- BLIND 12 -

19K 1.7K 60
                                    

RICHARD POV

"Siapkan sarapanku Jenny,". Aku bisa melihat ekspresi Jenny yg terlihat bingung mendengar perintahku tepat pukul 6 pagi. Aku tahu kenapa ia berekspresi seperti itu, tentu saja dia bingung kenapa aku meminta sarapan sepagi ini. Jenny adalah asisten rumah tangga yang bekerja di apartmentku setiap pagi, biasanya aku hanya akan meminta segelas kopi jam 8 pagi karna jam segitulah aku bangun. Entah kenapa aku begitu semangat untuk bekerja pagi ini, rasanya aku ingin cepat-cepat sampai dikantor. Bukan karnanya, itu yang pertama kupikirkan, aku yakin ini bukan karna Chad, ini hanya semangatku untuk bekerja, bukan begitu Richard (?)

Aku membaca koran pagi saat itu, dan aku masih saja bingung kenapa beritaku masih ada didalam sana, padahl kejdian itu sudah cukup lama dan masih menjadi halaman utama. Sekali lagi, aku kembali mengingat lelaki buta itu. Apa yg dia lakukan sekarang ? Ah tentu saja dia bersiap untuk bekerja. Kupikir apa dia yang mengantarku menuju apartment malam itu. Tapi apa memang dia ? Lagi pula kota ini besar, tidak mungkin hanya Chad yang tidak bisa melihat.

Aku menuju kantor jam 7 pagi cukup awal ketimbang hari-hari sebelumnya. Aku juga harus mengerjakan presentasiku untuk meeting siang ini, dan aku masih mencoba untuk lewat didepan pantry hanya untuk 'melihat-lihat', yah untuk melihat-lihat. Dia belum datang, mungkin dia sedang diperjalan.

Ruanganku yang cukup besar itu terlihat membosankan sekarang. Aku ingin mengubahnya tapi tak ada waktu jika diriku mengubah kantor ini, jadi kuputuskan hanya untuk kembali membuat presentasiku yng cukup rumit hanya untuk meeting siang nanti.

Entah apa yang mengundangku untuk memikirkan Chad lagi. Ia kerap muncul dipikiranku dan, aku merindukannya. Aku ingin bertemu dengannya lagi, aku merindukan menatap matanya yang indah itu. Dengan beraninya aku mengangkat telfonku dan menghubungi Julia saat itu juga.

"Panggil Chad keruanganku sekarang," seruku dengan Nada mengancam. "Untuk apa ? Aku bisa menyuruh yang lain," balas Julia kesal. "Panggilkan saja dia,". "Kau akan menyakitinya lagi ! Yang lain saja,". Aku cukup kesal mendengar perkataan Julia, sejak kapan aku menyakiti Chad ? /dasar bodoh ! "Panggil Chad sekarang atau aku menurunkan gaji kalian berdua ! Dan tenanglah aku tidak mungkin menyakitinya," bagaimana mungkin aku menyakiti Chad ku yang manis, batin Richard tak karuan setelah memikirkan hal itu.

Alhasil Julia akhirnya mengiyakan untuk memanggil Chad dan memerintahkannya untuk keruanganku. Aku yakin pasti dia tidak mau, terakhir kali dia keruanganku dia cukup bergetar. Aku menunggu sekitar 15 menit, hal yang paling kutidak suka dari Chad adalah, dia begitu lamban ! Walau begitu aku akan tetap menyukainya !

Sial ! Apa yang kau pikirkan Richard ! Bagaimana mungkin kau.......

Pintu ruanganku diketuk perlehan olehnya. Aku menyuruhny masuk dengan nadaku yg cukup sedikit tinggi. "Pe..permisi Tuan, Tuan memanggil saya ?". Sialan, kenapa dia begitu manis hari ini. Lihat dia sekarang wajahnya cukup merah karna... ah dia gugup. "Duduklah, aku ingin berbicara denganmu,". "Tuan, maafkan aku, kumohon aku, aku akan bekerja cukup keras, tapi jangan pecat aku, kumohon,".

Lagi-lagi ia memikirkan hal itu. Alhasil aku harus berdiri dari kursiku, dan mencoba mendekatinya yang masih berdiri didepan pintu. "Kau tidak akan kupecat, duduk disana," seruku menarik tangannya dan membawanya duduk didepanku. Ini pertama kalinya aku menggenggam tangannya. Tangannya begitu mulus, dia ini pria apa wanita ?

"Chad, berhenti memanggilku Tuan, dan aku tidak akan memecatmu," seruku setelah melihatnya duduk didepan mejaku. "Ma..mafkan aku Tu.. Richard," balasnya yang kesusahan untuk menyebut namaku. "Jadi aku memanggilmu kesini untuk mendengarkan presentasiku, aku mau kau harus mengkritik presentasiku dan mengatakan hal apa saja yang kurang,". Chad cukup bingung dengan permintaanku. Sebenarnya ini hanya akal-akalanku agar aku bisa berbicara berdua dengannya, maksudku Chad tidak mungkin tahu hal-hal seperti ini.

Chad cukup bingung tapi ia dengan yakin mengiyakan permintanku. Akupun membacakan presentasiku didepannya, aku menikmati bagaimana ia mendengar dengan jelas perkataanku dan ia begitu, begitu manis, aku tak berhenti mengataknnya manis karna dia memang benar-benar manis sekarang.

"Bagaimana ? Apa ada yang salah ?". Chad berdiam cukup lama memikirkan kata-kata apa yang cocok untuk dia lontarkan. "Presentasi Tuan cukup baik, ta..tapi maaf sebelumnya dibagian perhitungan dana cukup menyulitkan, Tu..tuan menjelaskannya kurang rinci mungkin saja itu bisa jadi masalah, maaf sebelumnya, aku... aku tidak bermaksud.."

Chad kau benar-benar membuatku gila. Bahkan aku tidak memikirkan hal itu sama sekali. "Kau benar, aku sangat menyukai apa yang kau lakukan Chad, kerja yang baik," balasku memberikannya senyuman terbaikku walau kutahu ia takan bisa melihat itu. Chad cukup senang dengan respon yang kuberikan, dan dia tidak pernah tahu ia memiliki senyum termanis yang pernah kutemukan didunia ini.

Lama kelamaan, akhirnya aku mencoba berbicara mengenai kejadian kemarin. "Chad, apa kau mengenal orang yang bersamamu di lift waktu itu ?" tanyaku perlahan. "Aku.... aku tidak mengenalnya, tapi, tapi aku mengingat suaranya," bals Chad. Ia mengingat suaranya kalau begitu, "jadi kau sudah mengenalinya ?" tanyaku lagi. Ia menggeleng, ia hanya mengingatnya tapi tidak mengetahuinya. Hatiku cukup berdebar saat itu, aku ingin ia tahu jika akulah yang bersamanya saat itu. Aku ingin dia tahu jika aku orang yang menatapnya dan aku lah orang yang jatuh cin...... orang yang.... orang yng ada bersamanya/ini menyulitkan....

"Sebenarnya saat itu, kau sedang bersa....."

Belum selesai pembicaraanku berlangsung, pintu ruanganku terbuka saat Dilan masuk kedalam. "Hai Rici, dan Chad apa itu kau ?" Seru Dilan melihat Chad yang berada didepanku. "Di...dilan ?" Tanya Chad yang bahkan ia sudah mengingat suara Dilan ? Dan tidak mengingat suaraku ? Whoaaa, pikiranmu begitu salah Chad.

"Apa yang kau lakukan disini Dilan ?" Tanyaku, "aku ingin mengajakmu makan siang tapi kulihat kau cukup sibuk dengan laptopmu jadi sepertinya aku akan pergi bersama seseorang yang bisa..... Chad ayo makan siang bersama," seru Dilan. "Tidak, !" Bantahku, "maksudku, Chad masih harus bekerja denganku, ini belum jam makan siangnya !" seruku mencoba menjadi realistis. "Terima kasih Dilan, tapi Tu.... Richard benar ini masih belum jam makan siangku," bals Chad yang bersikap manis didepannya. "Ahh tidak-tidak, Chad harus menemani Dilan, dan Rici akan mengizinkanmu, bukan begitu ?" Seru Dilan lagi. Sungguh aku tak ingin mengizinkannya pergi. Waktu bersamanya cukup indah barusan dan sekarang ia akan pergi bersama Dilan meninggalkanku disini ??

"Baiklah, aku juga masih harus menyelesaikan presentasiku !" Seruku yang entah kenapa aku mengatakan hal itu,

"Ta...tapi Dilan, aaku ti...." Dilan langsung membawa Chad yang cukup bingung saat itu. Chad bingung karna Dilan membawanya pergi dan aku ?

Jangan tanyakan diriku, jika Dilan bukan sahabatku sudh pasti akan kuusir diriny dari sini !!!!!

aka Richard kemakan emosi....

/// to be continue..... jangan lupa votes + serbu komennya yahhh wqwq 😘❤

BLIND [BoyxBoy]Where stories live. Discover now