empat

85.9K 11.6K 1.3K
                                    

Aga memutuskan untuk nggak pulang ke rumahnya. Setelah acara mengamuknya itu selesai, dia langsung ngeberesin lagi kamar Andrew dan ketiduran dengan unyunya.

Mengamuk adalah kegiatan yang memerlukan tenaga berlebih. Jadi, Andrew tidak heran saat mendapatkan sahabatnya itu sudah mendengkur halus di atas kasur yang tadi sempat berubah menjadi ring smackdown antara Aga dan bantal.

Begitu jam menunjukkan pukul lima sore, Andrew langsung membangunkan Aga. Ia mengguncang tubuh kurus itu dengan pelan.

"Oi! Bangun! Udah jam lima nih! Kita manggung nanti jam tujuh, ntar lo telat kalo nggak bangun!"

Aga menggeliat. Kelopak matanya belum terbuka. Tangan kanannya meraba-raba permukaan kasur itu untuk mencari sesuatu, lalu saat tangannya menyentuh selimut berbulu tipis milik Andrew yang lembut, ia langsung menariknya dan memeluknya. Iya, memeluknya. Bukan menyelimutinya. Lalu, tertidur lebih nyenyak lagi.

Andrew mendesah malas. Ia menatap Aga yang terlelap dengan kesal, lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Aga.

"Aga~ Lo harus bangun. Kita kan mau datang ke nikahannya Gio sama Cindy~"

Kelopak mata itu langsung terbuka lebar dan menatap Andrew dengan horror.

"Gio belum mau nikah!!" Serunya. Andrew mendengus.

"Cepetan bangun! Nggak usah balik lo, pinjam baju gue aja!"

"Tapi Gio belum nikah!"

"Nggak ada yang nikah, Aga! Kita mau manggung malam ini! Lo mau telat?! Cepetan sana!"

Aga mencebik. Dengan kesal, ia beranjak dari kasur empuk Andrew yang mulai memanggil-manggilnya untuk tidur kembali.

"Gue ambilin baju buat lo dulu. Lo mandi aja."

Dan Aga segera masuk ke dalam kamar mandi.
______________________________________

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat beberapa menit. Mereka terlambat. Setelah memarkirkan mobil Andrew, mereka segera masuk ke dalam restoran. Di dalam sana, pelanggan sudah lumayan ramai. Mayoritas adalah anak muda. Restoran ini hanya menampilkan pertunjukan musik pada malam hari saja.

Keduanya menghampiri Ian dan Kevin yang tengah duduk di salah satu meja karena menunggu mereka. Ian adalah bassist sementara Kevin adalah drummer. Kedua orang itu berasal dari sekolah lain.

"Sori, telat!" Andrew adalah yang pertama kali menyapa, "Gue harus ngurusin bocah yang lagi patah hati dulu tadi."

Wajah Aga yang memang dari tadi menekuk itu, makin kusut mendengarnya. Ian ketawa.

"Jangan cemberut mulu! Ntar cantiknya ilang!" Goda Kevin. Aga mendengus dan memutuskan untuk menatap ke sekitar. Mengabaikan ketiga orang di hadapannya yang mulai terbahak. Menyebalkan sekali.

"Oke, oke, gue tau kalo ngejek Aga itu memang asik. Tapi kayaknya para pelanggan udah nungguin penampilan kita." Ujar Ian. Andrew dan Kevin mengangguk, lalu mereka menatap Aga yang masih cemberut.

"Udah ah, jangan ngambek mulu. Kek anak cewek aja lo! Lo mau gila-gilaan kan hari ini? Sekarang waktunya." Ujar Andrew sambil mendorong pelan punggung Aga. Mereka berempat naik ke panggung dan segera mengambil posisi masing-masing. Andrew menatap Aga. Si T-rex yang ditinggal kawin ini akan bermetamorfosis di atas panggung sebentar lagi. Menjadi sesuatu yang mengagumkan.

Menjadi seorang malaikat yang membentangkan sayap indahnya dengan suara merdu yang menggoda semua orang.

Dan yah... Aga memang gila-gilaan di panggung malam ini. Benar-benar gila. Orang yang tak mengenalnya pasti tidak akan percaya dengan sifat asli Aga yang pendiam.

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang