Lesson 7: Frenemy ( Part 1)

402 20 5
                                    


"Teman bisa jadi musuh dalam sekejap, itu biasa. Namun musuh yang mampu memadamkan api kebencian menjadi tali pertemanan, merupakan sebuah keajaiban tak terduga"

Nuansa merah muda yang dilengkapi balon-balon berbentuk hati, serta rangkaian lampu neon bertuliskan “Happy Valentine” menghiasi sudut aula SMA Purnama dengan sangat indah.  Lagu-lagu cinta yang dinyanyikan band sekolah pun, menambah aura romantis. Valentine Party juga seringkali menjadi momen ‘nembak’ yang tak terlupakan. Jadi tidak heran, jika ditengah-tengah lagu terdengar sorakan bahagia dan tepuk tangan riuh.

Dresscode black suit dan lace dress ditetapkan untuk siswa dan siswi yang hadir. Tak lupa, pin berbentuk hati berwarna pink yang disematkan di pakaian mereka sebagai tanda masuk. Untuk mereka yang berpasangan, diwajibkan memakai pakaian berwarna serta pin hati berwarna merah.

Samantha menyaksikan pasangan baru itu berduet lagu Inikah Cinta dengan senyum samar, teringat betapa manisnya Ian ketika dulu mengungkapkan perasaannya di acara yang sama, tahun lalu.

Cowok itu menyenandungkan Perfect milik One Direction, kemudian memberikannya sebuket mawar pink dan sekotak cokelat alphabet yang dirangkai membentuk namanya. Ia masih ingat debaran yang dirasakannya dalam hati, kala Ian menatap matanya lamat-lamat dan mengenggam tangannya lembut. Itulah kali pertama seorang Samantha Veronica merasakan jatuh cinta, yang rupanya malah membutakan mata hatinya sendiri.

Samantha tersentak saat bahunya merasakan hawa dingin dari gelas berisi fruit punch milik Cecille yang dihidangkan dalam acara. Sahabatnya itu pun, menyodorkan segelas lagi untuknya sambil terkekeh kecil.

“Hayo… ngelamunin apaan sih? Pasti lo galau ya Ver, karena enggak ngajak Kak Ian buat jadi Valentine Date? Nyesel kan, mestinya elo tuh lagi senang-senang sama dia di acara ini. Hm… apa mungkin, Kak Ian lagi on the way dan nyiapin hadiah buat lo?”

Seraya menyesap minumannya, Samantha menjawab dengan nada santai agar Cecille tak mencemaskannya.

“Gue enggak nyesel kok, malahan gue lebih senang rayain hari Valentine bareng lo, Belinda, Inka sama Tiara. Soalnya, gue sama Ian sekarang udah—“

Teriakkan beberapa orang siswi yang cukup memekakkan telinga, membuat obrolan keduanya jadi sedikit terganggu. Rupanya, kehadiran Ian dan Ina menggemparkan acara. Mereka juga tampak begitu dekat, saling bergandeng tangan bagai sepasang sejoli.

“OMG! Kak Ian sama Kak Ina tuh gemes banget sih!! Mereka serasi deh, kenapa enggak jadian aja?”

“Jangan ngaco lo, kalau ngomong… Kak Ian kan masih pacaran sama Samantha.”

“Lho, terus kenapa Kak Ian malah datang ke Valentine Party bareng Kak Ina bukannya Samantha? Kayaknya, mereka udah putus karena Samantha diselingkuhin Kak Ian. Udah gue duga, Kak Ina tuh naksir sama Kak Ian… mana mungkin cowok dan cewek bisa sahabatan?”

Yang paling mencengangkan, Ina menembak Ian dengan puisi di atas panggung. Ina berusaha membangun chemistry diantara dirinya dan Ian, sambil merangkulnya. Cewek itu pun, tidak sungkan mencium pipi kanan Ian seolah ingin meyakinkan semua orang bahwa mereka memang sedang menjalin kasih.


Belinda, Tiara dan Inka lantas mendatangi Samantha seraya berlari dari stand makanan. Mereka memeluk erat cewek itu, diikuti Cecille yang memberi tatapan membunuh pada Ian. Sambil berujar pelan, Belinda memastikan pada Samantha tentang hubungannya dengan mantan MVP White Eagles tersebut.

SAMUEL AND SAMANTHA  : TROUBLE COUPLE SERIES 0.1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang