Kebohongan pertama, namun bukan yang pertama

3.3K 126 1
                                    

Kepercayaan hanyalah simbol namun berat mengutarakannya, apakah hanya sebuah ketidak sengajaan ataukah hanya keterpaksaan? Sebuah tanya yang tak perlu pemikiran keras untuk menjawabnya, karna kenyataan lebih baik diketahui meski itu dapat mengubah segalanya. Tanpa harus membohongi diri sendiri ataupun orang lain.

💛💛💛💛💛

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam Mas" kata Nadia sambil mencium punggung tangan suaminya.

"aku udah nyiapin bekalnya, dan maaf aku nggak bisa antar makan siang nanti, aku ada jadwal operasi jam satu, dan aku meminta izin darimu Mas?"

"pastilah aku izinkan, menolong orang lain yang lebih membutuhkan itukan wajib, lagian aku bisa makan siang nanti di kantor".

Setelah perbincangan singkat keduanya, tak ada lagi kalimat yang keluar, keduanya larut dalam sarapan pagi ini, entah apa yang dipikirkan Alif, mungkinkah rasa bersalah yang telah dilakukanya, ia tak jujur kepada istrinya, kejujuran yang akan melukai perasaan wanita yang telah menjadi pelengkap tulung rusuknya.

Ketika dikantor, Alif masih memikirkan apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya sebelum Nadia mengetahui dirinya yang sebenarnya dari oaring lain. Dan pikiranya menunjukkan sepertinya ia harus mengatakanya sekarang. Bergegas Alif mengambil kunci mobilnya dan segera menemui Nadia, namun langkahnya terhenti ketika deringan handphonnya berbunyi.

"Assalamualikum?".

"........."

"kamu tidak apa-apa kan?

"........"

"Aku kesana sekarang".

Maafkan aku Nadia, akan kujelaskan semuanya nanti. Batinnya.

Disebuah rumah yang megah dengan nuansa perpaduan Jawa dan Turki, membuat Alif menghembuskan nafasnya berat, bagaimana tidak niatnya menemui Nadia dan menjelaskan semuanya harus ia simpan dulu, karena saat ini ia sedang berada dalam rumahnya yang tak lain adalah rumah sebelum ia bertemu dengan Nadia, dan didalam rumah ini pula, seseorang memaksanya menikah dengan Nadia.

"cieyyy, yang pengantin baru" kata seorang wanita yang diketahui bernama Aisyah.

"maaf, karna baru sempat mengunjungimu, kata dokter Salwa kamu baru saja pinsan?" kata Alif memeluk wanita tersebut dengan rasa khwatir.

"tidak apa Mas, oh iya,, bagaimana kabar Nadia? Dia baik-baik saja kan? Apa dia sudah hamil Mas?"

"berhentilah menanyakan kehamilan Nadia, semakin aku melihatnya, aku akan semakin bersalah, dia wanita yang tak hanya baik pribadinya namun baik juga ahlaknya, sungguh aku tak tega dengan ini semua dan berjanjilah untuk tidak membahasnya lagi". kata Alif tegas.

Seperti biasanya Nadia menyelesaikan operasi hari ini dengan lancar, dan tentunnya dengan bantuan dan izin Allah. Setelah melakukan operasi yang menguras tenaga nya yang baru ia selesaikan setelah empat jam lamanya, karena pasien merupakan seorang ibu dengan penyakit komplikasi pada tulang punggungnya, ditambah bahwa ia telah mengandung sekitar 8 bulan, namun sungguh Allah Maha Mengetahui, apa yang akan terjadi pada hambanya. Dengan perasaan yang lega, Nadia berniat memberitahukan ceritanya ini pada suaminya, mengingat pernikahannya telah berjalan selama seminggu, namun masih terlihat kaku antara dia dan Alif. Sedikit cerita mungkin akan membantu hubungan mereka, batin Nadia.

"Assalamualaikum Mas"

"waalaikumsalam, bagaimana operasinya lancar?

"Alhamdulillah Mas, inshaAllah aku akan menceritakanya saat dirumah nanti"

Wanita Yang Di Rindukan Surga (SELESAI)Where stories live. Discover now