- BLIND 17 -

16.1K 1.5K 78
                                    

"tidak apa-apa, ayo aku akan menemanimu bermain," balas Chad yang kini menggenggam tangan Richard....

Kini debaran hati mereka berdua berdebar disaat dan ditempat yang sama. Tak ada yang tersembunyi, Chad tidak tahu kenapa ia menggenggam tangan Richard yng ia tahu ia harusnya tak melakukan itu. Richard begitu bingung dan bahagia melihat Chad yang menggenggam tangannya dengan kencang. Kini giliran Richard yang membawa Chad menuju ketempat bermain itu. Richard hanya menggunakan trik liciknya agar Chad bisa bermain bersamanya. Richard sudah melihat antrian yang cukup panjang disana, tapi tetap saja ia ingin menaiki bianglala itu, alhasil mereka berdua tetap ikut mengantri tanpa memikirkan berapa banyaknya orang disekitar mereka.

Chad merasakan desakan dari antrian tersebut, ia tidak bisa melihat tapi ia bisa merasakan jika antrian kala itu cukup ramai. Richard merasakan kegelisahan Chad, entah dari mana antrian itu menjdi membludak membuat mereka berdua sedikit terdorong, begitu juga dengan Chad yang tak sengaj tersenggol beberapa orang. Richard yang berada didepan Chad langsung memeluk Chad dari belakang. Richard memelukny dan memegang kedua tangan Chad seakan-akan melindungi Chad dari dorongan orang-orang disana. Sungguh, bukan hanya Chad, melainkan Mereka berdua merasakan debaran yang sama. Awalnya Chad merasa bingung dengan Richard yang memeluknya, "diamlah... tetap seperti ini," bisik Richard saat Chad mencoba melepaskan pelukan itu. Chad tahu, Richard hanya mencoba 'menolongnya' tapi semua itu membuatnya nyaman, Chad nyaman dalam pelukan Richard ?

Sungguh Chad tidak ingin lama-lama seperti ini. Ia tidak bisa melihat tapi ia bisa merasakannya, ia bukan tidak suka tapi ia takut jika orang-orang akan menatap Richard aneh. "Apa yang kau pikirkan ? Wajahmu sedari tadi merengut," seru Richard yang masih memeluk Chad. "A....apa kau tidak malu memeluk orang buta sepertiku," tanya Chad malu. Richard hanya mendengus, menatap Chad tajam walau ia tak tahu, "diamlah, sebentar lagi giliran kita," seru Richard yang mengabaikan pertanyaan Chad. Chad tidak marah, ia hanya akan mengikuti perkataan Richard.

Setelah akhirnya giliran mereka, Richard mempersilahkan Chad masuk terlebih dahulu, memasangknnya Pengaman dan duduk didepannya. Kali ini Richard bisa tersenyum bahagia, ia bisa melihat Chad sepuasanya sekarang. Menatap mata indah Chad dengan kulitnya yang putih pucat tapi terlihat manis. Dipikiran Richrd, Chad terlalu cantik untuk ukuran seorang pria, dengan bentuk badannya yg jauh lebih kecil dari Richard, ia bisa saja menarik Chad dan membuatnya duduk dipelukannya sekarang, tapi itu tidak mungkin, Richard masih sadar dengan posisinya.

Gondola *the fuck gue gak tau namanya apaan:( . Gondola mereka naik perlahan senada dengan arah jarum jam yang membuat Chad mencoba memegang pengamannya erat. "Ini pertama kalimu ?" Tanya Richard yang melihat wajah Chad yang cukup aneh. "Ii...iy, apa sekarang sudah tinggi ?" Tanya Chad. "Bahkan kita belum setengah naik bodoh," lanjut Richard tertawa. Richard tak menyesal membawanya naik, ia menikmati eskpresi Chad yang takut dengan ketinggian. Richrd hanya melihat pemandangan dikiri kananya. Untuk ukuran orang seperti Richard, apa yang dilakukannya sangatlah jarang. Ia tak pernah punya waktu untuk melakukan hal yang tak penting seperti ini.

Akhirnya mereka terhenti saat bianglala itu berhenti untuk membiarkan orang-orang yang menaikinya menikmati pemandangan disekitar untuk beberapa menit. Kala itu mereka cukup berada diposisi yang tinggi. "Kenapa kita berhenti ?" tanya Chad. "Itu sudah prosudernya, kita akan berhenti beberapa menit untuk menikmati pemandangan diatas sini," balas Richard melihat keadaan Metro yang dimana ia bisa melihat segalanya dari sini. "Apa kau menikmatinya ? Pemandangan disini ?" Seru Chad. Richard baru sadar jika pria didepannya ini buta, Richard tersenyum dan menjelskan semuanya didepan Chad. "Disebelah kananmu ada Danau Yourdan, kau bisa melihatnya dengan jelas, dan..... disebelah kirimu terdapat bukit Gourdi, terlihat indah dari sini," lanjut Richard menjelaskan hal-hal yang absurd didepan Chad. Chad menikmatinya, ia mengikuti kemana arah Richard berkata. "Apa kau sekarang senang ?" Tanya Chad......

Apa Richard senang ??

"Aku senang sekarang," bals Richard tersenyum lebar. Senyuman yang ia amat jarang berikan kepda orang-orang, tapi itu semua harus ia terima karna seseorang yng ia berikan senyuman tidak akan bisa melihat senyuman itu..

"Chad bisakah aku bertanya ?" Tanya Richard halus. "Yaa ?". "Jika kau bisa melihat, apa hal yang paling ingin kau lihat ?".... Chad berpikir dengan manis, Richard tidak pernah salah, Ia benar-benar jatuh cinta dengan tingkah lelaki didepannya ini.

"Aku ingin melihat adikku," seru Chad semangat... "hanya itu ?", "oh dan Julia," balas Chad lagi.... "dan Richard, aku ingin melihat Richard" lanjut Chad lalu tertawa lepas. Richard tersipu malu dihadapan Chad, ia hanya mengacak-acak rambut Chad dan setelah itu Bianglala itu kembali berputar....

Ternyta dibawah sana, Julia, Bobby dan Dilan sudah menunggu. Mereka tidak tahu jika Chad dan Richard menaiki bianglala sebelum akhirny mereka berdua turun dengan senyuman lebar diwajahnya. Dilan tidak menyukai senyuman kedua orang itu terutama senyuman di wajah Richard. Iya tahu Richard tak pernah tersenyum seperti itu....

"Baiklah kupikir sudah cukup hari ini, kita bisa kembali," seru Dilan. "Ah iya, aku dan Chaddy akan pulang bersama Richard," lanjut Bobby menarik Chad dan Richard. Richard cukup kaget dengan tingkah Bobby yang sebenarnya menguntungkannya. "Ah berarti Kau harus mengantarku Dilan !" Seru Julia menarik Dilan pksa.

Richard bukan tidak senang, dia amat sangat berbohong jika ia tidak senang. Tapi tetap saja dia harus beralasan palsu seakan-akan mengantar Chad dan Bobby hanya kebetulan saja. Ia masih harus menjaga perasaan sahabatnya, Dilan. Mungkin itu masalah utama Richard, ia masih harus melewati dinding tinggi didepannya.

Saat diperjalan pulang, Richard sudah menyiapkan pertanyaan penting yang sedari menganggu dirinya, tapi ia lebih baik menunggu setelah Bobby keluar tepat saat mereka sampai didepan rumah Chad. "Chad bisakah kau menunggu sebentar, aku ingin bertanya," seru Richard. Chad bertahan ditempatnya, mencoba menatap kearah Richard dan tersenyum tipis. "A-aada apa ?". "Hmmm masalah matamu, apa matamu tidak bisa kembali ?" Tanya Richard serius. Chad tersenyum mendengar pertanyaan Richard barusan. "Terakhir kali dokter mengatakn jika aku bisa saja melihat jika ada pendonor yang siap mendonorkan mata untukku, tapi itu tidak mungkin, jadi aku lebih baik seperti ini hingga sekarang," bals Chad kembali tersenyum. Richard terdiam, mengiyakan apa yang Chad katakan dan mempersilahkannya pergi. Richard berpikir keras saat itu....

Semua itu berarti, Chad bisa kembali melihat ? Pikir Richard, lalu menginjakan pedal secepat mungkin.....

/// to be continue..... jangan lupa vote + komen yang banyakkkkkkk 🌺

BLIND [BoyxBoy]Where stories live. Discover now