- BLIND 10 -

20.9K 1.9K 48
                                    

Sudah cukup kemarin Chad tidak berkerja. Sungguh ia tidak betah akan itu, jika orang-orang disana berpikir tidak bekerja adalah hari yng beruntung, tidak bagi Chad. Ia seharian masih terus kepikiran tentang suara kemarin......... dia tidak menyukai itu. Itu menganggunya, lagi pula apa hubungannya semua ini dengan Richard, yang dia tahu hnyalah Richard begitu membencinya, hanya itu.

Chad kembali bekerja dengan cukup 'antusias' dan segera pergi setelah Bobby sudah berangkat menuju sekolahnya. Keadaan pagi itu cukup tenang, tidak terlalu macet dan juga Richard sampai ke Kantor tepat bersamaan dengan Chad. Richard tersenyum melihat lelaki bertongkat disebrang sana sedang berjalan dengan lamban menuju kantornya. Richard sudah mencoba untuk tidak memikirkan Chad semalaman, tapi hasilnya nihil. Ia tidak bisa, tapi ia tidak mengakui jika dirinya suka dengan Chad. Ia hanya kagum, hanya kagum.

Keadaan kantor menjadi semakin rame siang itu. Julia menemui Chad dan menanyakan kabarnya karna Julia masih saja khawatir. "Kau bisa kuberikan cuti lagi jika kau mau ?", "kumhon Julia, kemarin itu sudah cukup," balas Chad menolak penawaran Julia. "Aku bosan dirumah, aku lebih baik disini, bekerja dan aku merindukan aroma pantry ini, selalu beraroma roti," bals Chad tersenyum. Chad sangat menyukai bau roti, apalgi yang baru keluar dari Oven, itu adalah favoritnya. Ia selalu membayangkan jika roti adalah makanan paling indah dan aromanya selalu bisa membuatnya tenang, apa itu cukup aneh ?

Julia hanya berharap jika pekerjaan Chad tidak membebani dirinya, tapi dengan keyakinan teguh Chad, ia berhasil membuat Julia yakin dengan keadaan Chad yang sudah sepenuhnya baik-baik saja. Chad juga sudah memberikan berkas kemarin yang Julia suruh, kali itu Shawn sendiri yang mengambilnya dari Chad setelah Julia memerintahkan Shawn melakukannya, Julia masih takut menyuruh Chad untuk menggunakan lift.

Semuanya kembali menjadi normal, termasuk Shawn yang tiba-tiba masuk kedalam pantry menemui Chad. "Chad," panggilnya melihat Chad yang hanya duduk diam didalam sana. "I...iya ?" Bals Chad cekatan. "Kau dipanggil keruang Mr.Richard sekarang," lanjut Shawn. Tentu saja Chad gugup, ia tak menginginkannya, apakah ia berbuat salah ? Oh pikiran Chad sudah dipenuhi kenegatifan yang membuatnya begitu takut. Tapi ia tak punya cara lain, ia tak mungkin mengadu dengn Julia, dia tak mau Julia terlalu khawatir dengannya. Dengan keberaniannya Chad akhirnya pergi menuju ruangn Richard yang berada dilantai 9. Ia pertama tak berani menaiki lift, tapi ia tak mungkin menaiki tangga hingga langai 9 itu cukup jauh. Akhirnya ia meminta Shawn untuk mengantarnya. Chad sebenarnya tak ingin tapi tak ada cara lain, kecuali ia ingin melihat Richard mengamuk didepannya. Untung saja Shawn adalah salah satu karyawan yang ramah dengan Chad dan siap membantu Chad saat itu.

"Kau sudah sampai, pergilah" seru Shawn. Chad dengan pelannya keluar dari lift. Badannya sudah berkeringat karna takut, ia tidak tahu untuk apa ia dipanggil Richard jdi dia hanya berekspektasi yang tidak-tidak. Chad mengetuk pintu yang masih ia ingat arahnya. "Masuk," setelah mendengar suara itu ia bergetar untuk membuka pintunya.

Entah apa yang dipikirkan Richard saat itu juga, memerintahkan Shawn untuk memanggil Chad. Ia merindukan Chad ? Tidak, tidak juga ia hanya ingin melihat Chad, tidak ia ingin melihat Matanya, mata indah yang Chad miliki.

