu sudah menjadikan dirinya dan Samantha sebagai bulan-bulanan ejekan recehnya.

“Oke. Lo mau gue bantuin soal apaan, Ra? Jadi bintang tamu buat acara radio sekolah? Gue sih siap, apalagi Kevin…”

“Bukan! Gue mau butuh saran, kira-kira gimana caranya buat minta maaf sama Vero. Gue merasa bersalah sama dia, gue malu udah menindas teman sendiri. Kalau aja, gue enggak terhasut sama Ramona, pasti pertemanan kita masih tetap utuh…”

Tiara menyahut ketus, memperlihatkan raut wajah gusar yang menutupi gemelitik kupu-kupu di perutnya.

Samuel pun berusaha serius, walau ia masih ingin menggoda kedua orang itu. Ia tak begitu tahu soal permasalahan antara Samantha dan Tiara, namun dirinya berharap mereka bisa cepat berbaikan.

“Lo temui aja Vero, ngomong jujur sama dia kalau lo  nyesal. Sekalian ajak Ramona, suruh juga buat minta maaf ke Vero dan anak-anak yang pernah dia bully. Kalaupun belum dimaafin, lo jangan berkecil hati dulu.”


“Makasih ya Sam, gue pamit mau ketemu Vero sama teman-teman. Bye.”

Tiara tersenyum senang karena hatinya telah mendapat pencerahan untuk memperbaiki pertemanannya dengan Samantha.

Samuel tertawa, meledek Tiara dan Kevin lagi sebelum cewek itu kembali ke kelasnya. Lucu juga, kalau kedua orang itu bisa menjalin kasih suatu saat nanti.

“Sama-sama, lo enggak pamit ke Kevin juga?”

“Ogah!”


Tiara memekik keras seraya melotot pada Samuel dan Kevin, lalu berlari lagi menaiki tangga lantai dua.

Kevin mendengarnya lantas tersenyum seraya melemparkan blow kiss  untuk Tiara.

SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Where stories live. Discover now