- BLIND 11 -

20.1K 1.7K 29
                                    

Dilan begitu berbunga-bunga. Bagaiman tidak keinginannya selama ini untuk berkenalan dengan Chad akhirnya kesampaian. Dilan juga senang karna Chad juga ramah dengannya, walau dia tau Chad akan selalu seperti itu. Dilan kini sudah tahu sedikit mengenai kehidupan Chad yang menurut Dilan begitu memprihatinkan. Karna hal itu yang tambah membuatnya berbunga-bunga bagi Dilan. Ia ingin membahagiakan Chad tapi terlihat dimata Chad, Dilan hanyalah sebatas temannya.

Chad tidak tahu apa maksud Dilan berkenalan dengannya tapi dia hanya akan selalu menerima Dilan jika ia memang ingin berteman dengannya. Tak banyak orang yang ingin berteman dengan Chad maka dari itu ia cukup senang bisa mengenal Dilan. Ia cukup kagum dengan kehidupan Dilan yang menurut Chad sangat keren. Chad menyukai bagaiman Dilan menceritakan ceritanya yang begitu ramah dan 'lembut' terhadap dirinya. Berbeda dengan Richard yang begitu kasar. Maafkan, ini salah Chad, ia tak harusnya berpikiran seperti itu. Richard dan Dilan orang yang berbeda jadi tak ada gunanya untuk saling membandingkan mereka.

Setelah berkenalan dengan Chad, Dilan kembali beralih ke tujuan utamanya, yaitu bertemu dengan Richard sahabat sejatinya itu.

"Bagaimana keadaanmu Rici ? Apa kau baik-baik saja ?" Tany Dilan yg kini duduk didepan Richard yang sibuk dengan laptopnya. "Sudah kubilang aku tidak apa-apa, dan berhenti memanggilku Rici !" Seru Richard kesal. "Kudengar kau bersama seseorang saat itu, siapa ?". Richard langsung menglihkan perhatiannya. Jadi dia tidak tahu kalau Chad yang bersamanya saat itu, pikir Richard. "Aku bersama Ch.....", "tapi sebelumnya aku harus memberitahumu, jika tadi aku baru saja berkenalan dengan Chad, pegawai manismu itu," potong Dilan. "Dia begitu manis tadi, arghh apakah aku jatuh cinta ?". Lantas Richard mendengar itu langsung tertawa kaget dan bingung. Ia tak pernah tahu jika Dilan akan benar-benar menyukai Chad. "Kau bercanda bukan, haha". "Tidak, spertinya aku benar-benar jatuh cinta dengan Chad," balas Dilan. "Kau tak mungkin, ada apa denganmu ? Seleremu semakin merendah," balas Richard. Ia tak bermaksud seperti itu, yang ia maksud adalah ketidak sukaan Richard mendengar itu. Ia merasa begitu kesal dengan Dilan entah kenapa.

Richard membuat beberapa alasan yang membuat Dilan akhirnya pergi dari hadapannya. Sungguh ia kesal dengan Dilan tapi ia tak berani untuk mengeluarkannya. Ada apa ? aku cemburu ? Cetus Richard memikirkan perkataan Dilan barusan. Tak mu gkin, aku straight dan aku tidak mungkin menyukai si buta itu ! Seru Richard sekali lagi.

Semua itu tak berlangsung lama. Richard tak tahan lagi, ia masih kerap memikirkan Chad, tidak bukan kerap tapi selalu ! Ia selalu memikirkan lelaki itu. Ia ingin melihatnya lagi, ia ingin bertemu dengan Chad lagi.......

Alhasil Richard mencoba turun kebawah menuju pantry untuk menemui Chad. Ia cukup yakin Chad berada didalam sana. Dan tepat dalam dugaan Chad berada disana. Chad duduk dengan tenang disana. Tidak ada satupun ornag disana. Richard berdiri sambil menyenderkan badannya didinding yang tepat kearah Chad. Richard begitu nyaman menatap Chad sekarang. Ia masih bisa melihat mata Chad yang berwarna biru terang menatap dirinya. Ia sungguh menginginkan Jika Chad bisa menatapnya dan melihat dirinya sekarang. Apakah aku jatuh cinta ? Tanya Richard kedirinya sendiri. Ia masih saja mengelak, ia tidak menyukai Chad ia hanya kagum. Yah itu yang Richard katakan sebelum akhirnya ia pergi dari hadapan Chad.

"Apa yang kau lakukan disini ?" Tanya Julia yang mendapat Richard barusan keluar dari Pantry. "A...aku aku hanya berjalan-jalan," bals Richard lalu berlari pergi dari hadapan Julia yang kini sudah berpikir aneh-aneh mengenai Richard.

Chad bisa merasakannya. Chad bisa merasakan kehangatan kalimat itu lagi. Entah kenapa ia begitu menyukainya. Itu seperti spells yang membuat dirinya tergila-gila mendengarnya. Chad layaknya seseorang yang baru saja diberikan doktrin indah saat itu, tapi dirinya terus berpikir agar tidak memikirkannya walau ia begitu menginginkannya.

Chad harus bersabar, dan itu yang ia kerap pikirkan selama perjalanan pulangnya. "Chaddy kau sudah sampai," seru Bobby menjemput Chad yang baru saja datang. "Apa kau menungguku begitu lama ? Karna kupikir aku sedikit telat,". "Ah tidak, Chaddy kau tid harus memasak malam ini," seru Bobby. Chad bingung dengan kalimat adiknya itu, jarang sekali ia mendengar Bobby seperti itu, biasanya dialah yang begitu lapar. "Ada apa ?", "aku membawa makanan untuk kita berdua," balas Bobby. Ia membuka makanan itu diatas meja dan membiarkan Chad menciumnya. "Bagaimana kau bisa mendapatkan ini semua Bobby ?". Bobby sedikit bingung, ia tak ingin Chad memikirkan hal yang tidak-tidak. "Tadi aku membantu seseorang dan ia memberikan ini sebagai imbalannya,". Chad cukup lega mendengar perkataan adiknya, ia sangat marah jika apa yang dia pikirkan benar terjadi. "Bobby jika kau ingin menolong seseorang, jangan meminta imbalan, sama saja kau tidak ikhlas, Chaddy bangga denganmu tapi lain kali kau hanya cukup menolongnya," seru Chad sambil mencoba mengelus rambut Bobby. "Baiklah Chaddy, tapi kita hrus makan krna Bobby sudah sangat lapar,".

Setelah makan malam dan malampu sudah mulai beranjak dingin. Chad tidak bisa tertidur saat itu. Ia melangkah berdiri menuju kearah jendela kecil yang berada dikamarnya. Ia membuka jendela tersebut dan membiarkan angin menerpa kulitnya yang putih pucat. "Apa dia sedang memikirkanku ?". Itu yang Chad pikirkan. Ia masih saja mengingat perkataan itu. "Tuhan, jika kau memberikan aku kesempatan, biarkan aku menemuinya sekali saja dan setelah itu kau bisa mengambil diriku,"... Chad tidak tahu apa yang baru saja ia katakan. Ia tidak pernah merasakan hal seaneh ini. Apakah ini yang dinamakan Jatuh Cinta ? Seorang lelaki buta yang sedang jatuh cinta ?

Kau terlalu berharap Chad.... itu yang ia pikirkan hingga ia akhirnya ia terlelap dimalam yang dingin itu.

/// tbc, jangan lupa vote + komen yang banyakkk luvliess ❤❤

BLIND [BoyxBoy]Where stories live. Discover now