Chad terlihat berkeringat masuk kedalam ruangannya. Apa dia takut ? Pikir Richard. "Duduklah," seru Richard.

"Maafkan aku, maafkan aku tuan Richard, kumohon jngan pecat aku kali ini, aku sudah mencoba untuk tidak berbuat salah, kumhoon,"

Richard terkaget mendengar suara Chad yang memohon kepadanya saat itu juga. Chad terlihat ketakutan, karna itu yang terlihat di wajahnya . Apa setakut itukah Chad terhadap dirinya ? Apa Richard selalu bersikap kasar dengan Chad selama ini ? Pikir Richard yang tak sadar. "Apa yang kau lakukan, aku memanggilmu bukan untuk memecatmu bodoh!" Seru Richard masih dengan nada kasarnya. "Lalu ? Kupikir tuan akan memecatku,". "Tidak, aku hanya ingin menanykanmu beberapa hal,". "Apa kemarin kau tersangkut di lift ?" Tanya Richard berpura-pura. Chad terlihat berpikir mendengar pertanyaan Richard. "I..iya, aku kemarin berada disana," balas Chad kembali takut. "Kalau boleh tahu, ehmm, dengan siapa kau disana ?" Tanya Richard lagi. Chad kembali bingung, ia terlihat tak tahu ingin menjwab apa. "A..aku bersama seorang le..lelaki saat itu, tapi aku tak mengetahui namanya," balas Chad. Richard sadar, ia sungguh sadar jika lelaki didepannya ini tak menyadari dirinya saat itu. Richard tak mengerti apa yang harus ia rasakan, sedih atau bahagia.... tapi yang pasti Richard tak ingin Chad melupakan kejadian itu.

"Baiklah, hanya itu, kau bisa kembali," seru Richard. Chad hanya tunduk dan berbalik mencoba keluar sebelum akhrinya.....

"Gunakan Lift milikku yang disebelah kanan, aku tak mau kau tersangkut lagi dilift seperti kemarin,"......

Chad kaget beserta bingung dengan perkataan Richard. Apa dia baru saja mendengar sisi 'baik' Richard. Tapi Chad tak ingin kurang ajar ia hanya mengikuti apa yang Richard perintahkan jadi saat itu juga ia menggunakan Lift milik Richard yang khusus hanya untuk Richard dan tamu penting.

Richard tak tahu apa yang baru ia katakan, tapi itu semua keluar begitu saja, karna yang pasti ia tak ingin Chad terluka untuk saat ini...

Disaat Chad keluar dari lift pribadi Richard, ia tak sengaja menabrak Dilan. Dilan juga cukup kaget melihat Chad yang ada didepannya. "Maafkan aku," seru Chad mencoba meminta maaf. Dilan masih menyukai Chad, ia masih menyukainya. Saat itu Dilan harusnya bertemu dengan Richard tapi karna ia bertemu dengn Chad ia ingin berkenalan dengn Chad terlebih dahulu.

"Namamu Chad bukan ?" tanya Dilan. "Yah, namaku Chad, a...apa aku mengenal anda ?". "Ah aku yang waktu itu menanyakan namamu, namaku Dilan," jawab Dilan memperkenal dirinya. Chad ingat, saat dimana Dilan yang ia maksud pernah bertanya namanya.

Chad cukup kaget saat Dilan mengajaknya jalan untuk berkenalan dengannya. Chad awalnya menolak karna ia harus bekerja tapi Dilan mengatakn jika ia semuanya akan baik-baik saja. Chad juga berpikir tak banyak orang yang ingin mengenalnya jadi mungkin kali ini ia harus menerimany. Akhirnya Chad dan Dilan duduk ditaman kantor yg Chad belum pernah datangi. Dilan menanyakan hal-hal biasa mengenai Chad begitu juga dengan Chad. Menurut Chad, Dilan orang yang baik dan manis. "Chad, apa kau memiliki kekasih ?" Tanya Dilan. Chad tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Dilan. "Apa kau serius ? Mana mungkin seseorang yang buta sepertiku memiliki kekasih," balas Chad tertawa. Tidak untuk Dilan, Dilan tersenyum bahagia melihat tawa Chad yang begitu lepas dan manis disaat yang sama.

/// yuhu update lagi jangan lupa vote + komen yang banyakkkkkkk 🌺

BLIND [BoyxBoy]Where stories live. Discover now