tujuh belas

70.5K 9.7K 795
                                    

Aku mau minta maaf karena ngephpin kalian dengan ngepublish chapter 17 kemarin, tapi di unpublish lagi. Itu semua memang salah aku yang nggak sengaja pencet kata publish padahal belum selesai. Maaf banget ya.
______________________________________

Gio semakin gencar mendekati Aga.

Err... tidak gencar juga sih.

Tapi, setidaknya dia mulai selalu ada di mana pun Aga berada. Walaupun mereka tidak terlibat dalam suatu percakapan. Walaupun manik sehitam malam itu tidak menatap ke arahnya. Tapi, setidaknya Gio bisa melihat paras cantik pemuda itu.

Begitu saja sudah bisa membuatnya senang.

Namun, Gio mulai bingung. Dia tidak tau harus bagaimana agar Aga mengetahui perasaannya. Tidak mungkin kan dia langsung mendatangi Aga dan berkata bahwa dia memiliki rasa? Yang ada pemuda cantik itu pingsan duluan karena ditembak sama cowok.

Gio juga sudah bertanya pada Putra, apa yang harus dia lakukan. Tapi, dengan kejamnya, sahabatnya itu malah menyuruhnya untuk mencari tahu sendiri. Menyebalkan sekali, bukan?

Setelah beberapa hari berfikir, Gio akhirnya memutuskan untuk mendekati Aga lagi dan melihat gelagatnya. Jika sekiranya dia memiliki kesempatan, maka Gio akan langsung mengutarakannya saat itu juga. Namun....

....pemuda cantik itu tiba-tiba saja menghilang.

Gio tidak tau Aga ke mana. Dia sudah berkeliling sekolah, namun tetap tidak dapat menemukan pujaan hatinya itu. Karena khawatir, akhirnya dia memutuskan untuk bertanya pada salah satu teman sekelas Aga. Dia tidak mungkin bertanya pada Andrew. Pemuda itu tidak akan mau memberitahunya.

"Aga? Aga memang lagi nggak masuk sekolah. Ada acara keluarga katanya. Dia udah ijin selama seminggu ini." Jawab salah satu teman sekelas Aga setelah Gio bertanya. Kedua alis Gio mengerut samar. Acara keluarga?

Setelah mengucapkan terima kasih dengan pelan, Gio segera beranjak dari sana dan kembali ke kelasnya.

"Aga masih nggak ketemu?" Tanya Putra begitu Gio mendaratkan bokongnya di bangku sebelah.

"Aga memang lagi nggak masuk. Ada acara keluarga."

Sebelah alis Putra terangkat. Acara keluarga?

Gio mulai bertopang dagu. Kedua matanya menerawang. Ia melamun. Memikirkan pemuda cantik yang sudah mencuri hatinya itu. Acara keluarga macam apa yang memerlukan waktu seminggu atau lebih? Apa ada sesuatu yang terjadi?
______________________________________

Siang itu, Gio iseng membuka instagram menggunakan ponsel Putra. Waktu istirahat selalu terasa membosankan tanpa kehadiran Aga. Ia melihat-lihat foto yang ada di sana, hingga tanpa sengaja ia melihat foto yang baru dipost oleh Andrew.

Sepuluh menit yang lalu.

Andrew mengepost foto seorang wanita paruh baya. Wanita itu tengah tersenyum hangat. Tubuhnya dibaluti baju rumah sakit dan duduk di ranjang rumah sakit itu sendiri. Di sebelahnya, Aga menggenggam tangan wanita itu dan tersenyum tipis ke arah kamera.

Jantung Gio berdegup kencang. Ia merasakan firasat buruk. Apalagi setelah membaca caption Andrew yang seolah memperkuat opininya.

'Semoga Bunda tenang di alam sana dan selalu bahagia di sisi Tuhan.'

Dengan segera, Gio ngedm Andrew.

'Siapa yang meninggal, 'Drew?'

Tangannya dingin. Andrew tak langsung membalas. Membuat Gio harap-harap cemas menunggunya. Kuku ibu jarinya ia gigiti pelan.

Nggak mungkin kan yang meninggal itu —

'Tring!'

'Nyokapnya Aga.'

SECRET [SELESAI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang