Part 17

1.8K 46 0
                                    

Ayya dan Karin yang ditinggal oleh kelima teman cowoknya itu hanya bercerita di dalam kamar inap RS. Karin menyuruh Ayya untuk makan karena sedari pagi dia belum makan apapun. Karin mengeluarkan Bubur dari kantong yang dibawa tadi.

Karin menyuapi Ayya seperti seorang Ibu pada anaknya. Ayya tadi sempat menolak tapi Karin tetap ingin menyuapinnya. Ayya hanya diam memakan buburnya itu.

Tiba tiba bunyi pintu terbuka. Ayya dan Karin menoleh mengira itu adalah Andra dan temannya tapi ternyata bukan. Dia adalah Ningsih. Ningsih datang dengan wajah dingin dan keranjang buah ditanganya.

Ningsih berjalan mendekati tempat tidur Ayya dan meletakkan Buah yang dibawa di meja. Karin yang menyuapi Ayya terdiam dan heranelihat kedatangan Ningsih begitu pun Ayya . Dia  juga heran.

"Buat apa lo kesini?" Tanya Karin membuka keheningan.

Ningsih memutar bola matanya Malas.

"Orang kalo ke rumah sakit itu cuman ada dua macam . Yang lagi sakit sama yang ingin jegukin orang sakit" ucap Ningsih dingin.

"Ohh berakti lo yang kedua" ucap Karin mengerti.

"Kok lo ada disini emangnya kegiatan camping udah selesai?" Tanya Ayya.

Ningsih ingin menjawab tapi bunyi pintu dibuka dan mereka adalah Andra , Nathan , Devin , Anton dan Dio yang kaget melihat adanya Ning
sih di sini.

"Tu orang punya urusan apa disini" bisik Dio

"Tau tu. Gelap" jawab Anton

"Siapa bilang udah gelap ini masih siang hari" ucap Devin polos.

"DIAM YET" ujar Andra dan Nathan.

Mereka pun terdiam dan menatap Ningsih .

"Urusan apa lo kesini?"tanya Andra.

"Gue disuruh pak Tio buat liat keadaan Ayya" jawab Ningsih

"Lo lagi ngga bohong kan" ucap Nathan

"Buat apa gue bohong. Kalo lo mau bukti telpon Pak Tionya" ucap Ningsih sewot.

"Ohh jangan kebawa emosi baby" ucap Dio bercanda.

"Baby baby palayu peyang" ucap Anton.

"Gue cuman kesini buat liat kondisi Ayya. Kalo gue liat dia udah baik baik aja jadi gue permisi" ucap Ningsih keluar dari kamar .

Andra, Devan, Anton , Dio dan Karin heran melihat Ningsih yang hanya datang jauh jauh dari tempat camping  menanyakan keadaan Ayya dan maunya disuruh suruh.

'Itu bukan Ningsih bangat' batin Andra dan Karin

Nathan yang melihat Ningsih keluar pun mengejarnya. Nathan mencekal tangan Ningsih. Nigsih menoleh .

Deg....

'Jantung gue kenapa?? Kenapa berdetak kencang sekali' batin Nathan.

"Ikut gue" ucap Nathan menarik tangan Ningsih ke taman rumah sakit.

------------------- ------------------

"Kalian ngga di apa apain sama Ningsih kan?" Tanya Andra khawatir.
"Ngga kok. Dia baru datang tadi di susul kalian" ucap Ayya.

"Kirain dia buat apa disini?" Ucap Devan mdndekati Karin .

Dio dan Anton duduk bersandar di sofa.

'Sepertinya ada yang kurang. Apa yah!! Ahh Nathan , di mana tu boca" batin Dio mencari keberadaan Nathan.

"Hmm.. Nat....."

"Nathan mana??" Ucap Andra mendahului Dio mencari Nathan.

Mereka sadar kalau Nathan tidak ada di kamar ini.

"Dia kemana?" Ucap Ayya juga.

"Ngga tau mungkin lagi pacaran sama si Ningsih tu" ujar Anton.

