□20. Telur.

2K 122 0
                                    

Bagian dua puluh

LIVIA!!!

-
-
-
-
-

"Fluoxetine? Seriusan?"

"Iya. Gue inget banget kok."

"Terus? Ekspresi dia gimana?"

"Ya kayak orang kaget."

"Kayak gimana mukanya?"

Arga mengernyit, menyipit tak suka pada manusia dihadapannya. "Jangan ngaco! Ya lo pikir aja orang kalo kaget kayak gimana mukanya."

"Judes amat, Mas. Nanti nggak laku lho."

"Berisik!"

Livia tertawa. Arga ini, kalau sudah tengah malam memang auranya sensian. Becanda sedikit dikira ngajak perang. Hadu, Mas pacar.

Ohya, Livia mungkin belum menceritakan apa yang terjadi sekarang. Seperti yang sudah terjadi, Livia dan Arga memang tidak putus. Semua hanya permainan semata. Tipuan untuk Aneila.

Semuanya berawal, saat Livia sangat mempercayai Arga dan sangat ingin mempertahankan Arga. Dilihat dari ancaman Aneila dan tingkah laku gadis itu yang kelewat batas, Livia tidak bisa diam saja. Saat Arga keluar dari tempatnya dirawat karena terserempet motor, Livia memutuskan untuk mengikuti Arga. Saat itulah, Livia membuat kesepakatan bersama Arga dan membantu Arga merencanakan semua ini.

Tidak ada yang tau rencana ini selain dirinya dan Arga. Maka, saat Arga memutuskan hubungan dengan Livia, saat itulah Livia mengeluarkan bakat aktingnya yang lumayan keren kalau kata Arga. Karena, disana ada Ratna, Naura, Widya, dan tentu Aneila yang harus dirinya yakinkan. Untung saja, air mata patah hati pura-pura itu keluar dengan lancar. Jika tidak, bisa membuat semua yang disana curiga. Masa sedang dikhianati tidak menangis sama sekali. Kan tidak lucu.

Tapi percayalah, tidak ada yang serba mulus saat menjalankan ini. Livia yang harus terus merasa patah hati atau harus benar-benar cemburu saat Arga dan Aneila sedang bersama. Terkadang, karena terlalu mendalami peran, Livia sampai tidak tau apa yang benar atau yang salah. Kadang, melihat Arga hanya berdua dengan Aneila saja membuat pikirannya kemana-mana. Padahal, Livia benar-benar mempercayai Arga. Namun, karena Aneila-lah yang membuat semuanya terasa menakutkan.

Bahkan, Livia pernah merasa ini semua adalah jebakan. Pikiran buruknya adalah Arga memang mencintai Aneila. Livia malah membuat mereka bersama. Namun, saat bersama Arga seperti ini, keyakinannya naik ratusan persen. Tiba-tiba percaya diri dan tidak berpikiran buruk lagi.

"Kita harus cari tau, apa dia udah lama konsumsi obat itu?"

"Satu-satunya cara adalah menemui orangtua Aneila. Masalahnya, gue nggak tau dimana lokasi rumah Aneila yang baru. Satu-satunya informasi yang gue tau, Aneila tinggal di Surabaya."

"Tanya dong sama pacar, Mas-nya."

"Liv, begitu lagi gue tinggal."

"Ehiya!! Jangan dong," Livia mencebik sebal. "Lagian gue masih kesel ya sama lo! Waktu kita putus, kenapa rencana lo itu ada peluk-peluk Aneila? Kan nggak ada rencana begitu tau! Gue cuma bilang jangan sampai Aneila curiga. Padahal elus-elus kepalanya juga Aneila pasti tau kok lu ceritanya suka sama dia."

IMPOSSIBLE✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat