Part 21

2.1K 56 0
                                    

"Ning...sih"

Nathan, Devan , dan Karin kaget mendengar ucapan Ayya.

'Jadi Ningsih yang buat kekacauan ini' batin Nathan.

Di cafe ini hanya tinggal mereka berempat. Anton dan Dio menyusul Andra. Mereka khawatir Andra berbuat yang tidak tidak.

" jadi Ningsih biang kerok ini semua?? Ningsih memang harus diberi pelajaran" ucap Devan menahan marah.

"Ceritain ke kita bagaimana bisa lo kerja sama dengan Ningsih?" Tanya Devan lagi.

Ayya menghapus air matanya . Dia harus menceritakan awal mula kejadian ini pada kakanya dan kedua temanya ini.

"Dua bulan yang lalu. Gue mau lamar kerjaan di cafe dekat kampus karena gue harus biayaain hidup gue. Saat gue masuk ke cafe gue dengar nama gue kalian sebut . Gue penasaran jadi gue duduk di samping meja kalian. Gue cuman dengar kalo kalian ingin jadikan gue bahan taruhan kalian dan saat itu gue marah dan berniat menampar wajah kalian semua karena bisa bisanya kalian jadiin gue bahan taruhan kalian" ucap Ayya

"Maaf" lirih Devan

"Saat gue mau melabrak meja kalian gue urungkan karena percuma juga jadi gue ngga jadi lamar kerja di cafe itu. Pikiran gue waktu itu cuma satu gue bakalan jauhin kalian tapi Ningsih datang dan bilang ke gue kalo gue jauhin Andra, Andra bakal dekatin gue terus dan Ningsih kasih gue cara agar Andra jauhin gue sepenuhnya  yaitu buat Andra menang di taruhan ini dan buat Andra dapatin Mobil pengeluaran baru itu"

"Mobil? Maksud lo mobil sport gue? Itu bukan mobil pengeluaran baru itu mobil udah lama gue punya. Kalo pun Andra ingin dia pasti bakalan beli sendiri. Dia kan kaya" ucap Devin dan Ayya langsung merasa ditipu Ningsih.

"Berakti lo di jadiin umpan oleh Ningsih" ucap Karin.

"Kenapa harus gue?" Tanya Ayya

" karena lo orang yang dicintai Andra. Sebenarnya dari dulu gue tau kalo Ningsih mencoba balas dendam pada Andra. Gue ngga tau alasanya tapi yang gue tau dia bilang begitu" ucap Nathan

"Balas dendam? Padahal kami tidak pernah punya masalah sama Ningsih atau jangan jangan ada hubunganya dengan keluarga mereka" ucap Devin.

"Itu bisa jadi" ucap Nathan.

"Kita harus cari tau" timbal Karin.

"Gue takut rasa cinta Andra ke gue berubah jadi benci" ucap Ayya sedih.

"Lo ngga perlu khawatir . Lo tadi ngga dengar kalo Andra bilang Rasa cintanya galahin rasa bencinya pada lo. Jadi lo tenang aja" ucap Nathan

"Tapi bagaimana kalo itu berubah?" Ucap Ayya

"Lo ngga usah khawatir. Andra kalo sudah jatuh cinta susah untuk hilangin perasaan itu" ucap Devin

"Yah. Gue berharap" lirih Ayya.

"Okk. Gue bakal susul Andra dan jelasin semuanya kalo kalian cuma salah paham jadi lo tenangin diri lo. Gue bakal ajak Andra kesini buat minta maaf karena dia berani nuduh yang engga engga sama lo" ucap Devan berdiri . "Kamu disini temanin Ayya. Okk" ucap Devan ada Karin.

Ayya pulang ke rumah Karin sedangkan Natha mencari keberadaan Ningsih.

-------------------- --------------------

Andra, Anton dan Dio sekarang ada diclup malam. Andra dari tadi minum bir dan tidak mau berhenti tiba tiba ponsel Dio berbunyi.

"Devan, Ton?" Ucap Dio

"Lo ke toilet dulu angkat telponnya terus lo jangan bilang kalo kita lagi di sini nanti Devin bilang ke Ayya dan Ayya bakalan tambah sedih" ucap Anton.

Dio pun langsung bergegas ke Toilet.

"Halo"

"....."

"Gue sama Anton lagi dirumah Andra! Dia ngga mau diganggu katanya"

"....."

"Dia baik kok. Ini kita udah mau pulang. Dia juga ngga mau kita ajak bicara"

"....."

"Iya. Bilang ke Ayya dia baik baik saja"

"...."

"Oke"

Dio menutup telponya dan kembali ke meja tempat Andra sedang minum.

"Ndra. Udahan dulu minumnya" ucap Anton mengambil botol bir itu.

Dio duduk disamping Andra dan Anton didepan mereka. Andra kelihatan sedih dari tadi dia terus menangis sambil minum.

"Uuuuhh.. gue cinta bangat sama dia tapi dia ngga" ucap Andra setengah sadar

"Dia juga cinta sama lo" ucap Anton

"Hahaha ... kalo dia cinta juga sama gue, dia ngga bakalan hancurin gue kayak gini. Bohongi gue selama ini" ucap Andre lagi

"Lo juga bohogi dia"

"TAPI CUMA SATU BULAN DAN DIA DUA BULAN BROOOO.." bentak Andra.

"Iya lo benar tapi dia punya alasan" ucap Dio

"Alasan?? Alasan Apaan? Cuma gue yang mencintai disini" ucap Andra menangis lagi "dia tega bangat sama gue padahal dia tau bagaimana besarnya cinta gue ke dia" ucap Andra.

"Dia kayak gini karena mengira lo masih jadiin dia taruhan. Lo ngga liat tadi dia nangis sejadi jadinya kayak tadi" ucap Anton

"Itu air mata buaya" ucap Andre

"Terserah lo deh. Kita berdua juga bodoh bicara sama orang mabuk kayak gini sama aja kita bicara sam batu ngga didengarin" ucap Dio.

"Masuk telinga kanan keluar telinga kiri" ucap Anton.

Mereka berdua melihat Andra sudah tertidur dengan mata yang sembab lalu Anton dan Dio menyangga badan Andra untuk di bawa ke Mobil.

"Disini Andra dan Ayya sama sama salah sebenarnya. Andra yang jadiin taruhan Ayya dan Ayya yang ngga terima Andra jadiin taruhan dan akhirnya. Well, sama-sama terluka" ucap Dio menyetir mobil.

"Eii yang paling salah disini lo, gue sama Devan yang usulin taruhan konyol ini. Kalo saja kita biarin Andra dekatin Ayya tanpa taruhan pasti ngga brabe kanyak gini masalahnya" ucap Anton.

"Hehehe... iya kita yang salah" ucap Dio.

Mereka menuju kediaman Andra.

Bagaimana kelanjutanya ?? Ditunggu yah part berikutnya. Danjangan lupa di Vote okk

---------------------- ---------------------

Next yah

AYYA

Cinta & Taruhan (REVISI)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