"Emangnya mereka pacaran??" Tanya Devan.

"Maybe" ucap Anton.

"Asal bicara aja lo yett" ucap Dio.

"Gini kalian mikir,,  tadi waktu Ningsih keluar dari sini . Nathan langsung hilang gitu aja. Mungkin mereka  lagi ketemuan " ucap Anton.

"Ngga mungkin" ucap Karin

"Mung..." ucapan Anton terpotong karena suara pintu terbuka. Dan disitu ada Nathan dengan wajah ditekuk.

Mereka semua heran melihat ekspresi Nathan. Nathan langsung ke Ayya dan memeluknya dengan erat. Ayya sangat kanget dengan Nathan yang tiba tiba memeluknya. Dan reaksi Andra jauh dari kaget.

"Lo baik baik aja kan?" Tanya Ayya masih berada di pelukan Nathan.

Nathan makin memeluk erat Ayya dan itu membuat Ayya tidak bisa bernapas.

"Lo mau bunuh dia. Woiii" ucap Andra menarik Nathan.

Nathan yang sadar langsung melonggarkan pelukanya dan melepasnya.

"Maaf. Gue terlalu bahagia" ucap Nathan.

"Kalo lo bahagia kenapa harus peluk Ayya. Cari kesempatan lo" ucap Andra kesal. Dia kesal karena dia belum pernah meluk Ayya seerat itu.

"Heheee... sorry gue refleks Ndra. Ngga usah cemburu deh" ucap Nathan terkekeh.

Dio, Anton , Devan dan Karin heran melihat tingkah Nathan . Saat dia muncul tadi wajahnya ditekuku sekarang sumringah. Aneh.

"Lo gila" ucap Devan

"Lo aneh tan. Tadi waktu lo baru datang wajah lo ditekuk sekarang malah sumringah saat selesai meluk Ayya!! Ahh gue tau lo cari kesempatan dalam kelebaran yah?" Ucap Dio.

"Kesempatan dalam kesempitan,di" ucap Anton meperbaiki ucapan Dio

"Hehe.. iya itu" timbal Dio.

"Gue ngga gila sama aneh yah" ucap Nathan .

"Trus lo apa? Aneh lo" ucap Dio

"Apasih yang buat lo bahagia banget" ucap Karin

"Iya. Tadi lo juga kemana??" Ucap Devan.

"Oiya.. tadi gue ngejar Ningsih dan bilang terimah kasih sama dia karna udah jeguk putri" penjelasan
Nathan berbohong.

"Trus kabar gembiranya?" Ucap Andra

"Hmmm... gue.. guee.. jatuh cinta" ucap Nathan sedikit malu mengatakanya.

Semua orang kaget.

"Ohh.. jatuh cinta" ucap Ayya membuat mereka heran "APA .. JATUH CINTA??" teriak Ayya yang  sudah sadar. Nathan malu malu.

"Ahhh seorang Nathan jatuh cinta. Ngga salah tu" ucap Dio

"Ngga salah lah. Dia kan juga manusia yang butuh cinta" ucap Devan sok bijak.

"Waaaa.. berakti gue bukan manusia dong karena gue ngga jatuh cinta" tanya Anton tersinggung.

"Lo memang bukan manusia!" Timbal Andra .

"Trus gue Apa"

"Dog" ujar mereka berbarengan.

"Anjing" kesal Anton.

Nathan bersyukur dia tidak ditanya tanya lagi lagi . Dia harus berbohong soal Ningsih tadi. Nathan sudah tau kalau Ayya ternyata Adiknya. Ningsih tau semua tentang masa kecil Ayya.

Perasaan Nathan sekarang campur Aduk bahagia karena adinya sudah ketemu huga dia merasakan jatuh cinta dan dia juga penasaran tentang  apa yang dibilang Ningsih tadi.

Flashback...


Di part selanjutnya yah..

---------------------

Next yah

AYYA

Cinta & Taruhan (REVISI)Where stories live. Discover now